bab 33

5.6K 131 4
                                    

Aku akan menyelesaikan novel ini dengan segera ya, ada 11 novel lain yang sedang menungguku. Follow aku ya biar aku tambah semangat nulisnya ☺☺
.
.
_____________

Setelah Wina di perbolehkan pulang sore ini, nyonya Ambar menyuruh Rey pulang bersama Wina dengan mobil sedan mewahnya yang baru saja di antar pak Jono. Nyonya Ambar dan ibu Wina pulang bersama pak Jono dengan mobil nya yang lain. Nyonya Ambar memaksa Rey pulang bersama Wina, sedangkan dia pulang bersama suaminya, bi Asih dan pak Jono yang menyupiri mereka. Menurutnya lebih baik Rey dan Wina berdua saja pulangnya tanpa ada gangguan dari mereka. Rey dan Wina akan lebih leluasa untuk berbicara tentang pernikahan mereka.

Sekarang mereka sedang dalam perjalanan pulang. Wina dengan sangat terpaksa mau tidak mau harus pulang dengan tuan  Rey. Ibunya juga memaksa untuk pulang dengan tuan Rey, terlihat jelas olehnya ibunya sangat muak dan marah dengan tuan Rey. Mungkin saja seandainya tidak segan dengan nyonya Ambar dan Tuan Wicaksono. Ibunya mungkin sudah memukuli tuan Rey.

Mobil melaju dengan pelan keluar dari gerbang rumah sakit, Wina duduk di samping Tuan Rey. Saat akan memasuki mobil, nyonya Ambar memaksa Wina duduk di samping Tuan Rey. Padahal Wina sudah membuka pintu samping kiri mobil bagian belakang.

Suasana terasa hening, Tuan Rey mengambil jalan agak jauh . Padahal jarak antara rumah sakit dan rumah nya cukup dekat. Wina yakin jika tuan Rey pasti akan mengatakan sesuatu padanya. Terlihat juga di wajahnya yang terlihat seperti orang yang akan marah. Wina hanya melihat sekilas tanpa di sengaja nya. 

Hatinya berdebar tak karuan, entah karena takut atau apa. Mudah-mudahan saja tuan Rey tidak memarahinya lagi. Selama di rumah sakit Wina jauh lebih membaik, walaupun perutnya masih terasa agak mual. Badannya juga sedikit mendingan, walaupun masih terasa lesu. Kata dokter kandungan tadi mual muntah nya mungkin belum hilang 100 persen walaupun sudah memakan obatnya.

Dan saat ini dia merasakan lagi, perutnya terasa mual. Entah karena melihat kemacetan kota Jakarta, entah karena ketakutan duduk dan berdekatan dengan tuan Rey atau mungkin karena hormon kehamilannya.

Perutnya serasa di putar, dia biasanya tidak pernah mencoba mabuk darat. Pergi jauh kemana pun Wina merasakan perutnya aman-aman saja. Ini baru beberapa menit keluar dari gerbang rumah sakit. Wina tidak tahan lagi dia harus menyuruh tuan Rey untuk berhenti. Tapi tidak mungkin, di dekat sini area di larang berhenti. Wina tidak tahan lagi , dia harus menghentikan tuan Rey sekarang juga. Isi perutnya sudah naik ke tenggorokannya. Air liurnya terasa lain, padahal sebelum keluar rumah sakit tadi wina sudah meminum obat mual muntahnya. Makannya pun juga sudah agak lahap.

"Tuan Rey, a..aku mau muntah.  Cepat berhenti!! " Wina memegang bahu Rey, mengejutkannya agar segera berhenti. Dia tidak mungkin memuntahkan isi perutnya di dalam mobil mewah ini, bisa-bisa tuan Rey akan semakin marah padanya jika mobil sedan mewahnya kotor gara-gara Wina.

Dengan cepat Rey mengambil kantong yang ada di dashboard mobilnya. Tadi Rey melihatnya saat melihat isi mobilnya.

Wina pun memuntahkan isi perutnya ke dalam kantong plastik yang di berikan Rey. Setelah Wina selesai dia mengikat kantong plastik , kemudian mengambil tisu untuk melap mata dan bibirnya yang sedikit basah.

"Tuan Rey, ini di buang kemana? " Wina masih memegang kantong plastik yang masih di pegangnya.  Rey pun memarkirkan mobilnya dekat taman.

Setelah mobil berhenti, Wina membuka pintu mobil dan berjalan ke tempat sampah yang ada di depannya. Kemudian ia mendudukkan pantatnya di kursi yang ada di dekat tong sampah. Ia mencari udara segar dulu untuk menyegarkan perutnya, Wina tampak mengelus -elus perutnya sambil mengernyitkan mukanya. Dia tampak sangat letih, dia semakin cemas. Dia takut akan muntah- muntah lagi saat sudah berada di rumah nanti.

Tanpa di sadarinya Rey memperhatikan pergerakannya dari keluar dari mobil , apalagi saat Wina mengelus perutnya. Gadis yang memakai gaun selutut nya itu menarik perhatian Rey lagi. Rey merasakan sesuatu di balik dadanya, dia merasakan debaran yang terasa seperti orang yang jatuh cinta. Sebenarnya saat mencengkram dagu dan memarahi Wina pagi tadi di kamar rumah sakit tempatnya berbaring. Rey merasakan perlakuannya terhadap gadis itu salah. Gadis itu hanya menyerah dan menatap Rey dengan wajah pias nya dan ia terlihat pasrah. Saat itu ada dorongan dari dalam hati Rey yang ingin menciumnya, ia merasa rindu tapi itu tidak mungkin. Rey tetap menyangkal apa yang ada dalam hatinya. Apalagi saat ia menyuruh menggugurkan kandungan Wina, kata-kata nya itu terasa sangat bertolak belakang dengan isi hatinya.

Dan alangkah terkejutnya Rey saat dokter mengatakan janin yang di kandung Wina ternyata kembar. Perasaannya terasa campur aduk, entah marah atau terharu. Apalagi melihat kedua orangtuanya berpelukan kegirangan saat tau janin yang di kandung gadis itu kembar. Mungkin saja ia terharu, Rey merasakan hatinya saat ini bukan dirinya yang biasa. Sebelumnya ia tidak ingin terikat pernikahan dan mempunyai anak, tapi apa yang di rasakannya saat ini jauh berbeda dari prinsip dan keteguhan hatinya yang dulu.

Apakah Wina telah merebut hatinya? Rey juga tidak tau, dia memang merasakan hal yang ganjil saat pertama kali bertemu Wina di masa remaja gadis itu sekarang. Ingatannya selalu pada gadis itu, kecantikan dan kelembutan wajahnya membuat Rey tidak bisa melupakan nya. Hari-hari nya selama kembali ke Inggris terasa hampa, walaupun Luna selalu mendekatinya dan mengambil hatinya.

Dia juga tidak habis pikir , bagaimana dia merasakan hal aneh pada seorang gadis yang masih berumur 18 tahun? Rey sendiri sudah berumur 32 tahun. Rasanya tidak mungkin kalau ia menyukai gadis yang baru mendapatkan KTP nya itu. Tapi dia memang merasakan ketertarikan yang luar biasa pada gadis itu.

Wina pun mulai berdiri dari duduknya perutnya terasa sudah agak baikan. Dia pun berjalan  mendekati mobil, kemudian masuk ke dalam mobil. Mobil pun mulai berjalan meninggalkan taman, gadis itu duduk dengan canggung. Kepalanya menyandar dan menghadap ke jalanan sebelah kirinya, baju bawahnya tersingkap sedikit. Menampilkan lutut dan kaki indahnya yang membuat Rey merasakan gejolak membara yang sulit untuk di tahannya. Dia akan membawa gadis itu ke hotel sekarang juga, dia tidak tahan lagi. Rey akan mencecap lagi rasa tubuh indah Wina dan menggaulinya sampai puas. Persetan dengan tubuh lemah Wina saat ini. Persetan juga dengan orang tua nya dan ibu Wina, Rey tidak peduli dengan mereka. Tekadnya sudah bulat untuk menuntaskan hasratnya saat ini juga, dan menikahi Wina sesampainya di kediaman Wicaksono nanti.....

**

Di waktu yang sama seorang gadis cantik  dengan gaya casual nya keluar dari Bandara. Dia sedang sibuk menelpon seseorang yang di percayanya. Dia sudah menyelidiki siapa yang akan di nikahi Rey. Detektif itu mengatakan kalau ibu gadis itu bernama Asih. Saat Luna melihat foto yang di sodorkan detektif nya itu. Luna tidak percaya akan bertemu lagi dengan pengasuh nya dulu. Orang yang sudah mencuri sesuatu yang sangat berharga bagi keluarga Atmajaya....
.
.
.
.

Si Wina ini memang hamil berat banget ya. Penasaran nggak kelanjutannya hehe 😅





MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang