Baca novel ku yang ini ya, di jamin seru 🥳🥳. Sudah update sampai bab 11 ya
AIRA DAN BARA
Aira dipergok warga sekitar sedang berada di dalam rumah kosong bersama seorang laki-laki yang tidak di kenalnya. Aira tidak tau bagaimana laki laki itu bisa berada di dekatnya. Namun warga kampung itu tidak mau mendengarkan nya, dan mereka memaksa Aira menikah dengan lelaki itu saat itu juga.
Aira tidak bisa mengelak lagi, namun laki laki itu terlihat marah dan matanya tajam melihat pada Aira. Tapi yang tidak bisa Aira terima laki laki itu bertato, tangan kirinya penuh dengan tato. Dia seperti penjahat dan Aira ngeri melihat tatonya. Tapi apa mau di kata, Aira tidak bisa mengatakan tidak pada saat itu. Aira terpaksa menikah dengan laki laki bertato yang bernama Bara itu...
_______________
Wina berada di dalam kamar Tuan Rey , dia sudah merasa nyaman sekarang. Dia akan menerima apapun yang di takdirkan Tuhan untuknya kelak. Jika Tuan Rey menceraikannya nanti dan mengusirnya dari rumah ini. Wina akan pergi, tidak apa-apa ini semua takdir yang tidak bisa di elakkan.
Ia berdiri di depan cermin besar kamar ini, ia memakai gaun hijau yang di belikan Nyonya Ambar saat mereka pergi ke Surabaya beberapa bulan lalu. Ia melihat menyamping di depan cermin, memperhatikan perutnya yang sudah agak membuncit. Kemudian menyingkap gaun indah itu sampai dada nya, Wina membelai perutnya. Perutnya sudah tidak rata lagi, dan Wina sudah merasakan beberapa perubahan dalam tubuhnya. Mual muntah nya masih setiap hari, tapi tidak separah awal kehamilannya dulu. Hanya 2 atau 3 kali saja dalam sehari.
Dia terus membelai perut buncitnya, tanpa di sadarinya Rey sudah memperhatikannya dari tadi. Mungkin Wina tidak tau kalau dia sudah berdiri di dalam kamar ini selama 5 menit.
"Apa yang kamu lakukan? " Rey akhirnya bersuara.
Wina melihat ke belakang nya, ke arah suara itu berasal. Dan itu Tuan Rey, ia langsung menurunkan gaun hijau nya. Kemudian dia menyengir tanpa di sengaja nya. Dia tidak tau bagaimana mengekspresikan keterkejutan nya, dan Wina rasa ekspresi nya itu sangat memalukan. Apa harus tertawa atau menampakkan keterkejutan nya. Dia memang terkejut, dan ternyata Tuan Rey mungkin saja sudah memperhatikan apa yang di lakukannya sedari tadi. Sungguh dia sangat malu, pasti Tuan Rey sangat geli melihat tingkahnya tadi.
Dia tetap tersenyum, dia berjalan mundur dengan pelan menuju pintu berada. Ia menoleh ke arah pintu, tapi itu cukup jauh jika ia berjalan dengan pelan. Kamar Tuan Rey sangat besar. Apa ia harus tetap berada di sini atau pergi saja dari kamar ini? Ia tidak tau apa jawaban yang akan diberikan pada Tuan Rey yang sudah bertanya padanya.
"Mau kemana kamu? " Rey bertanya lagi, berjalan menuju kasurnya. Matanya tidak lepas memperhatikan pergerakan Wina yang menjauhi nya.
"Mau ke bawah, bantuin bi Narsih masak Tuan. " Wina pun menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIDKU YANG CANTIK
RandomWina tinggal bersama keluarga Wicaksono semenjak umur 8 tahun bersama ibunya. Ayahnya meninggal di waktu ia masih kecil. Setelah ayahnya meninggal ibunya pun bekerja dengan keluarga ini, sebagai pembantu rumah tangga . Selama ini hidupnya sangat ny...