bab 26

5.8K 119 5
                                    

Maaf ya... Karena ada beberapa hal, aku jadi jarang update. Nanti aku usahakan update ceritaku yang lain ya ☺
.
.
.
Luna berjalan menghampiri Rey yang sedang berdiri di balkon apartemen memandangi hamparan gedung-gedung tinggi yang  terhampar luas di hadapannya. Gadis itu yang sedang memakai gaun tidur putih nya yang sexy memeluk  punggung tegap Rey yang tidak memakai atasan dari belakang. Dia sedikit agak berjinjit karena Rey cukup tinggi bagi Luna yang mempunyai tinggi 175 cm itu. Lalu mencium tengkuk rey dengan penuh cinta dan tersenyum dengan manis, hatinya merasa damai saat memeluk Rey seperti saat ini.

Sebenarnya Luna sangat mendambakan pelukan dari Rey,  tapi tidak apa-apa seperti ini. Dia akan mengambil hati Rey lagi, Luna yakin kalau Rey mungkin saja ada masalah yang telah membuatnya berubah seperti ini. Luna akan menanyakannya sebentar lagi, dia ingin memuaskan pelukannya dulu sampai hatinya sudah merasa puas memeluk Rey walaupun tidak ada balasan dari Rey. Tapi tidak apa-apa, Luna akan melunakkan hatinya dan berbicara pada Rey sebentar lagi. Ya sebentar lagi...

Dia semakin erat memeluk
Rey, dan inilah saatnya untuk bertanya.

"Rey... Aku akan berbicara padamu. " Luna melunakkan suaranya, namun suaranya sedikit agak bergetar karena sangat mendambakan Rey berbalik untuk memeluknya. Dia butuh Rey saat ini untuk memeluknya lagi.

"Ada apa ? " Rey tetap diam di tempatnya berdiri tanpa ada pergerakan nya sedikitpun untuk menghadap ataupun berbalik memeluk Luna.

"Apa kau masih mencintaiku Rey? " Luna  semakin menempelkan badannya pada punggung Rey, sambil memainkan jemarinya di dada kotak Rey. Jantung nya berdebar dan semakin kencang berdetak saat mengucapkan kata-kata nya barusan. Dia takut Rey akan marah padanya.

Tanpa diduga nya Rey berbalik dan berusaha melepaskan pelukan Luna dari tubuhnya. Rey menatap Luna dengan tajam, melihat Luna seperti seorang pencuri.

"Tentu saja aku mencintaimu Luna!! " Rey berlalu dari hadapan Luna dan berjalan ke dapur mengambil gelas dan menuangkan air minum ke dalam nya. Dia seperti sangat kehausan meneguk minumannya sampai habis tanpa sisa, dan menuangkan lagi air minumnya ke gelas dan mulai meneguknya kembali.

Sudut matanya memperhatikan Luna yang berjalan pelan  menghampiri nya. Rey tau kalau dia membentak Luna dengan sangat kasar, tapi dia juga tidak tau  bagaimana hatinya bisa seperti ini. Seperti ada masalah besar yang menghampiri nya, tapi dia tidak ada merasa ada masalah selama hidup di Inggris.  Hidupnya selama ini lancar saja, karirnya bagus dan pekerjaannya semakin membuatnya bersemangat untuk bekerja keras. Tapi entah lah....

"Rey... " Luna berharap Rey menoleh padanya dan melihatnya yang sudah meneteskan airmatanya. Mereka berjarak hanya 2 meter, namun Luna tidak sanggup untuk berjalan lebih dekat lagi menuju Rey. Dia takut Rey membentak nya lagi dan mengusirnya untuk menjauh dari hadapan Rey.

"Aku tidak ingin membahas ini lagi Luna, jangan menghampiri ku lagi. Aku ingin sendirian saat ini dan jangan pernah menanyakan hal ini lagi!!! " Rey berlalu meninggalkan Luna menuju kamarnya dan membanting pintunya dengan keras.  Beberapa hari ini mereka tidur terpisah, Rey memisahkan diri sejak mereka bertengkar di mobil saat Rey mengantarkan Luna ke kantor agencynya. Rey sangat marah saat itu, dia merasa tidak ada apa-apa yang terjadi antara dia dan Luna. Tapi Luna telah menuduhnya telah berubah sejak kepulangannya dari Indonesia.  Sebenarnya Luna tidak ada salah apapun, memang Rey merasa hatinya tidak menentu terhadap Luna. Rey sudah merasakan tidak ada getaran lagi saat Luna menjemput nya di Bandara.

Di sudut lain Luna terduduk dengan lemas sambil meneteskan air matanya dengan deras. Suaranya terisak, dia memukul dadanya. Hatinya sangat perih sekarang ini. Rey membentak nya lagi, dan ini sangat kasar. Luna sudah memastikan dengan sikap Rey padanya barusan kalau Rey tidak mencintanya lagi...

*

1 bulan kemudian setelah kepergian Rey dari kediaman Wicaksono..

"Woooaakk.. Wooooaakkk... " Wina memuntahkan makanannya lagi, perutnya terasa di obrak-abrik. Dan ini sangat melelahkannya. Hampir 1 minggu Wina seperti ini, selalu memuntahkan makanannya setelah selesai makan. Dia berasa tidak bertenaga lagi, tenaganya sudah habis. Dia serasa mau mati saja kalau seperti ini terus. Dan ini semakin parah dari hari sebelumnya

Di belakang ibunya mengurut punggungnya, Wina yakin kalau ibunya sangat khawatir. Sudah beberapa hari ini ibunya mengajaknya pergi ke rumah sakit saja. Ibunya tidak tega melihat Wina seperti ini terus. Wajahnya semakin pucat dan lemah. Wina tidak akan mau pergi ke rumah sakit, dia yakin sesuatu sudah mulai berkembang dalam perutnya.

"Ibu sudah bicara pada nyonya Ambar , dia akan membawamu ke rumah sakit sekarang. Ibu tidak ingin sesuatu terjadi padamu. "

Setelah perutnya terasa nyaman,  Wina membalikkan badannya dengan lemah.

"Aku rasa , aku baik-baik saja bu. Tidak perlu ke rumah sakit. Nanti akan sembuh sendiri bu. " Wina tetap  berusaha mengelak .

"Tubuhmu semakin lemah Wina,mungkin saja kamu keracunan makanan. Ibu tidak ingin melihatmu seperti ini, hanya kamu yang ibu punya di dunia ini. " Bu Asih mulai terisak, dia tidak ingin kehilangan Wina saat ini juga.

"Tapi bu.. "

"Bersiap-siap lah, pak Jono dan Nyonya Ambar sudah ada di depan. "

Wina tidak bisa membantah lagi, dia tidak ingin di bawa kerumah sakit. Tapi kalau sudah titah dari nyonya Ambar dia tidak bisa menolak lagi. Mudah-mudahan saja benar kata ibunya, mungkin saja dia keracunan makanan. Dia tidak ingin hal yang di takutkannya sudah berkembang dalam perutnya....
.
.
.

Siapa yang sudah tidak sabar menunggu Wina , ayo tunjuk tangan hehe 😄😄

MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang