bab 23

5.9K 127 2
                                    

Ternyata aku sudah 4 hari nggak update ya 😄. Kemaren ini aku merevisi lagi tulisanku di cerita ini, ceritanya lebih panjang dari kemaren. Aku rasa kata kataku juga nggak terlalu garing lagi. Boleh di komen ya kalau masih garing. Kalau kalian mau boleh baca ulang lagi, aku sudah merevisi sampai bab 8 ya. Happy reading 🥰

________________________________

Matahari sudah terik dan wina sudah selesai mandi, dia akan mengisi perutnya dulu. Dia sangat lapar, perutnya sudah keroncongan dari tadi. Dia sebenarnya belum ingin keluar dari kamarnya, dia akan menyembunyikan dirinya dulu di kamar ini. Namun apa daya jika dia tidak makan, bisa jadi dia akan pingsan nantinya. Dan pasti nya akan menyusahkan ibunya.

Wina tidak akan bersembunyi lagi, semalaman dia sudah memikirkan alasannya jika ibunya bertanya tentang matanya yang bengkak. Wina yakin ibunya tidak akan bertanya lagi padanya setelah mendengar penjelasan Wina.

Wina pun keluar menuju dapur, biasanya jam segini ibunya tidak ada di dapur. Ibunya pasti mengerjakan pekerjaan lain, Wina pun menyingkap sungkup yang ada di meja dapur. Air liur nya serasa mau menetes,ada ikan gurame goreng dan sayur bayam. Ia sangat lapar sekali melihat apa yang ada di dalam sungkup.

Wina pun mengambil piring di rak piring, setelah itu menyendokkan nasi yang agak banyak. Yang porsinya biasanya untuk 2 kali Wina makan. Kemudian mengambil ikan gurame beserta sayurnya. Kemudian dia mengisi gelasnya dengan air dingin, dia sangat haus sekali. Dia duduk di kursi yang ada di dapur,kemudian makan dengan sangat lahap.

Tanpa di sadarinya bi Nining sudah berada di dapur, ia memperhatikan Wina makan dengan sangat lahap. Ia tersenyum, melihat Wina yang terlihat lucu olehnya. Wina melahap makanannya seperti orang kelaparan.

"Neng Wina lapar kali ya, nggak tau kalau mbak ada disini. " Bi Nining mengejutkan Wina dan tertawa sesudah melihat Wina terkejut karena ada bi Nining di depannya.

"Iya bi, Wina kelaparan kali. Dari pagi belum makan, ni lihat dari tadi nasinya aja sudah habis 2 piring hehe." Wina memperlihatkan onggokan nasinya yang berada di piring. Barusan dia menambah nasi lagi dengan porsi yang sama.

"Mbak Nining sudah makan? " Wina kembali bertanya pada bi Nining.

"Sudah neng, mbak udah makan 2 kali dari tadi. Sekarang kan sudah jam 2 neng, sudah lewat jam makan siangnya. " Bi Nining melanjutkan pekerjaannya membersihkan lemari di dapur.

Bi Nining tidak menyadari mata Wina yang bengkak. Wina yakin matanya tidak terlalu bengkak lagi, saat dia bercermin sebelum keluar kamar tadi. Matanya yang bengkak semalam sudah jauh berkurang.

Wina pun melanjutkan makannya yang tinggal beberapa suap lagi, dia merasa sangat bahagia hari ini. Tuan rey sudah tidak berada dirumah ini lagi. Dia sangat bebas dan dia merasa seperti baru keluar dari penjara.

Setelah mencuci tangannya di wastafel, Wina menghampiri mbak Nining yang sedang membersihkan debu di piring pajangan yang ada di dalam lemari.

"Ibu mana mbak? "

"Ibu neng Wina pergi sama mbak Asih ke pasar beli lauk pauk. Di kulkas stok nya sudah pada habis. Paling bentar lagi juga pulang".

"Iya mbak, eh ya. Wina bantuin ya mbak, Wina ambil lap dulu. "

Wina pun mengambil kain lap dan membantu bi Nining, isi lemari itu semakin mengkilap dengan kerjasama ke dua orang itu.

*****

"Aku rasa kau berubah rey. "

Rey menoleh melihat ke luna yang duduk di sampingnya, mereka berdua berada di dalam mobil. Rey menuju kantornya dan Luna akan ke agency nya karna ada pemotretan siang nanti.

"Maksudmu." Rey mengerutkan keningnya dan menatap tajam pada Luna.

"Aku merasakan kau berubah semalam Rey, selama aku mengenalmu kau tidak acuh seperti itu kepadaku seperti semalam. " Luna terlihat duduk dengan tegang, dadanya naik turun matanya melihat ke depannya. Dia seperti sangat emosi saat ini, Rey melihat itu.

"Yang benar saja Luna, baru sehari aku di sini. Kau sudah menganggapku berubah. " Rey kesal dengan kata kata yang baru disebutkan Luna.

"Apa kau sedang menyukai seseorang Rey? " Luna berusaha melunakkan suaranya, dan menoleh ke Rey.

"Omong kosong apa yang kau sebut Luna? . Aku hanya mencintaimu, aku tidak ingin membicarakan itu lagi Luna!! "

Rey mengerem mobilnya dengan kuat saat berhenti di depan kantor Agency , Luna pun keluar dari mobil dan membanting pintu dengan keras. Rey sangat emosi dengan kecurigaan Luna barusan, dia tidak sedang tidak menyukai seseorang sekarang.

Memang Rey sedang tidak mood saat ini, dia memikirkan gadis itu. Entah kenapa dia tidak bisa tidur semalam,dia sangat membenci gadis itu. Tapi wajahnya selalu membayangi Rey. Rey tidak bisa melupakannya, apa Rey sudah jatuh cinta pada Wina? . Rey menggelengkan kepalanya, mustahil saja jika Rey menyukai anak pembantu itu.....







MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang