07.

5.2K 266 0
                                        

Happy reading ✨










Seminggu setelah kejadian Ten yang diantar Johnny pulang, hubungan keduanya menjadi baik, ya meskipun Ten masih sering kesal karna Johnny yang selalu menggodanya, tapi Ten tetap senang.

Jam istirahat Ten tetap berada di dalam kelasnya, ia tidak pergi ke kantin karna ia membawa bekal yang di sediakan maminya selama seminggu ini.


"Ten, di panggil pak Johnny tuh di suruh Dateng ke kantor katanya" ucap salah seorang siswi dari kelas lain.

"Ohh iya, makasih ya" ucap Ten.

Ia menutup bekal makannya dan bergegas menemui Johnny ke kantornya.




Tok...tok...tok

"Masuk" seru seseorang dari dalam ruangan tersebut.

Ten masuk kedalam, dan duduk di hadapan Johnny.

"Ada apa pak?"

"Uang sekolah kamu belum di bayar?" Tanya Johnny lembut.

Ten bingung dengan pertanyaan Johnny, apa papinya juga lupa membayar uang sekolahnya? Pikir Ten.

"Belum di bayar ya pak? Mmm mungkin papi saya lupa pak, ntar saya ingetin deh"

"Oke, jangan lupa sampaikan ya, karena pihak administrasi sudah melapor pada saya" jelas Johnny.

"B-baik pak"

"Kamu boleh kembali ke kelas"

Ten berdiri dan meninggalkan ruangan Johnny. Ia berpikir sepanjang perjalanan menuju kelasnya. Kenapa papinya lupa membayar uang sekolah, padahal biasanya selalu tepat waktu, papinya juga tidak pernah memberi Ten uang jajan lagi, ia hanya mendapat dua puluh ribu dari Yoona, itu pun ia gunakan untuk naik bus karena papinya yang katanya sibuk sampai tak sempat menjemputnya.



***



Siang ini Ten menonton TV bersama Yoona. Ia teringat uang sekolahnya yang belum di bayar.

"Mi, uang sekolah aku belum di bayar ya?" Tanya Ten.

Yoona gelagapan, apa yang harus ia katakan pada Ten, suaminya sedang dalam masa sulit untuk membangun kembali perusahaannya.

"E-emangnya belum ya? CK. Pasti papi lupa"

"Sebenarnya ada apa sih mi? Papi nggak pernah loh lupa bayar uang sekolah aku?" Tanya Ten penasaran.

"Nggak ada apa-apa sayang, papi lagi banyak kerjaan aja makanya sering lupa"

Ten tak bertanya lagi, ia kembali fokus menonton tv.




















Pukul 23.00

Donghae baru pulang dari kantornya. Wajahnya terlihat sedikit sumringah. Yoona menyambut suaminya.

"Gimana hari ini?" Tanya Yoona lembut.

Donghae duduk di sofa dan menepuk tempat kosong di sebelahnya mengisyaratkan Yoona untuk duduk di sebelahnya.

"Aku udah dapet orang yang mau membantu perusahaan kita, mereka dari perusahaan ternama di kota ini sayang" jelas Donghae senang. Yoona juga ikut senang mendengar itu setelah beberapa waktu suaminya itu selalu pulang dengan wajah kusut hari ini ia melihat kembali senyum suaminya itu.

"Tapii_" Donghae menggantung kalimatnya.

"Kenapa?" Tanya Yoona penasaran.

"Aku... jodohin Ten sama anak pemilik perusahaan itu" ucap Donghae ragu.

"Hah? Kamu kok gitu sih, Ten masih terlalu kecil buat di jodohin. Kenapa kamu pake anak kita buat naikin perusahaan kamu?" Ucap Yoona kecewa.

"Sayang tenang dulu, cuma ini jalan satu-satunya lagian aku juga nggak sembarang kok milih orang, aku udah ketemu sama anaknya langsung, orangnya baik kok kita bisa percaya " jelas Donghae.

"Sejauh mana kalian bahas perjodohan ini?" Tanya Yoona.

"Kita udah bahas tanggal pernikahannya, dia mau pernikahannya secepatnya dilangsungkan "

Yoona terkejut, ia tidak mengerti jalan pikir suaminya ini yang begitu saja merelakan anak semata wayang mereka pada orang lain.

"Tapi Ten masih sekolah, gimana sekolahnya? Ten juga belum tentu setuju kan?"

"Mereka bakal urus sekolah Ten, anak kita masih tetap bisa sekolah kok, Ten nggak perlu tau dia pasti bakal sedih kalo tau soal ini" Donghae tidak tega sebenarnya, tapi ia juga tidak tega jika anak dan istrinya harus hidup dalam kesusahan. Ia yakin pria itu bisa membahagiakan anaknya.






"PAPI JAHAT HIKS"

Yoona dan Donghae terkejut, mereka menoleh kebelakang dan terlihatlah Ten yang sudah di banjiri air mata. Apakah Ten mendengar pembicaraan mereka?

"Papi tega jadiin Ten tumbal buat perusahaan papi hiks papi jahat hiks"

Donghae berdiri menghampiri Ten.

"Sayang, ini semua demi kebahagiaan kamu" bujuknya.

"Ini bukan buat kebahagiaan aku tapi kebahagiaan papi hiks"

"Ten.."

"Pokoknya aku nggak mau di jodohin, kalian jahat hiks"

Ten berlari kembali naik ke kamarnya, ia membanting pintu kamarnya kuat.




Tadi Ten haus dan berniat untuk mengambil air ke bawah karna stok air yang biasa Yoona sediakan di kamarnya sudah habis. Ia melihat papi dan maminya sedang berbicara, tadinya Ten tidak memperdulikan itu tapi telinganya mendengar kata perjodohan dari mulut papinya, ia melanjutkan mendengar pembicaraan orang tuanya sampai tuntas. Ten merasa sedih karena papinya dengan teganya menjodohkannya demi menaikkan kembali perusahaannya? Persetan dengan perjodohan, Ten merasa seperti di jual.

"Hiks jahat, Ten benci papi hikss" Ten menyembunyikan dirinya di dalam selimut, ia menumpahkan tangisnya sepanjang malam.



















Segini dulu ya guys, terima kasih buat kalian yang udah nunggu dan kasih dukungan buat cerita aku. Ntar selesai UAS diusahain sering update.

TBC
Jangan lupa vote, komen
Terima kasih

MY SEXY STUDENT (johnten)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang