Weekend telah tiba, libur kali ini Airin gunakan waktunya di rumah saja. Sebenarnya ia ingin mengajak si kembar jalan-jalan, tapi malas keluar, ia juga capek dan ingin istirahat saja.
Tanpa terasa sudah dua Minggu ia menjadi CEO di perusahaan papanya, meski begitu Airin tetap memprioritaskan si kembar di atas segalanya. Aktivitasnya setiap pagi tidak berubah, masih sama saat mereka tinggal di Banjarmasin.
Selain sibuk di perusahaan, Airin juga sibuk mengurus toko cokelat yang baru satu Minggu lalu buka. Keinginannya yang ingin memiliki toko cokelat akhirnya tercapai dan semua berjalan dengan lancar. Ia mempunyai tiga karyawan yang membantunya di toko.
"Huwa ... Bunda .... Abang jahat! pala Balbie Aela copot hiks ..." adu Aera menghampiri sang bunda yang sedang nonton TV bersama Zoya.
"Sini bunda perbaiki," ucap Airin.
"Malahin Abang, Bun ... kacian pala balbienya copot hiks ... maafin Aela ya balbie ndak cempat celamatkan balbie." Ucapan Aera berhasil membuat Zoya dan Airin tertawa mendengarnya.
"Alololo ... Kasian Barbie kesayangan cucu nenek. Masih bisa diperbaiki kok, Sayang," ucap Zoya mengusap pipi Aera yang basah karena air mata.
"Hiks ... Abang jahat."
"Nanti bunda marahin Abang kamu itu." Airin langsung mencoba memasang kepala barbie .
Di rumah itu hanya ada Airin, Zoya, si kembar, Azizah dan asisten rumah tangga. Amelia dan Adel sedang pergi keluar, sementara kakak-kakaknya yang lain ada di rumah mereka masing-masing. Airin tidak berniat tinggal di rumah yang berbeda, Zoya pun tidak mengizinkannya, ia ingin anaknya menemaninya dan tinggal bersamanya.
"Nah, Barbie sudah punya kepala lagi," ucap Airin memberikan barbie itu pada sang pemiliknya.
"Jangan lupa malahin Abang ya, Bunda ..."
"Iya, Sayang. Nanti bunda marahin. Dah, sana kembali main."
"Aela mau main cendili caja!" ucap Aera pergi meninggalkan living room.
"Temannya meninggal?" tanya Zoya menatap layar televisi.
"He'em, tapi sebenarnya gak meninggal sih. Yang meninggal itu orang yang sangat mirip dengannya," jawab Airin.
"Ck, kok malah dikasih tau! Gak seru kalau gitu." Airin terkekeh mendengar ucapan bundanya itu.
"Aku sudah dua kali nonton drama ini."
"Terus kalau itu bukan dia, dia kemana?"
"Pergi dari Korea. Nyawanya terancam, padahal harusnya dia yang meninggal, tapi si pembunuh itu malah membunuh wanita yang mirip dia. Katanya tadi gak seru kalau aku kasih tau, kenapa malah bertanya?"
"Bunda kan penasaran," sahut Zoya. "Kasian temannya itu, kehilangan sahabatnya."
"Nanti cewek yang pura-pura meninggal itu memakai nama sahabatnya itu, dia tinggal di luar negeri dengan identitasnya," ucap Airin lagi. "Endingnya mereka bertemu ... tapi si cewek itu masuk penjara."
"Malah diceritain endingnya."
"Tapi jalan ceritanya seru loh, Bun. Apalagi ada misterinya. Dah, nikmatin aja."
"BUNDA ... AELA NAKAL!" ucap Aiden berteriak kencang sambil mengejar Aera.
"Tolong Aela ... Bunda ... Aela dikejal monctel ... Aaa ..." Aera berlari menghindari sang Abang.
"Jangan lari-lari!" tegur Airin.
"Aela ambil lobot Abang!"
"Abang tadi melucak balbie Aela!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Airin, Single Mom (End)
Novela JuvenilTiga hari setelah resmi bercerai, Airin baru tahu bahwa dirinya tengah hamil. Ia merahasiakan kehamilannya dan memilih mengasingkan diri tinggal di sebuah villa yang ada di hutan Kalimantan Selatan. Di sana Airin memulai kehidupan barunya bersama a...