Bab 20

8.1K 176 4
                                    

"Papa ingin menanyakan suatu hal padamu rey. " Tuan Wicaksono menatap anaknya itu dengan tajam, banyak hal yang ingin di bicarakannya pagi ini sebelum Rey berangkat siang nanti. Dia mengikuti Rey kedalam kamar nya setelah sarapan pagi di meja makan tadi.

"Papa hanya kali ini menanyakan pertanyaan yang pasti sudah membuatmu bosan untuk mendengarnya Rey. " Tuan Wicaksono kemudian duduk di kursi yang berada di kamar Rey. Menatap anak semata wayangnya itu dengan penuh selidik.

"Apa kamu tidak ingin meneruskan perusahaan papa Rey?. Siapa yang akan meneruskan perusahaan papa selain dirimu Rey. Anak papa cuma kamu satu satunya, kalau ada anak papa yang lain. Papa tidak akan mendesakmu dan menanyakan pertanyaan ini berulang kali. "

Rey berdiri memebelakangi tuan Wicaksono seperti tidak mendengar kata kata tuan Wicaksono Dia sibuk melipat baju yang hanya beberapa helai akan di bawanya besok. Dia mengalihkan pandangan dari papanya, seperti sibuk memebereskan barang barangnya.

"Papa tau Rey, kamu tidak suka kami selalu menanyakan selalu hal ini . Coba pikirkan baik baik, papa ingin kamu memikirkan matang matang setelah tiba di Inggris nanti. "

"Perusahaan papa cukup besar Rey, umur papa dan mama mu ini tidak akan panjang. Kami sudah terlalu tua Rey.... " Ada nada kesedihan dari kata kata tuan Wicaksono, hati nya sangat iba tuan Rey hanya diam mendengarkan kata katanya.

"Umurmu sudah 33 tahun, menikahlah Rey...." Tuan Wicaksono terdiam sesaat.

"Apa kamu menyukai Wina Rey???  Papa memperhatikanmu selalu memperhatikan Wina. "

Rey langsung menoleh pada tuan Wicaksono dengan tajam,dia merasa berang tuan Wicaksono menyangka kalau dia menyukai  Wina. Dia benci Wina, dia hanya membalas sakit hatinya dan bermain main dengan gadis itu. Tidak lebih dari itu.

"Aku tidak menyukainya pa, aku benci dia. " Rey menekankan kata kata terakhirnya itu, dia merasa sangat emosi.

Tuan Wicaksono terdiam mendengar kata-kata anaknya. Dia merasa Rey menyangkal perkataan nya sendiri, tidak mengakui kalau dia sebenarnya memang menyukai Wina.

"Omong kosong dengan semua ini pa, mama juga menanyakan hal itu kepadaku. Wina itu terlalu kecil untuk ku sukai pa,apalagi dia anak seorang pembantu. Apa papa mau aku menikah dengan anak pembantu? " Rey merasa membohongi dirinya sendiri dengan kata-kata nya .Dia pun tidak tau isi hatinya saat ini, entah menyukai Wina atau membencinya.

"Tidak masalah bagi papa kalau kau menyukai Wina, walaupun dia seorang anak pembantu. Kami sudah tau bagaimana sikap dan sifatnya dari kecil. Dia besar di rumah ini Rey, ibunya sudah kami anggap seperti keluarga sendiri. "

"Kami ingin kau menikah dengan gadis baik baik, kami tidak memandang derajat wanita yang akan kau nikahi. Papa dan mama mu dulu juga berasal dari keluarga miskin, ingat itu Rey!! "

Tuan Wicaksono memang dari keluarga yang miskin, dia dulu bekerja sebagai buruh pabrik di masa mudanya. Mungkin karena ketelatenannya lah yang membuatnya mempunyai pabrik lumayan banyak dan besar seperti saat ini......

___________________

Rey sudah meninggal kan rumahnya, dan sekarang berada di dalam mobil berjalan menuju bandara. Kita kira 1 jam perjalanan yang di tempuh dari rumahnya agar bisa sampai ke bandara.

Pak Jono lah yang mengantarnya saat ini, mereka berbicara kian kemari. Rey takjub pada pak Jono yang sudah mengabdi pada keluarga nya selama lebih dari 20 tahun.

"Tuan sudah bertemu Wina belum. " Setelah mereka berbicara panjang lebar. Pak Jono tak sengaja menanyakan tentang gadis itu pada Rey.

"Sudah pak. " Rey menjawab sekenanya saja.

"Tuan ingat nggak, kalau dia itu dulu sangat takut sama tuan. Kalau tuan lagi dirumah dia pasti nggak mau keluar kamarnya." Pak Jono tersenyum mengingat saat Wina kecil dulu.

"Sekarang dia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, dia sangat pintar di sekolahnya lho. Saya rasa sekarang ini dia nggak takut lagi sama tuan Rey. " Pak Jono terkikik sendiri.

Rey mengingat Wina lagi, sampai malam tadi dia masih takut dengan Rey. Dia menyerah begitu saja saat Rey membekapnya dan menggauli nya dengan penuh nafsu. 

Rey mengusirnya saat itu juga dengan kata kata yang sangat kasar, mencaci , merendahkan dan membentak.Dia berkata kalau tidak membutuhkan Wina lagi dan sangat membencinya. Dan gadis itu pergi begitu saja  dengan diam setelah  Rey selesai menuntaskan hasratnya pada Wina.

Gadis itu berlalu pergi dengan raut wajah sedih. Rey yakin kalau gadis itu pasti sakit hati dengan kata-kata  tajam Rey, dan menangis setelah itu. Rey memanggil nya dengan sebutan pelacur kecil, dan Rey mengakui kalau kata katanya kepada gadis kecil itu memang terasa sangat kasar.......

MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang