Wina kecewa bukan main, dia sangat mengharapkan ibunya yang menjemput. Tapi sopir keluarga Wicaksono lah yang menjemput nya. Pak Jono laki laki yang kira kira sudah berumur sekitar 50 tahun itulah yang menjemput Wina.
Mobil pun mulai melaju ke luar gerbang sekolah, Wina melihat ke belakang. Mengenang saat saat dia sekolah di sini dulu.
Cepatnya waktu berlalu, sungguh Wina sangat merasa senang di sekolah ini. Nyonya Ambar tidak sia sia menyekolahkannya di sini, sekolah elite dan terpandang. Umumnya yang sekolah di sini anak anak orang kaya saja, tapi untung saja Wina tidak minder. Beberapa teman nya walaupun orang kaya tidak memandang Wina sebagai anak pembantu. Itulah yang di sukai Wina dari teman temannya.
Wina pun mengakui ke teman temannya kalau bu Ambar lah yang membiayainya sekolah di sekolah elite ini. Dan ibunya merupakan pembantu dirumah nyonya Ambar. Wina tidak akan malu mengakui ibunya bekerja sebagai pembantu kepada teman temannya.
Wina berjanji di dalam hatinya,jika sukses nanti akan membalas budi kepada nyonya Ambar .
"Semoga saja, aku akan menjadi orang yang sukses nantinya. " Gumam Wina dalam hatinya.
Pak jono melihat Wina dari kaca spionnya, " Neng Wina gimana nilainya, bagus atau gimana?. Biasanya setau bapak nilai sekolah nya bagus bagus ". Pak Jono menyetir mobilnya dengan santai, mungkin jarak dari sekolah Wina ke kediaman keluarga wicaksono. Akan menghabiskan waktu 1,5 jam perjalanan
Pak jono yang sudah mengabdi di keluarga Wicaksono selama lebih dari 20 tahun itu penasaran ingin menanyakan hasil lapor Wina. Se taunya Wina memang anak yang pintar, nilai nya selalu bagus.
" Alhamdulillah pak, nilaiku semuanya bagus. Tapi jangan bilang ibu dulu ya pak, aku ingin ngasih kejutan ke ibu. Aku bilang aja nilaiku tidak ada yang bagus ". Wina pun tersenyum membayangkan apa reaksi ibunya nanti.
" Wah, jangan neng. Kasihan ibunya, pasti kecewa dong kalau neng Wina bilang nilainya jelek semua".
"Nggak apa apa pak, aku ingin melihat gimana reaksi ibu kalau mendengar nilai ku jelek semua".
" Kok ibuku nggak jadi jemput aku ya pak??. Padahal dia janji mau menjemputku, aku sangat kecewa pak". Wina berbicara sambil memandang keluar jendela, jelas sekali tersirat dari kata katanya nada kekecewaan.
"Itu neng, tuan muda rey mau pulang ke Indonesia. Jadi ibu Ambar dan pembantu yang lain sedang sibuk mengurus kepulangan tuan Rey. Merek lagi sibuk beres beres rumah termasuk ibunya neng Wina". Pak Jono menjelaskannya ke Wina, biar Wina nggak merasa kecewa lagi.
" Maklum saja neng, tuan muda rey sudah 1 tahun lebih tidak pulang ke Indonesia. Sepertinya dia betah hidup di luar negeri, susah payah bu Ambar menyuruhnya pulang. Akan tetapi tuan Rey tidak kunjung pulang".
"Mungkin hidup di luar negeri menyenangkan kali ya pak, makanya tuan Rey nggak ingat untuk pulang ke Indonesia. " Wina pun bertanya dengan penasaran.
"Denger denger sih, tuan Rey itu ada pacarnya di luar negeri. Katanya orang Indonesia juga, tapi sampai saat ini merekanbelum menikah juga. Nyonya Ambar sangat ingin sekali tuan Rey menikah dan menimang cucu".
"Iya ya pak, kasihan juga nyonya Ambar dan pak Wicaksono, punya anak satu satunya tapi nggak mau tinggal dirumah. Pasti mereka kesepian, wajar saja mereka ingin tuan Rey menikah. "
"Umur tuan Rey berapa ya pak, aku bertemu tuan Rey mungkin saat aku SMP. Waktu itu dia cuma pulang sebentar aja, seingatku saat itu tuan Rey sudah bekerja di luar negeri". Wina bertanya dengan rasa penasaran.
"Kalau nggak salah bapak rasa sudah berumur 33 tahun neng, sudah berumur juga ya neng". Pak Jono menganggukkan kepalanya, membenarkan pernyataan sendiri.
" Iya Pak, pasti tampangnya udah tua ya. Berati selama 9 tahun ini dia nggak pulang pulang pak dan belum juga ingin menikah dan punya anak?? ". Ariana pun bertanya dengan sangat antusias.
"Ada neng, kan bapak bilang tadi sudah 1 tahun tuan Rey nggak pulang. Waktu tuan Rey pulang ke Indonesia, neng Wina kebetulan lagi di asrama. Makanya nggak pernah bertemu dengan tuan Rey. "
"Wajahnya pun belum terlalu tua neng, maklum saja keluarga kaya. Pasti badannya terawat dan terjaga, bapak sudah liat lo gimana tuan Rey . " Pak Jono menjelaskan seperti apa tuan Rey saat ini.
"Nyonya Ambar seperti tidak menyukai kekasih tuan Rey yang sekarang, padahal cantik lho. Bapak sudah pernah melihat fotonya. "
Wina pun mengangguk ngangguk kan kepalanya,seakan mengerti perkataan pak Jono. Pak Jono menghentikan mobil nya di pinggiran jalan, dia berhenti di depan mini market.
"Bapak beli minum dulu ya neng. "
"Iya Pak, lebihkan akun permen ya hehe."
"Oke neng. " Pak Jono pun berlalu kedalam mini market.
Pikirannya menerawang,dia tidak bisa membayangkan jika bertemu dengan tuan Rey. Seingatnya dulu dia sangat takut dengan tuan Rey, Wina pasti selalu sembunyi di dalam kamarnya atau paling tidak berada di belakang kediaman Wicaksono.
Tuan Rey sangat jarang ke belakang rumahnya saat itu. Pernah satu kali bertemu muka di halaman depan, Wina ketakutan. Untung saja ibunya ada di depannya . Wina pun menyurukkan kepalanya di belakang punggung ibunya. Wina rasa tuan Rey tidak mengetahui kalau Wina saat kecil sangat takut dengannya
Mungkin saja saat ini Wina tidak akan terlalu takut, dia juga sudah besar. Dia akan menyesuaikan keadaan, seperti kata pak Jono tuan Rey pasti tidak akan lama di sini.
Dalam pikirannya sekarang Wina ingin cepat sampai kerumah. Dia tidak sabar lagi untuk pulang. Dia rindu ibunya, sangat rindu.....
________________
"Berapa hari kamu akan pulang Rey? " Gery sahabatnya yang orang Inggris menanyakan Rey.
Rey menyeruput minumannya, memikirkan jawaban berapa lama dia akan berada di Indonesia. Dia dan Gery baru saja pulang bekerja. Mereka duduk santai dulu di cafe dekat kantornya. Sebelum mereka beranjak pulang.
"Entahlah gery, aku rasa mungkin cukup 1 minggu saja. "
"Kalau aku Rey seandainya jadi kamu dan orangtuaku masih ada. Aku akan sering sering pulang, kasihan orangtuamu Rey. Mereka cuma berdua saja dirumah besar mu itu.walaupun ada beberapa pembantu yang menemani mereka. " Gery menyantap makanannya, laki laki itu mempunyai badan yang sedikit agak berisi. Tapi tidak mengurangi ketampanan nya.
Rey pernah 2x membawa Gery kerumah nya yang di Indonesia. Gery sangat takjub dengan rumah Rey, dari situlah dia meyakini kalau Rey merupakan anak dari keluarga kaya raya.
"Aku akan pikirkan dulu Gery, Laura awalnya melarang ku pergi. "
"Kamu tidak usah mendengarkan perkataan Laura Rey. Lebih baik kau mendengar kan ibumu, dan Laura bukan istrimu. Dia hanya kekasihmu, gadis itu tidak berhak melarangmu pergi ke Indonesia. "
"Jujur Rey, aku tidak menyukai gadis itu. Dia terlihat kurang baik" Rey hanya diam, memang sejak Rey berpacaran dengan Laura 2 tahun lalu. Temannya itu jelas terlihat tidak suka, jika mereka pergi Gery pasti melarang nya membawa Laura. Padahal Gery sendiri membawa anak dan istrinya.
Rey sendiri tak habis pikir , apa alasan Gery tidak menyukai Laura. Laura terlihat baik oleh Rey, dan menurutnya Laura tidak ada cacatnya. Baik sikap , sifat Laura ataupun tubuhnya. Laura sangat sempurna bagi Rey. Walaupun dia sangat sempurna, tapi sampai saat ini Rey belum berniat untuk menjadikannya istri....
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIDKU YANG CANTIK
RandomWina tinggal bersama keluarga Wicaksono semenjak umur 8 tahun bersama ibunya. Ayahnya meninggal di waktu ia masih kecil. Setelah ayahnya meninggal ibunya pun bekerja dengan keluarga ini, sebagai pembantu rumah tangga . Selama ini hidupnya sangat ny...