Single Mom: Chapter 17

16.9K 1K 37
                                    

Senang banyak yang baca, lebih senang lagi kalau yang kasih vote juga banyak ehe....
.
.
.
Kalau ada typo tolong kasih tau ya😊
.
.
.

Vote dulu yuk sebelum lanjut baca
.
.
.
.

Airin memperbaiki hijabnya sebelum keluar dari mobilnya. Ia ada janji ingin bertemu kedua calon suami sahabatnya, tentu saja Nadine dan Tasya ikut. Mereka ingin memperkenalkan calon suami mereka padanya, meski sudah bertemu saat papanya meninggal mereka belum sempat berkenalan. Airin hanya sendirian, kedua anaknya tidak ingin ikut.

Setelah dirasa rapi, Airin keluar dari mobilnya dan melangkah memasuki kafe. Ini pertama kalinya ia keluar malam setelah pulang ke Surabaya, sebelumnya ia tidak pernah keluar malam. Jangankan keluar malam, keluar saat siang pun dia belum pernah, keluar jalan-jalan.

"Kalian sudah lama?" tanya Airin. Ternyata mereka sudah sampai.

"Gak, baru lima belas menit," jawab Nadine.

"Kok si kembar gak diajak sih?" tanya Tasya.

"Mereka gak mau ikut."

"Padahal gue pengen ketemu mereka. Eh, kenalan dulu, nih Mas Nathan calon gue, itu Mas Adam calon Tasya."

"Aku Airin, Mas. Maaf sebelumnya kita belum sempat kenalan waktu itu."

"Gapapa, kami paham kondisinya kok," ucap Adam.

"Terima kasih sudah datang, bahkan ikut ke makam," ucap Airin. "Jadi, sudah ditentukan kapan nikahnya?" tanyanya.

"Sudah, kami sudah merencanakannya. Gue yang duluan, dua Minggu setelah gue, baru Tasya. Rencananya bulan depan, tanggal satu," jawab Nadine.

"Gue masih ada di sini."

"Kapan kamu pulang?"

"Gak tau ... gue disuruh ngambil alih perusahaan papa. Kalau gue setuju, gue bakalan menetap di sini." Nadine dan Tasya senang mendengar ucapan Airin.

"Beneran?! Gue doain semoga lo setuju deh! Jujur, gue pengen banget lo tinggal di sini lagi, kita bakalan sering ketemu. Kalau Lo di sana ... gue yakin kita jarang bertemu."

"Aku juga pengennya kamu di sini aja, Rin. Sudah cukup empat tahun kita terpisah dan gak ketemu," sambung Tasya.

"Gue bingung. Ini minuman gue?" Airin menatap minuman yang ada di depannya.

"Iya, buat Lo."

"Alololo ... thanks ya." Airin mengambil minumannya lalu meminumnya. "Gimana persiapannya? Ada yang bisa gue bantu?"

"Semua sudah beres kok, lo tenang aja. Kami aja santai, sebagian diurus orang tua dan keluarga hahaha ..."

"Pantesan santai. Acaranya di mana? Rumah kan?"

"Kalau gue nikah di rumah, resepsinya di hotel punya Mas Nathan. Tasya akad dan resepsi di rumah."

"Enak kalau punya hotel sendiri, gak keluar uang buat bayar. Mas Adam kerja apa?"

"Saya dokter, satu rumah sakit dengan kak Nanda," jawab pria itu.

"Mas Adam dokter di rumah sakit keluarga kamu, Rin."

"Oalah ... tapi gak pernah ketemu. Dokter baru?"

"Iya, baru dua tahun kerja di sana."

"Ah, pantas baru tau. Dulu sering ke sana, sekarang sudah empat tahun lebih gak ke rumah sakit."

"Iyalah, lo kan baru keluar dari persembunyian," ucap Nadine.

Airin terkekeh. "Iya juga ya?" ucapnya. "Mas Nathan? Selain sibuk ngurus hotel apalagi?"

Airin, Single Mom (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang