bab 17

7.2K 159 3
                                    

Nyonya Ambar dan tuan Wicaksono sangat menikmati perjalanan mereka pulang ke Jakarta. Sepasang suami-istri itu duduk di belakang Rey, mereka sangat bahagia setelah beberapa minggu tidak bertemu dansangat bahagia menikmati kebersamaan mereka.

Rey melihat dari sudut matanya, gadis itu duduk di sebelahnya. Dia duduk dengan kaku crt, jari jemarinya dimainkan, wajah nya cemas, takut dan entah apalagi Rey mengartikannya. Gadis itu hanya diam sedari tadi, selalu memandang ke samping kaca mobil. Takut matanya akan bertemu dengan mata tajam Rey.

Oh, lihat krah bajunya seperti orang kampungan. Tapi Rey suka dengan ketakutannya menyembunyikan lehernya, jika orang mengetahui jika lehernya yang kemerahan akibat Rey Wicaksono. Bibirnya tersenyum miring mengingat kejadian semalam,Rey puas telah membalas sakit hatinya pada  .  Rey sangat menikmati nya, Wina sangat polos dan mudah untuk di permainkan.

Rey ingat bagaimana Wina memberontak, tapi Rey tidak hilang akal. Dia tidak ingin adik kecilnya di tendang lagi,Dia mengancam Wina dan membunuh ibunya jika tidak menuruti keinginan Rey. Yang akhirnya membuat gadis itu terdiam dan tidak memberontak lagi.

Ah, yang benar saja. Rey tidak mungkin melakukan itu, dia bukan orang bodoh. Mungkin karena Wina terlalu lugu dan takut pada nyalah yang membuat nya menyerahkan diri pada Rey.

Rey tersenyum lagi, dia sangat menikmati permainannya semalam. Rey sangat puas menikmati tubuh gadis itu. Jujur saja wajahnya jauh lebih cantik  dan bodynya jauh lebih indah dari kekasihnya Laura.

Gadis itu memang dahsyat,membuat Rey semalam sudah menggaulinnya sebanyak 3 kali. Rey Rasanya tidak akan puas menikmati tubuh Wina.

Besok Rey harus ke Inggris, pekerjaannya sudah menanti. Sebelum berangkat ke Inggris besok Rey akan mencuri kesempatan menggauli gadis itu lagi, dan mengancamnya lagi seperti kemaren...

Rey yakin gadis itu tak bisa untuk menolaknya.....

******

Sedan mewah itu mulai memasuki pekarangan mewah rumah Wicaksono. Tuan dan nyonya Ambar ketiduran sedari tadi, Rey menyetir mobilnya dengan diam.

Wina tak kuasa menahan takutnya, nyonya Ambar menyuruhnya untuk duduk di sebelah Rey. Orang yang entah berapa kali menggaulinya semalam, dia tidak bisa menolak perintah nyonya Ambar. Jika menolak, Wina yakin pasti nyonya Ambar dan tuan Wicaksono mencurigainya.

Wina hanya diam saja di dalam mobil, dia tau tuan Rey sering mencuri pandang padanya. Dia takut untuk menoleh, apalgi membayangkan kejadian semalam. Rey sangat beringas dan kuat, Wina tidak kuat untuk melawannya apalagi Rey akan mengancam membunuh ibunya. Wina belum mau kehilangan ibunya sekarang, dia sangat menyayangi ibunya.

Mobil tepat berhenti dengan pelan tepat di depan teras rumahnya. Wina pun bersiap siap beranjak keluar dari mobil. Rey dengan cepat memegang pergelangan tangan Wina. Wina pun menoleh, Rey menatap nya tajam.

" Tunggu". Wina tidak bisa menolak perintah Rey. Dia terdiam dan tidak bergerak dari kursinya.

Rey melepaskan tangannya dari Wina, dia pun menoleh ke belakang melihat ke dua orang tuanya.

"Ma kita sudah dirumah"

Kedua orang tuanya langsung terbangun, mereka pun melihat sekelilingnya. Pasutri itu kemudian bergegas turun, pasti mereka terlalu capek dalam perjalanan pulang. Mereka langsung menuju ke dalam rumahnya.

Rey menoleh pada Wina,badan dan pandangan gadis itu lurus ke depan. Bibir tipisnya kaku,tangan kiri Rey memagut pundak gadis itu. Rey dengan sigap mengulum bibir mungilnya dan tangan kanannya meremas dada bulat gadis itu.

Wina memberontak dan berusaha mendorong dada bidang rey. Rey semakin kuat mencium bibir Wina, gadis itu tak kuasa untuk melawan.

Setelah puas dengan memcium Wina, Rey melepaskan dirinya dari tubuh Wina. Gadis itu keluar dari pintu mobil dan melarikan diri dari Rey. Rey melihat tangan kecilnya mengusap usap bibir kecil nya.

Rey menyandarkan punggungnya pada pintu mobil, dan mengusap bibirny dengan perasaan puas.

Rey tertawa terbahak, melihat gadis itu lari dan menjauh dari nya.

Dia sangat puas mempermainkan gadis itu, puas dengan keluguan Wina yang akhirnya menyerah begitu saja.

"1 hari lagi kamu akan bermain main dengannya Rey.. ". Rey berbicara sendiri, dia terdiam. Dirinya entah merasa senang atau sedih pergi ke Inggris dan meninggalkan gadis itu.....

Bersambung

Nggak nyangka juga kalau aku bisa menulis sampai bab 17 ini. Jadi terharu aja, sebelumnya aku pesimis nggak akan bisa nulis ataupun mendapat ide. Tapi setelah dicoba ternyata aku bisa, walau pun tulisanku agak garing

MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang