Bab 5

9.2K 174 0
                                    

Gadis berambut panjang agak pirang nan cantik itu berjalan menuju lorong kecil rumah mewah itu. Walaupun nyoya Ambar sudah menganggap Wina sebagai anak sendiri. Gadis itu tidak akan masuk ke rumah melalui ruang tamu.

Wina tau akan sopan santun dan etika, ibunya selalu mengajarinya sedari kecil. Bagaimana menjaga sopan santun di rumah orang ,di mana saja ataupun ke orang lain. Baik orangtua ataupun muda.

Di sudut lorong itu terdapat kamar ibunya, Wina pun mengintip mana tau ibunya sedang di dalam kamar. Setelah membuka pintu kamar dengan pelan ternyata ibunya tidak ada.

Wina pun mendengkus" Pasti ibu ku lagi di dapur ". Gadis itu pun berjalan dengan pelan ke arah dapur. Ternyata benar, cuma berjarak beberapa meter terlihat punggung lebar ibunya membelakangi Wina.

Wina pun bersiap siap mengagetkan ibunya, wanita berusia pertengahan 40 itu sedang sibuk mengiris ngiris bawang. Wina pun mengasih kode dengan telunjuknya ke mbak nining dan mbak narsih.

" Sssst " Wina berjalan pelan seperti pencuri dan mendekati ibunya.

Mereka tersenyum melihat tingkah polah gadis cantik itu. Mereka pura pura tidak tau kalau Wina ada di belakang ibunya.

" Bba.....". Wina menepuk punggung ibunya dengan agak keras. Ibunya kaget kemudian membalikkan badan, melihat siapa yang telah menepuk punggungnya barusan.

"Astaghfirullah, ya Allah. Wina kamu ngagetin ibu saja, jantung ibu hampir copot tau. Kamu ini ada ada aja Wina!! ". Seru ibunya sambil menepuk pinggul padat Wina dengan pelan.

Wina pun tertawa pelan sambil menutup mulutnya, gadis itu merasa puas dengan caranya mengejutkan ibunya.

" Kami sudah tau mbak kalau neng Wina akan mengagetkan mbak Asih, cuma kami pura pura nggak tau ". Ujar mbak nining sambil tersenyum

Mereka pun tertawa, Wina dan ibunya pun berpelukan. Melepaskan rindu satu sama lain. Mata ibunya berkaca kaca, sudah 5 bulan ini tidak pernah bertemu dengan Wina. Mereka hanya berkomunikasi melalui telephone saja.

" Bagaimana nilai mu nak.. Apa lebih meningkat dari semester kemaren? ". Tanya ibunya sambil membelai rambut panjang anak gadisnya. Memperhatikan wajah putrinya yang semakin cantik, dan badan yang sudah terbentuk indah.

Wina jauh lebih tinggi dari ibunya, ibunya harus mendongak ke atas untuk bisa melihat wajah cantik putrinya.

Ada tersirat wajah memelas dari Wina, seperti ingin meyembunyikan sesuatu. Kemudian menundukkan wajahnya, seperti meyembunyikan sesuatu.

" Ada apa nak" Tanya ibunya penasaran ingin penjelasan dari Wina.

"Nilai Wina jelek semua bu, Wina rasa nggak bisa untuk lulus di perguruan tinggi negeri nanti nya. Wina harus gimana bu? " Bu Asih memperhatikan wajah memelas putrinya. Seperti Ada nada kebohongan di ucapan putrinya.

"Kamu bohong ya, ibu tau kalau kamu bohong". Bu Asih pun membalikkan badannya, dia tau Wina pasti membohonginya.

Wina pun tidak bisa menahan diri nya untuk tidak tertawa, dia tidak bisa bohong lagi. Sampai disini sudah permainannya untuk memberikan kejutan kepada wanita kesayangannya ini.

" Iya bu Wina bohong, Alhamdulillah nilai Wina bagus semua, di sekolah Wina peringkat 3 bu. Wina pun memeluk ibunya dari belakang, menumpahkan rasa sayang nya pada wanita itu.

"Sudah sudah, mandi dulu lah. Habis itu makan, isi perut dulu.. Ibu mau masak , mungkin tidak lama lagi tuan Rey akan datang. Kalau sudah selesai temui nyonya Ambar ya. Nyonya Ambar sudah sering kali menanyakan kapan kamu akan pulang". Ibunya berbicara sambil melakukan perkerjaannya, membuat masakan yang paling di sukai tuan Rey. Itulah pesan nyonya Ambar kepadanya.

"Iya bu, Wina mandi dulu ya. Wina sayang ibu" Wina pun mengecup pipi ibunya, kemudian berlalu begitu saja dari dapur menuju kamar mereka.

"Anak ini". Bu Asih menggeleng - gelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah polah anak gadisnya.

Gadis yang selalu memberikan keceriaan di kehidupan bi Asih selama ini, "Seandainya dia tau ". Bi Asih pun tertunduk dengan layu. Memikirkan seandainya kenyataan itu terkuak....

*****

Rey putra Wicaksono berjalan menuju keluar bandara sambil menenteng kopernya.Pandangannya lurus ke depan tanpa menoleh ke kanan ataupun kiri.

Wanita dan laki laki melihat nya tanpa berkedip dan mereka pun berbisik satu sama lain, melihat laki laki ganteng yang sangat tampan melewati mereka.

Rey sudah terbiasa di perhatikan di mana pun, mungkin karena wajahnya campuran dari papa nya yang gagah dan ibunya yang sangat cantik. Di tambah lagi postur badannya yang tinggi dan atletis bisa membuat para wanita akan menganga dan menitikkan air liurnya.

Apalagi kehidupan nya yang sudah lama tinggal di luar negeri, yang membuat penampilannya sudah terbiasa fashionable.

Laki laki Bercelana jeans dan kaus hitam itu memandang sekelilingnya. Memperhatikan sekitarnya dimana pak Jono supir keluarganya berada.

Dia pun melihat jam di telepon selulernya, ternyata sudah jam malam waktu Indonesia.

Seharian sudah perjalanan yang di tempuh Rey, sungguh dia tidak akan berlama lama di negara ini. Negara yang tidak bisa membuatnya betah untuk tinggal.......

BERSAMBUNG





MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang