39.

3.2K 164 14
                                    

Happy reading ✨









Ten berdiri di depan gerbang menunggu papinya menjemputnya, ia sudah mencari Johnny tadi tapi pria itu tidak kelihatan. Sepertinya Johnny tidak datang ke sekolah, mobilnya bahkan tidak terlihat di parkiran. Ten celingukan menunggu mobil papinya.

"Ck. Lama banget sih" Ten mendumel kesal.

Tiba-tiba sebuah motor berhenti di depannya. Pria itu membuka helmnya dan tersenyum pada Ten.

"Hai. Belum di jemput?" Tanya pria itu.

Ten tidak menanggapi, ia membuang pandangannya.

"Mau gue anter?"

"Ten" panggilnya lagi.

"Ya?"

"Mau gue anter?"

"Enggak. Makasih" jawab Ten cuek.

Eric turun dari motornya, ia mendekati Ten. Pria mungil itu langsung mundur menjauhi Eric.

"Kenapa mundur?"

Ten menggeleng.

"Lo menghindari gue?"

"Enggak"

"Gue salah apa sama Lo? Lo marah karna masalah kemarin?"

Ten tidak menjawab.

"Kalo emang karna itu, oke gue minta maaf. Lupain aja soal kemarin. Tapi please jangan jauhi gue Ten"

Ten menghela nafas, ia bingung harus bagaimana lagi. Sepertinya Eric tidak mau mengerti keadaannya sekarang. Ten ingin menjauh dari Eric agar pemuda itu tidak semakin menyukainya, juga Ten ingin menjaga perasaan Johnny. Ia ingin hubungannya dengan Johnny kembali membaik. Jika Johnny tau ia mengobrol dengan Eric, entah apa yang akan terjadi.

"Ric. Maaf banget. Kita udah nggak bisa kayak dulu lagi. Kita masih bisa kok temenan, tapi gue minta Lo lupain perasaan Lo, bersikap selayaknya teman aja" ucap Ten lembut.

"Gue nggak bisa Ten. Perasaan gue ke elo udah besar banget"

"Tapi gue nggak ada rasa sama Lo Ric"

Sakit. Itu lah yang Eric rasakan, lagi dan lagi ia terus mendapatkan penolakan dari Ten. Cintanya yang begitu besar tidak terlihat sedikitpun di mata Ten. Eric sudah maju terlalu jauh jadi ia tidak ingin mundur, meski apapun kenyataan yang telah ia ketahui. Eric ingin egois, ia akan berusaha untuk mendapatkan yang seharusnya menjadi miliknya.

"Gue bakal buat Lo suka sama gue. Kasih gue kesempatan Ten. please" suara Eric terdengar seperti putus asa.

"Nggak bisa" Ten menunduk. Sebenarnya ia tidak ingin terus-terusan menyakiti Eric karena penolakannya, tetap pria itu begitu bersikeras untuk tetap mendapatkannya.

"Kenapa?" Suara Eric berubah menjadi datar.

"Karena kepsek sialan itu?"

Ten tetap menunduk tak berani menatap Eric.

"Apa yang dia kasih sama Lo sampe-sampe Lo berani ngejual diri lo buat bajingan itu?"

Ten terkejut. Apa yang Eric katakan?

"Maksud Lo apa?" Tanya Ten menatap Eric.

"Lo hamil kan?"

Deg.

MY SEXY STUDENT (johnten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang