Assalamu'alaikum ... Yeay, bertemu di cerita baru saya lagi 🤓 sebelum lanjut baca ini saya sarankan untuk membaca cerita "Pernikahan Singkat" lebih dulu. Karena ini kelanjutan kisah Airin dan kehidupan baru Airin.
Seluruh alur cerita ini murni dari pikiran saya sendiri! Mohon maaf jika terdapat kesamaan alur, tokoh, kejadian dan lainnya. Cerita ini benar-benar dari ide sendiri.
Mohon kritik dan sarannya ya! jangan lupa, dukungannya juga supaya saya semangat nulisnya. Vote-vote dan komentar kalian itu salah satu suntikan semangat untuk saya.
Selamat membaca ....
***
Di sebuah hutan tepatnya tidak jauh dari penduduk desa, ada sebuah villa mewah yang dijaga ketat oleh enam bodyguard. Pemilik villa itu adalah seorang wanita cantik berusia dua puluh enam tahun, ia tinggal bersama dua anaknya dan empat asisten rumah tangga yang menemaninya. Dia adalah Airin, seorang janda cantik.
Tinggal di hutan bukanlah hal yang menakutkan baginya, malah ia merasa nyaman dan tenang karena jauh dari suara bising kendaraan-kendaraan. Tidak ada tetangga yang suka nyinyir dan tidak ada suara ribut-ribut. Intinya ia merasa nyaman tinggal di tengah hutan tanpa tetangga.
"Jangan belicik, nanti bunda ke cini." Airin yang sedang berkutat dengan pekerjaannya seketika menghentikan kegiatan saat mendengar suara putrinya yang ternyata belum tidur. Ia langsung bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar kedua anaknya.
Ceklek
"Kenapa belum tidur?!" tanya Airin menatap kedua anaknya yang terkejut melihatnya berdiri di depan pintu kamar.
"Tuh kan, Abang cih bicala kelac-kelac, jadi ketahuan," ucap putrinya.
"Sudah malam, kenapa masih belum tidur? Bunda tadi nyuruh apa?"
"Pelgi ke kamal, telus tidul," jawab putranya.
"Terus, kenapa gak tidur juga?" tanya Airin lagi.
"Iya, kami akan tidul."
"Beresin mainannya, naik ke kasur terus tidur! Dalam hitungan ketiga kalau mainannya gak beres bunda gak ngajak kalian ke pabrik besok. Satu ..."
Kedua anak kembar itu langsung bergegas memasukan mainan mereka kedalam box mainan. Kalau bundanya marah bisa berubah menjadi seperti macan.
"Dua ..."
"Ayo cepat, Bang! Ayo Abang ... Ayo Abang ... Macuk Bang." Si gadis kecil itu berhenti memasukkan mainannya dan malah menonton abangnya yang sibuk sendiri.
Bukannya marah, Airin terkekeh gemes melihat tingkah putrinya. Ia mendekatinya lalu mengangkat tubuh mungil itu dan membaringkannya di atas ranjang.
"Aaa Bunda ... Aela kaget ih!"
"Bunda ... Bunda ... Abang juga mau!" ucap putranya sambil merentangkan tangannya meminta sang bunda mengangkatnya.
Airin langsung menurutinya dan membaringkan tubuh putranya di samping putrinya. "Sekarang kalian harus tidur! ini sudah jam sembilan."
"Bunda temenin," pinta putrinya.
Airin memposisikan dirinya ditengah-tengah kedua anaknya. Mereka langsung memeluk sang bunda.
"Bunda, itu cuala apa?" Aera mendongak menatap sang bunda.
"Itu suara anjing, dia lagi nyari anak-anak yang belum tidur," jawab Airin seketika membuat kedua anaknya takut.
"K-kenapa dia cali anak-anak belum tidul?" tanya putranya.
"Dia kelaparan dan pengen makan anak-anak yang nakal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Airin, Single Mom (End)
Fiksi RemajaTiga hari setelah resmi bercerai, Airin baru tahu bahwa dirinya tengah hamil. Ia merahasiakan kehamilannya dan memilih mengasingkan diri tinggal di sebuah villa yang ada di hutan Kalimantan Selatan. Di sana Airin memulai kehidupan barunya bersama a...