Bab 12

7.5K 171 2
                                    

Nanti cerita ini akan ku revisi ya, setelah aku baca bab 1 sampai 11. Ternyata ceritanya rada rada garing gitu,mungkin penempatan katanya belum terlalu pas. Maklum aja , aku masih baru di sini.. Sekarang aku lanjut nulis bab 12 dulu ya.

__________


Mobil melaju dengan kecepatan sedang, dari tadi nyonya Ambar dan Wina sibuk bercengkrama dengan sangat serius. Kadang tertawa, kadang tersenyum, kadang dengan mimik wajah serius.

Rey merasa geli melihat kedua perempuan yang duduk di belakangnya itu. Dia seperti sopir yang tidak ada harganya, mereka mengacuhkannya dan tidak mengajak Rey berbicara. Dia merasa seperti anak terlantar. Entah siapa yang anak kandung keluarga Wicaksono, Rey sangat kesal dengan mama nya.

Rey melihat dari kaca mobil depannya, melihat gadis itu dari depan. Gadis itu tertawa mendengar celoteh mamanya, dan apa yang dilakukan mamanya?? Mamanya membelai rambut Wina. Memperhatikan wajah Wina dan mendengar dengan seksama apa yang di ceritakan Wina. Astaga,Rey sebagai anak kandung mamanya saja tidak di perlakukan seperti itu.

Tit... Tit.. Rey merem mobil dan mengklakson mobil di depannya dengan sangat keras. Nyonya Ambar dan Wina sangat terkejut. Untung saja badan mereka tidak terpental ke depan.

"Rey, ada apa. Mama bisa jantungan gara gara kamu Rey, apa kamu mau mama mati sekarang!! " Nyonya Ambar berkata dengan sangat emosi, dia sangat marah dengan Rey.

"Orang dimobil depan bawa mobilnya bersenang senang ma. Dia tidak tau kalau aku sudah capek bawa mobil ini dari tadi". Rey melantangkan suaranya, ada nada sindiran di kata katanya. Matanya melihat lagi ke belakang, gadis itu juga melihat ke mata Rey. Dan Rey menatapnya dengan tajam.

" Kenapa tidak pakai pesawat saja ma, 6 jam perjalanan yang akan kita tempuh. Harusnya yang bawa mobil itu pak Jono saja, aku tak perlu capek capek bawa mobil ma. Lagian ngapain aku harus ikut". Rey berbicara dengan nada kesal dan ketus.

" Kalau pakai pesawat, kapan kita jalan bersama Rey. Yang pasti kamu nggak akan mau ikut mama, dan mama tidak bisa membawa Wina untuk menikmati perjalanan yang jauh ini. Iya kan Wina?? " Gadis itu tersenyum, Rey melihatnya. Terlihat jelas oleh Rey bagaimana mamanya menyayangi anak pembantu itu. Dikasih apa mamanya sampai sangat menyayangi gadis itu, Rey sangat geram kalau memikirkan itu.

Perjalanan ini juga hanya membuang buang tenaganya saja. Apalagi ia akan bertemu dengan papa nya, dan yang pasti papa nya akan merecokinya dengan banyak pernyataan dan pertanyaan.

Memberi petuah untuk melanjutkan perusahaannya atau menanyakan kapan akan memberikannya cucu. Dan tentu saja kalau mau punya anak ,Rey harus menikahi seorang perempuan kan.

_________

Mereka sudah tiba di hotel tempat mereka akan menginap, mereka keluar dari mobil sedan mewah itu. Nyonya Ambar keluar lebih dulu dari pintu mobil.

"Rey, mama pesan kamar ke dalam dulu ya. Bantuin Wina keluarin barang di bagasi, kasihan dia sendiri an saja bawa barang. Awas saja kalau kamu nggak mau". Nyonya Ambar mengancam Rey dengan kata katanya, ia pun keluar melenggang meninggalkan mereka berdua.

Lelaki itu menoleh ke kursi belakang, Wina terdiam dia juga memandang Rey. Dia memikirkan apa yang harus di lakukannya, membawa barang itu saja sendiri atau Rey akan mau membantunya juga seperti apa yang di katakan mamanya tadi.

" Tuan putri, keluarkan saja barang barang itu sendiri. Aku tidak akan membantu mu, dan ingat aku bukan pelayanmu!! ".

Wina terkesiap, Rey membentak nya. Dia segera keluar dari mobil dan mengeluarkan barang satu persatu. Tidak banyak hanya 1 koper nyonya Ambar, dan 1 ranselnya. Tidak terlalu berat untuknya , dia pun mulai berjalan untuk mengikuti nyonya Ambar ke dalam.

Dia segera menjauhi mobil, tak di sangkanya. Rey juga berjalan di samping kirinya, laki laki itu mengambil koper dari tangan Wina dan menarik dengan keras tangan gadis itu. Mereka pun berhadapan, reflek Wina mendongak ke muka Rey.

"Ingat, peristiwa kemaren Jagan sampai mamaku tahu. Kalau sampai tahu, akan ada ganjaran untukmu!!".

"I.. Iya tuan". Wina menunduk, takut dengan wajah menantang tuan Rey.

"Kamu duluan saja, nanti mamaku curiga. Kalau putri kesayangannya di apa apakan oleh ku".

Rey pun melepaskan tangan Wina, gadis itu berlalu pergi berjalan menuju nyonya Ambar di dalam hotel.

Rey melihat pergerakan nya menjauh dari nya, dia berjalan dengan cepat tanpa berpaling ke belakang. Rey memandang tubuhnya, gadis itu memakai celana levis, baju kaus dan sendal talinya. Rambutnya di ikat ekor kuda, rambut-rambut halusnya keluar dari ikatannya. Menambah kesan cantik gadis itu.

Pakaiannya pasti tidak barang keluaran merk terkenal.Tapi entah kenapa, apa yang di pakai nya sangat cocok dengan tubuhnya . Rey mengakui gadis itu memang sangat cantik, dan bentuk tubuhnya pasti semua lelaki akan menyukainya.

Tapi entah mengapa Rey tidak menyukainya, dan Rey juga tak habis pikir alasannya yang selalu ingin mengganggu gadis itu....

MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang