Bab 18

7.6K 168 1
                                    


Wina berlari kedalam rumah sekuat tenaganya, ia berlari sambil mengusap usap bibirnya dengan telapak tangannya. Bibirnya terasa tebal,rey melumat nya dengan kasar . Wina ingin bersembunyi dari tuan Rey. Barusan laki laki itu melecehkannya lagi, air matanya mulai merebak.

Dia ingin memeluk ibunya sekarang juga, ingin mendapatkan kedamaian dalam pelukan dari ibu nya. Dia ingin di belai saat ini juga untuk memenangkan hatinya, dimanakah ibunya?? Wina tidak menemukannya di dapur.

Kemudian Wina berlari ke arah kamarnya, di sanalah dia mendapati ibunya sedang melipat kain membelakangi nya.

Ia pun memeluk ibunya, mengalungkan tangannya ke dada ibunya dari belakang. Menyandarkan pipinya di belakang tengkuk ibunya. Ada rasa kedamaian di situ, air matanya tak dapat di bendung lagi. Matanya sangat pedih,seperti hatinya yang perih dan luka.

Ibunya menoleh ke belakang, heran dengan isak tangis Wina.

"Wina, kapan kamu pulang? ."

"Kok nangis, kayak anak kecil aja kamu" Wanita itu menghentikan kegiatan melipat kainnya,kemudian memeluk dengan damai tangan putih putrinya itu. Kulit mereka berbeda, wajar saja . Seandainya saja Wina tau,wanita itu pun membuang jauh jauh kenangan masa lalu yang akan menguak kisah kelam putrinya.

"Wina kangen ibu". Ia semakin erat memeluk ibunya. Tangisnya semakin menjadi, ia meraung  dengan kepiluan.

"Eh ,  kok tambah keras nangisnya. Baru 2 hari liburan kok  seperti pergi 1 tahun aja kamu Wina. " Ibunya terkikik, ia merasa lucu Wina menangis seperti anak kecil.

"Iya, soalnya ibu nggak ikut. Kalau ibu ikut kan liburannya jadi asyik. " Terlihat nada manja dari kata kata gadis itu, Ia pun melepas pelukannya dari ibunya. Mereka pun bertatapan.

"Kalau ibu ikut ,dimana ibu akan duduk . Lihat badan ibu se gendut ini". Ibunya memamerkan badannya yang memang gemuk sambil tersenyum, Wina pun akhirnya tersenyum juga dengan kelucuan ibunya.

Ibunya melihat ke arah leher Wina, memperhatikan dengan seksama seperti ada yang di sembunyikan gadis itu di balik lehernya.

"Kenapa lehermu Wina.? " Tangan nya mulai menyingkap kerah baju Wina.

Wina pun menepis tangan ibunya dengan cepat, takut ketahuan kalau dia menyembunyikan sesuatu akibat ulah tuan Rey di balik krah kemeja nya.

"Wina... "

Wina menatap ibunya dengan tersenyum, ia berusaha menutupi mimik mukanya yang terlihat tegang.

"Aku di gigit ulat bulu bu, leherku jadi gatal gatal dan merah. Makanya aku sembunyiin biar nggak di lihat orang". Wina berusaha menjelaskan dengan wajah santai, agar ibunya percaya dengan perkataan nya.

"Coba ibu lihat... "

Ibunya dengan cepat membuka kerah baju Wina, tapi secepat itu pula Wina menghalangi tangan ibunya.

Wina pun dengan secepat kilat mencium pipi ibunya. Dan segara berdiri, ia pun kembali tersenyum.

"Aku mandi dulu ya bu, badanku udah gerah. " Ia mengambil handuk, dan dengan secepat kilat Wina pergi dari hadapan ibunya.

Ibunya terpana melihat kepergian Wina, heran dengan apa yang di sembunyikan nya dari balik kerah bajunya.

Kalau cuma di gigit ulat, nggak mungkin Wina menyembunyikan lehernya seperti itu.

"Mungkinkah..., aku rasa nggak mungkin , dia pergi dengan nyonya Ambar. Wina tak pernah melakukan yang macam macam. "

Ia membantah pikiran buruknya, tapi tak di pungkiri banyak pertanyaan berkecamuk yang mondar mandir di pikirannya......

******

Nyonya Ambar , tuan Wicaksono, Rey dan Wina makan malam di meja mewah itu.

Rey berdecak saat dia memasuki ruang makan tadi, Wina juga duduk bersama mereka untuk makan malam. Wina tertunduk dan banyak diam, dia mengunyah makanannya seperti wajah tertekan.

Rey pun duduk di kursinya, melihat makanan yang sudah tersedia. Dia pun mengambil nasi dan lauk yang ada di meja. Tanpa melihat pada orang tuanya yang memperhatikan kedatangannya. Dia yakin pasti gadis itu sangat takut untuk melihat nya.

"Wina, kalau kamu kuliah di Inggris aja gimana. Kan ada Rey yang bisa menjaga kamu di sana". Rey melihat tajam pada Wina, ada ada saja ibunya menyuruh Wina kuliah di Inggris. Rey kesal lagi mendengar ibunya menunjukkan perhatiannya  pada Wina. Pasti gadis itu sangat ahli mengambil perhatian orang tuanya. Dengan wajah polos dan sopan santunnya, rey yakin gadis itu hanya berpura pura bersikap baik saja untuk mengeruk kekayaan orang tuanya.

Wina pun menatap Rey dengan takut, dia merasakan kalau Rey tidak suka mendengar kata kata ibunya.

"Kalau dia kuliah di Inggris, pasti dia nanti menyusahkan ku ma. Lebih baik dia kuliah di kota ini saja ma".

"Rey, mama kamu berniat baik kok kamu ngomong seperti itu. " Ada nada kesal di perkataan papanya, dia melihat Rey dengan tajam.

Rey pun menyudahi makannya yang belum dimakannya sedikit pun,dan pergi meninggalkan mereka begitu saja.

Kuliah di Inggris?? Bukan Wina yang akan menyusahkannya nanti, tapi dialah yang tidak tahan mengganggu Wina seandainya dia kuliah di Inggris. Benar saja,Rey memang sangat menikmati melihat ekspresi gadis cantik itu ketakutan setiap melihat dirinya.....










MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang