Bab 13

7.6K 162 9
                                    

Wina berjalan di lorong hotel itu, kamarnya bersebelahan denga kamar Rey. Kamar nyonya Ambar berada di ujung lorong ini, tuan Arya akan kesini malam nanti. Besok mereka akan berjalan jalan dulu di kota ini dan lusa mereka akan pulang laginke kediaman keluarga Wicaksono di Jakarta.

Sebenarnya kediaman Wicaksono juga ada di kota Surabaya ini,seingat Wina rumahnya itu juga tak kalah mewah. tetapi nyonya Ambar tidak ingin kerumahnya itu untuk menginap untuk saat ini . Karena rumah itu lumayan jauh dari pusat perkotaan.

Nyonya Ambar dulu pernah berkata ke ibu Wina, seandainya Rey mau meneruskan perusahaan papanya. Rumah itu untuk Rey huni bersama anak dan istrinya kelak seandainya Rey telah menikah. Bagaimana punya anak ,menikah saja Rey tidak mau. Kasihan juga nyonya Ambar sangat berharap dengan anak laki lakinya itu, pikir Wina.

Besok nyonya besar itu akan berbelanja di beberapa mall besar di kota ini. Makanya Wina di ajaknya untuk menemani nya berjalan jalan. Kalau pergi sama suaminya ataupun Rey, baru sebentar jalan pasti mereka sudah merasa bosan . Itulah perkataan nyonya Ambar kemaren kepada Wina.

Wina sudah sampai di depan kamarnya,dia mendapat kamar di sebelah kamar tuan Rey. Ia membuka kunci kamarnya dan lagsung menutupnya. Nyonya Ambar tidak main main, dia menyewakan kamar paling mewah di hotel ini untuk mereka. Bayangkan saja harga hotel bintang lima.

Wina duduk di kasurnya, nyonya Ambar juga sudah masuk ke kamarnya. Tapi tuan Rey entah kemana, Wina pun tak tau.

"Berapa ya , uang yang di habiskan nyonya Ambar untuk menyewakan hotel ini?." Wina bergumam sendiri, matanya nyalang melihat sekeliling kamarnya yang sangat mewah.

Sebenarnya Wina tidak ingin ikut , tapi dia segan untuk menolak ajakan nyonya Ambar. Apalagi dalam perjalanan kali ini tuan Rey juga ikut, Wina takut akan tuan Rey.

Dia sengaja menghindari tuan Rey,masih terbayang bayang bagaimana tuan Rey meraba badannya dan mencium bibirnya dan menyingkap rok nya. Untung Wina tidak hilang akal, kakinya reflek saja menendang selangkangan  Rey.

Seketika saja Rey berhenti melecehkannya, dia memegang selangkangan nya dan meng aduh, saat itu juga kesempatan Wina untuk lari.

Seandainya tidak lari saat itu juga, Wina pasti sudah habis di gauli tuan Rey. Wina sangat malu dan takut jika mengingat kejadian itu, apalagi tuan Rey barusan mengancamnya. Wina bergidik ngeri dari tempat duduknya.

"Sabar Wina cuma beberapa hari ini lagi dia di sini". Wina bergumam sendiri sambil merebahkan badannya dan menyelimuti badannya dengan selimut. Dia ingin tidur dan ber istirahat dulu untuk mnyiapkan tenaganya untuk hari esok.....

_______

"Aku berangkat hari Minggu, barusan tiket sudah ku beli. Nanti jemput aku ke bandara ya". Rey tersenyum mengatakan itu,dia sedang duduk di lobi hotel,terbayang olehnya Laura akan sangat bahagia mendengar ini.

"Oke Rey, aku akan menjemputmu. Kupastikan sebelum kamu datang, aku telah berada di bandara". Laura tersenyum senang, kekasihnya akan pulang hari minggu ini.

" Kalau saja kamu tidak pulang, aku sudah berniat ke Indonesia Rey. Aku ingin bertemu dengan orangtuamu , dan aku akan bilang kalau aku adalah pacarmu ". Senyuman tersungging di bibir Wina, membayangkan bertemu dengan kedua orang tua Rey.

Rey tidak akan memperkenalkan pacarnya kepada kedua orang tuanya, siapapun pacarnya.Walaupun seorang Laura pun yang sekarang jadi pacarnya, kalau orang tuanya tau siapa pacar rey. Habis lah Rey,mereka pasti akan mendesak Rey dan pacarnya agar mereka segera menikah.

Dan untung saja kedua orang tuanya tidak tau siapa pacar Rey sekarang. Seandainya mereka juga tahu kalau ia dan Laura tidur bersama, habislah Rey dimarahi kedua orang tuanya. Pasti dia akan dinikahkan saat itu juga.

" Soal pernikahan nanti akan kita bahas, aku tutup telepon dulu ya. Aku ingin merebahkan badanku, besok aku telepon lagi". Rey menutup telepon nya, badannya terasa capek. Dan tentu saja malas kalau sudah membahas soal pernikahan. Makanya Rey menutup teleponnya dengan cepat. Dia ingin tidur, lagian sekarang sudah larut malam.

Tanpa di sangkanya, papanya berjalan masuk. Laki laki yang sudah berumur itu menyapa rey, dia sudah berada di depan rey

"Rey".

Rey pun menoleh, ternyata papanya berada di dekatnya. Mungkin saja telah mendengar pembicaraan nya dengan Laura.

"Papa dari kapan berdiri di sini". Rey berdiri dari tempat duduknya, Mereka berpelukan, papanya menepuk punggung rey. Keduanya melepas kerinduan antara anak dan ayah.

"Siapa gadis itu, apa kamu tidak mau memperkenalkan gadis itu kepada kami".  Tuan Arya mendudukkan pantatnya ke sofa mewah hotel itu. Matanya memperhatikan Rey.

" Minggu aku akan ke Inggris dulu pa,nanti kalau kesini lagi aku akan membawanya ke Indonesia."Rey seperti kurang enak hati menanggapi hal seperti itu, dia hanya menjawabnya asal asalan.

"Hari Minggu?. Terlalu cepat sekali kamu ke Inggris Rey, kamu tidak ingin jalan jalan melihat perusahaan papa dulu ! ". Tuan Arya merasa kesal dengan perkataan anaknya, Rey selalu tidak mau untuk sekedar menengok perusahaan nya. Apalagi mengurus beberapa perusahaannya.

" Aku harus masuk kerja pa. Tidak mungkin aku menambah hari libur ku. Nanti perusahaan akan memberikan sanksi jika aku tidak masuk Senin nanti".

Tuan Arya terdiam, tidak bisa lagi membantah perkataan anaknya. Benar juga kata anaknya, di perusahaan nya juga menerapkan peraturan seperti itu bagi karyawannya yang sering bolos dan tidak ada kabar berita.....




MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang