BAB 1

15K 287 1
                                    

HAI HAI SELAMAT PAGI READER'S, CERITA PERTAMA BELUM SELESAI SEKARANG SUDAH ADA CERITA BARU LAGI.

KALAU NGGAK AKU KELUARKAN IMAJINASIKU SEKARANG, NANTI CERITA NYA AKAN HILANG DI OTAKKU.

Mudah-mudahan cerita ku yang ini cepat kelar ya.

Love you reader's

______________________

Libur semester telah tiba ,Wina akan pulang hari ini. Selesai sudah masanya untuk menuntut ilmu di sekolah ini selama 3 tahun. 4 bulan sudah Wina tidak pulang ke rumah Wicaksono,dia sangat merindukan  ibunya. Di rumah itu lah dia tinggal selama 10 tahun ini.

Oh iya, Wina baru saja menamatkan SMA nya dengan nilai yang sangat bagus. Selama ini dia tinggal di asrama perempuan disekolahnya . Sekolahnya merupakan salah satu sekolah yang termasuk elite yang berada di pinggiran kota Jakarta. Nyonya Ambar lah yang menyekolahkan Wina selama ini , mana mungkin ibunya mampu menyekolahkan Wina. Ibunya saja hanya pembantu dirumah Wicaksono. Walaupun gaji ibunya cukup besar sebagai pembantu, tapi tetap saja uang ibunya nya tidak akan cukup menyekolahkan nya disekolah Elite ini.

Wina sangat bersyukur mama Ambar membiayai dan menyekolahkan nya dengan sangat tulus. Wina memanggil nyonya Ambar dengan panggilan mama sejak kecil. Nyonya Ambar lah yang menyuruh Wina memanggil nya seperti itu. Dia merasa lebih dekat dengan Wina dengan panggilan mama padanya. Nyonya Ambar sudah seperti ibu ke dua bagi Wina.

Mungkin saja ibunya dan Wina baik dan rajin dalam pekerjaan rumah tangga di rumah mama Ambar. Entahlah mungkin saja, Sehingga Nyonya Ambar sangat menyukai Wina dan ibunya.

Ada juga mbak Narsih, mbak Nining dan pak Jono yang tinggal dirumah Wicaksono. Mereka supir dan pembantu di rumah itu, nyonya Ambar juga menganggap mereka seperti keluarga.  Mereka sangat betah bekerja dirumah Wicaksono .Contohnya pak Jono, dia lah orang yang paling lama bekerja dengan keluarga Wicaksono. Katanya dia sangat betah bekerja di rumah ini, tuan  Wicaksono dan nyonya Ambar sangat loyal, tidak pemarah dan menganggap pembantu nya seperti keluarga sendiri.

Ada satu lagi anggota keluarga dirumah itu, dia adalah Tuan Rey anak tunggal nyonya Ambar dan tuan Wicaksono. Selama 3 tahun sekolah dan tinggal di asrama ini, Wina tidak pernah bertemu dengannya. Dia tinggal dan bekerja di negara Inggris. Wajar saja selama SMA Wina tinggal di asrama dan dalam setahun hanya beberapa kali pulang ke rumah.

Mungkin saja waktu sekolah di SMP kelas 1 Wina terakhir kali bertemu dengan tuan Rey. Itupun hanya sebentar,orangnya sangat acuh dan terkesan sombong, jujur saja Wina sangat takut dengannya. Jangankan menyapa Wina,ibunya pun juga pernah bilang ke Wina kalau tuan Rey juga acuh pada ibunya. Wina rasa mungkin dia sudah terlalu lama tinggal di Inggris. Sifat ramah tamah , adab dan tata kramanya sebagai orang Indonesia sudah lama menghilang dari dirinya.

Ayah Wina yang bernama Harun meninggal saat Wina berumur 8 tahun. Ayahnya hanya seorang petani, dia tidak mempunyai sawah milik sendiri yang akan di garapnya. Dengan mencari upahlah ayahnya bisa memberikan nafkah untuk ibunya. Hidupnya sangat sederhana pada saat itu, maklum saja mereka memang dari keluarga miskin. Rumah mereka pun hanya mengontrak, rumah kecil yang menyimpan banyak kenangan pada saat itu.

Ibunya bernama Asih, dia cuma ibu rumah tangga biasa. Dia tidak pernah bekerja mencari uang, ayahnya pasti melarang kalau ibunya ingin menambah penghasilan untuk keluarga mereka. Ayahnya memang lelaki yang sangat bertanggungjawab menurut Wina.

Kebahagiaan nya hanya sampai umur 8 tahun, ayahnya meninggal karena serangan jantung. Saat itu Wina sedang belajar di sekolah, tetangga nyalah yang menjemput Wina.  Tetangganya yang bernama bu Irma memanggil ibu gurunya dan mereka berbicara sebentar. Setelah itu bu guru bilang padanya kalau ayahnya sakit dan menyuruh Wina mengemasi buku bukunya. Wina pun pulang bersama tetangga nya.

MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang