bab 19

7.7K 178 5
                                    

"Rey itu sering membantah kata kataku pa, lihat dia pergi saja tanpa memakan nasinya". Nyonya Ambar sangat kesal dengan tuan Rey. Dia tetap mengunyah nasinya itu dengan lahap. Tapi terlihat raut wajahnya yang sedang marah.

"Aku cuma bilang Seandainya saja Wina kuliah di Inggris, eh dia malah emosi. Entah apa yang ada dipikiran anak itu. "

Tuan Wicaksono menoleh pada Wina, dia memperhatikan gadis itu dari tadi. Sejak Rey datang dia hanya menunduk memakan makanannya. Rey tidak menyapanya dan seperti orang kesal melihat Wina juga duduk di meja makan ini.

"Jangan tersinggung dengan perlakuan Rey tadi ya nak, sejak dia pulang seminggu ini. Anak itu seperti anak kecil saja. Aneh, padahal umur nya saja sudah 32 tahun. Udah nggak wajar seperti itu. Padahal Rey biasanya tidak seperti itu. " Nyonya Ambar tetap merasa marah, anaknya itu seperti tidak tau sopan santun saja.

"Nggak apa apa nyonya. " Wina menjawab dengan tulus, mereka pun terdiam dan melanjutkan makan malam mereka.

Tuan Wicaksono memang orang yang tidak banyak bicara, tapi dia selalu memperhatikan banyak hal yang tidak di perhatikan orang. Dia yakin antara Wina dan Rey pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Apakah leher Wina akibat perbuatan Rey?. Tapi tuan Wicaksono tidak meyakini kalau Rey akan menyukai Wina, karena perbedaan usia mereka yang lumayan jauh. Tapi siapa yang tidak  kagum dengan kecantikan gadis seperti Wina, gadis yang teramat cantik di mata para lelaki dan bentuk badan yang terlihat aduhai. Pasti itulah penilaian laki laki terhadap Wina.

Tuan Rey sangat yakin kalau Rey sudah melakukan sesuatu pada Wina. Gadis itu terlihat sangat ketakutan jika sudah melihat rey., tuan Wicaksono akan menanyakan Rey sebelum kepergiannya  ke Inggris siang besok......

******

Wina harus mengambil buku yang akan di bacanya malam ini di lantai 2. Pustaka itu ada dekat kamar Rey, dia harus melewati kamar Rey dulu agar bisa masuk ke ruangan Pustaka.

Jantung Wina berdetak dengan cepat, seandainya saja dia bertemu dengan Rey di lantai 2 nanti. Apa yang harus di lakukannya, lari atau pura pura tidak tau.

Wina sangat memerlukan buku itu, malam ini harus di bacanya. Mungkin saja tuan Rey sudah tidur kan. Dia berangkat besok siang ke Inggris mana tau tuan Rey mengistirahatkan badannya  lebih cepat malam ini .

Wina mulai menapaki tangga, matanya tidak lepas dari kamar Rey. Dia takut mana tau pintu kamarnya itu akan terbuka saja dan tuan Rey dengan mengejutkan ada saja di hadapan nya.
Dan tidak mungkin pula tuan Rey akan membaca di Pustaka malam malam begini kan.

Wina menghilangkan pikiran buruknya, dia sudah sampai di lantai atas. Dia sudah melewati kamar tuan rey, Wina seperti maling berjalan mengendap endap.

Akhirnya sampai juga dia di ruangan Pustaka, dia dengan segera mencari buku yang di perlukannya. Wina mendapatkan nya dengan raut wajah yang bahagia. Wina pun keluar dari ruangan itu dia mempercepat langkahnya dan telah melewati kamar tuan Rey. Wina sangat lega rasanya dia sudah terlepas dari kandang singa.

Wina pun akan menuruni tangga, tanpa di sangka seseorang membekap mulutnya dan memeluk tubuhnya dengan erat. Wina akan berteriak  saat itu juga, dan orang itu berbisik dari belakang Wina.

"Jangan teriak gadis kecil, atau akan ku bilang kalau kamu sudah mencuri uangku. " Wina tak berani berteriak. Tuan Rey mengancamnya lagi, dia membawanya masuk ke kamar nya.

Ya Tuhan, apa lagi yang akan di lakukan tuan Rey kepadanya? Wina tidak ingin lagi kalau tuan Rey menyentuhnya lagi. Cukup saat di hotel itu saja.

Rey menutup pintu nya dengan pelan, kemudian membawa Wina menuju kasurnya. Rey akan menikmati tubuh Wina lagi, sebelum dia berangkat besok ke Inggris. Rey rasa setelah dia tinggal di Inggris lagi, pasti dia tidak akan mengingat lagi gadis cantik yang bernama Wina ini......

******

Seseorang tidak sengaja mendongak ke lantai atas, dia melihat secara langsung. Dan tidak menyangka tuan Rey sedang memeluk dan mendekap Wina. Ya Tuhan tuan Rey mencium Wina. Apa yang harus di lakukannya, memanggil nyonya Ambar atau memanggil ibu Wina.

Apa lebih baik dia diam saja, dia takut pekerjaan nya akan di pertaruhkan. Bagaimana nasib anak anaknya di kampung jika dia di pecat dari kediaman Wicaksono?

Badan bi Narsih menggigil, tidak bisa membayangkan apa yang akan di lakukan tuan Rey di dalam kamar kepada Wina. Dia sangat kasihan pada Wina.

Bi Narsih sudah dewasa, dia tahu apa yang akan di lakukan tuan Rey pada Wina. Dia sangat kasihan pada gadis itu, tapi apa daya mulutnya terkunci dan dia tidak bisa berbuat apa apa..........



MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang