bab 28

5.5K 143 5
                                    

"Siapa yang menghamili mu Wina? " Bi Asih melihat dengan tajam pada Wina. Dia menunggu Wina bangun untuk di interogasi nya.

Nyonya Ambar baru saja pulang bersama pak Jono, dia bersikeras untuk menunggui Wina di kamar rumah sakit. Bi Asih menyuruh nyonya Ambar pulang saja karena hari juga sudah malam. Mungkin pagi besok nyonya Ambar sudah kesini lagi untuk membawa keperluan Wina. Lagian bi Asih ingin menanyai Wina tanpa ada nya nyonya Ambar di dekatnya. Dia sangat malu pada nyonya Ambar, harga dirinya terasa teramat rendah. Apalagi Wina dirawat di kamar VVIP atas biaya dari Nyonya Ambar, dia bebas menanyakan Wina tanpa ada orang lain di sini.

"Maksud ibu? " Wina belum terlalu pulih dari kesadarannya. Dia merasa tidurnya sangat nyenyak, mungkin pengaruh obat yang sudah menyebar dalam tubuhnya sejak infusnya di pasang. Perutnya terasa sudah agak mendingan dari pada tadi. Dia juga tidak merasakan muntah lagi, tapi memang perut nya masih terasa agak mual.

"Kamu hamil Wina, kenapa ini bisa terjadi!!" Bi Asih mengeraskan suaranya, hampir saja telapak tangannya menampar pipi Wina.

Wina terkejut ibunya hampir saja menampar pipinya . Ibunya belum pernah memarahinya ataupun melakukan kekerasan fisik padanya. Akhirnya apa yang di takutkannya terjadi juga, ibunya dan nyonya Ambar sudah mengetahui penyakitnya. Bagaimana ini? Ini tidak bisa di sembunyikan lagi. Bagaimana jika berita ini sampai ke telinga tuan Rey? Apa tuan Rey akan marah besar atau tidak mengakui janin dalam perutnya atau bahkan akan membunuhnya?. Tidak mungkin, lebih baik Wina mengajak ibunya pergi dari rumah Wicaksono dan pergi menghilang bersama ibunya. Dia akan menjauh dari nyonya Ambar, tuan Wicaksono dan tuan Rey ayah dari bayi yang di kandungnya. Air matanya mulai menetes, ia melihat ibunya melihatnya dengan tajam dan terlihat sangat marah.
Bagaimana kalau dia mengajak ibunya untuk kabur sekarang juga??

"Bu, bagaiman kalau kita pergi dari rumah Wicaksono. Aku tidak mau tinggal di situ lagi bu... " Wina tersisak, hatinya terasa sangat pilu.

"Siapa orangnya? " Bi Asih tidak tahan lagi, diapun mulai menumpahkan airmatanya. Dia tidak bisa menahan tangisannya lagi.

"Apakah itu tuan Rey? " Akhirnya bi Asih menanyakan juga orang yang sudah di curigainya. Saat melihat kemerahan di leher Wina waktu tuan Rey ada dirumah ini. Dan Wina seakan menghindar dan takut pada tuan Rey. Kenapa dia tidak memperhatikan itu? Melihat gelagat Wina yang seperti menyembunyikan sesuatu. Nasi sudah menjadi bubur tidak mungkin waktu akan di ulang kembali. Apa gunanya menyesal sekarang, dia merasa seperti orang yang sangat bodoh dan tidak peka terhadap anaknya sendiri.

Dilihatnya Wina menganggukkan kepalanya dengan lemah. Hati bi Asih sangat sakit, anak gadis satu-satunya yang sangat di jaganya ternyata hamil di luar nikah. Bi Asih tidak habis pikir bagaimana Wina bisa hamil?. Sedangkan Wina tidak ada keluar rumah sejak dia pulang dari asrama. Dia hanya di dalam kamar atau keluar menolong ibunya mengerjakan pekerjaan rumah tangga . Dan ia tidak menyangka, kalau orang yang menghamili Wina ternyata adalah perbuatan anak pemilik rumah yang di tinggalinya selama 10 tahun ini.

Bi Asih pikir, Wina selalu muntah-muntah selama 1 minggu ini karena keracunan. Ternyata ada janin yang sudah berkembang dalam perutnya. Dia tidak menyangka anaknya yang polos sudah ternoda. Apa salahnya selama ini, yang membuat anak nya hamil di luar nikah? Apakah kesalahan nya di masa lalu yang membuat Tuhan menghukum nya seperti ini? Dia berusaha hidup sebaik mungkin sejak kejadian yang membuat 1 keluarga sedih yang berkepanjangan karena perbuatan nya. Dia membuat kesalahan yang teramat fatal di masa mudanya. Karena melihat Wina seperti ini, dia teringat lagi kejadian buruk akibat kejahatannya. Ya, kejahatan dia memang seorang penjahat di masa lalunya...

**

Nyonya Ambar sedang duduk bersama suaminya tuan Wicaksono di meja makan. Mereka akan sarapan bersama, tuan Wicaksono baru sampai malam ini di rumah mereka sebelum subuh. Mereka tidak sempat bercakap-cakap , dan pagi inilah waktunya nyonya Ambar akan menceritakan tentang apa yang menimpa Wina pada tuan Wicaksono.

"Wina hamil pa!! " Nyonya Ambar berbicara sambil memperhatikan bi Narsih mondar-mandir mempersiapkan apa yang akan di makan tuan dan nyonya nya.

"Maksud mama? , kenapa bisa hamil ma?" Tuan Wicaksono terlihat terkejut dengan apa yang di bicarakan istrinya itu.

"Mama curiga kalau Rey lah yang menghamilinya pa. Peristiwa itu tepat saat Rey berada dirumah ini. Mama juga memperhatikan gelagat Rey setiap melihat Wina. "

Akhirnya nyonya Ambar menceritakan apa yang di rasakan dan di lihatnya. Dia mengakui kalau Rey terlihat menyukai Wina, tapi Rey tidak mengakui nya dan terlihat membenci Wina. Akan tetapi nyonya Ambar tidak menyangka kalau Rey sudah bertindak sejauh ini. Dia telah menyetubuhi Wina, nyonya Ambar yakin kalau Rey pasti memperkosa Wina. Tidak mungkin Wina menyerahkan dirinya begitu saja. Nyonya Ambar tau bagaimana sifat Wina dari dulu. Dan nyonya Ambar juga tau kalau Wina sangat takut pada Rey.

"Papa juga memperhatikan itu ma. " Tuan Wicaksono mengangguk-angguk kan kepalanya. Dia juga tau bagaimana sikap Rey pada Wina. Rey anak kandungnya,seperti apa Rey menutupi sesuatu darinya. Tuan Wicaksono pasti mengetahuinya. Wina juga terlihat takut jika sudah berhadapan dengan anaknya Rey.

Bi Asih, sebenarnya menguping pembicaraan kedua majikannya itu. Tapi dia takut untuk berbicara, dia hanya orang yang di gaji di sini. Tidak pantas untuknya mengeluarkan suaranya. Tapi jika nyonya bertanya padanya, dia akan mengutarakan semua apa yang di ketahuinya.

"Bi, apa kamu melihat Rey pernah bersama Wina? " Tak disangkanya, nyonya Ambar seperti tahu jalan pikirannya. Dia akan mengatakan yang sebenarnya, dia tidak akan menutupi nya dari kedua majikannya. Dia sangat kasihan pada Wina jika tuan Rey tidak mengakui janin yang ada di dalam perut Wina.

"Pernah bu, saya jujur saja ya bu. Tuan Rey pernah saya lihat mencium Wina dengan paksa. Dan satu lagi, Wina keluar dari kamar tuan Rey dengan berlari kencang, Wina terlihat sangat berantakan. Dia menangis nyonya, saya yakin sebagai orang yang sudah dewasa. Kalau tuan Rey sudah melakukan sesuatu hal yang tidak wajar pada Wina. "

Bi Asih berbicara dengan percaya diri, memang itu yang di lihatnya. Tidak apa-apa jika nyonya Ambar memarahinya ataupun memecatnya. Dia tidak tega melihat Wina yang polos di lecehkan begitu saja oleh tuan Rey.

"Kan benar kataku pa, pasti Rey lah yang menghamili Wina. Selama ini Wina di asrama perempuan, dan selama di rumah ini. Wina tidak ada keluar rumah, dia hanya dirumah saja pa. Aku kesal pada Rey, kalau katanya tidak menyukai Wina. Kenapa dia meninggalkan benihnya di perut Wina? Bilang aja suka, nggak harus seperti itu. Membuat Wina sampai bunting karena ulahnya.Rey sudah sangat dewasa, dia terlihat tidak menyukai Wina. Tapi dengan teganya memperkosa gadis kecil yang baru menamatkan SMA-nya " Nyonya Ambar menggeleng -geleng kepalanya mengingat perbuatan anaknya.

"Telpon Rey sekarang juga ma, suruh dia pulang dan berhenti dari pekerjaannya. Dia harus menikahi Wina, kalau tidak perusahaan papa akan papa berikan semuanya pada Wina jika Rey menolak menikahi Wina!!! " Keputusannya sudah bulat, tuan Wicaksono tidak main-main mengatakan kata-kata yang di sebutkannya barusan.....
.
.
.
Apa cerita nya semakin seru??
Bagaimana kalau aku update si Wina ini setiap hari, apa kalian suka? Hehe 😁😁

MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang