Wina berjalan menuju ruang keluarga untuk menemui nyonya Ambar. Dilihatnya,nyonya Ambar sedang serius menonton sinetron tentang percintaan . Tangannya memegang remot dan matanya tidak lepas melihat layar televisi besar itu.
Seingat Wina dari dulu jika nyonya Ambar sedang santai,pasti dia tidak akan melewatkan sinetron kesukaannya. Menonton sinetron memang hobi nyonya Ambar dari dulu, Wina sangat tau kebiasaan nyonya Ambar itu.
Apalagi aktor dan aktris nya cantik dan ganteng. Serasa balik ke masa muda, begitu lah kata kata nyonya Ambar yang masih terngiang-ngiang di telinga Wina sampai saat ini.
Waktu kecil Wina sering menemani nyonya Ambar menonton televisi . Maklum saja kadang nyonya Ambar kesepian dirumah. Tuan wicaksono sering keluar kota mengurus bisnis nya yang lain.
Anak pun hanya seorang tuan Rey saja, bagaimana tidak mungkin nyonya Ambar tidak akan kesepian. Sering di tinggal sendirian dengan rumah besar dan sangat megah seperti ini.
Saat Wina tinggal di rumah ini, tuan rey memang sudah tidak lagi tinggal di Indonesia. Saat itu dia sudah kuliah di negara Inggris. Wina pun cuma beberapa kali bertemu dengan tuan muda itu, sewaktu berpapasan dengan tuan Rey. Wina takut untuk menyapa, mungkin saja waktu itu Wina masih kecil dan tuan Rey sudah cukup dewasa. Lagian tuan Rey seperti tidak mempedulikan orang sekitarnya. Apalagi karena Wina yang masih sangat kecil pada saat itu..
"Assalamu'alaikum mama... ".
" Eh Wina,kamu kapan sampai nya.. ". Nyonya Ambar langsung berdiri dari sofanya dan langsung memeluk Wina. Seperti sudah bertahun tahun mereka tidak bertemu.
Dia tidak enggan memeluk Wina walaupun hanya seorang anak pembantu. Mungkin karena kerendahan hatinyalah dan sifatnya yang tidak sombonglah yang membuatnya seperti itu. Apalagi dia sudah menganggap Wina seperti anak kandung nya.
"Sore tadi ma, Wina mandi dan makan dulu. Habis itu Wina langsung menemui mama. "
" Duduk dulu yuk, temenin mama nonton ya, sinetronnya lagi bagus bagusnya. Duduk aja dulu di sini". Nyonya Ambar mempersilahkan Wina duduk sofanya.Wina pun duduk di sofa warna abu itu.
"Gimana nilainya, mama rasa pasti nilai kamu yang paling tinggi. "
"Nggak ma, Wina cuman dapat rangking 2 . Tapi nilainya cuma beda dikit ma sama yang rangking 1. "
"Rangking 2 juga udah bagus itu, yang penting kamu belajarnya lebih rajin lagi.
"
"Oh ya ma, Bapak mana. " Mata Wina melihat sekitar ruangan ini, dan tidak melihat penampakan tuan Wicaksono."Bapak masih di luar kota, belum tau kapan pulangnya". Ada gurat nada kekecewaan dari kata kata nyonya Ambar. Wina yakin pasti sehari hari nyonya Ambar sangat kesepian.
Mereka berbincang bincang dengan asyik, membicarakan tentang sekolah Wina, mau masuk Perguruan tinggi mana Wina nantinya. Dan banyak hal lain lagi yang mereka bicarakan"Oh ya Rey akan pulang malam ini, selama SMA kamu belum pernah bertemu dengan Rey ya. "
Wina terperanjat, tuan Rey akan pulang?. Kenapa saat Wina dirumah tuan Rey pulang ke Indonesia juga?. Wina takut dengan tatapan tajam Rey. Wina ingat waktu masa kecilnya, Wina pernah memecahkan pajangan mobil mobilan tuan Rey yang di koleksinya dari kecil. Wina penasaran dengan isi lemari kaca yang berada di lantai 2 itu. Wina ingin mengeluarkan isinya yang banyak koleksi mobil yang unik unik. Dia pun membuka pintu kaca itu, tapi tidak bisa di buka padahal tidak di kunci sama sekali. Wina pun mencoba memaksakan tangannya membuka dengan kuat.
BRAAKK, lemari kaca itu pun jatuh ke lantai bersamaan dengan isinya yang juga jatuh bertebaran di lantai. Wina shock, dia pun bersiap lari dan tepat saat itu juga tuan Rey sudah berada di depannya. Melihat pada Wina dengan api kemarahan.
"Apa yang kamu lakukan!!! " Tuan Rey seperti akan menampar nya.
Wina memundurkan langkahnya, dia sangat takut pada tuan Rey. Dia tidak tahan lagi, akhirnya tangisnya pun pecah . Saat itu juga ibunya dan nyonya Ambar muncul, dia langsung berlari sekuat tenaganya melewati tuan Rey. Dan bersembunyi di balik punggung lebar ibunya. Dia merasa lega ibunya datang tepat waktu, itulah sekeping kenangan buruk yang membuat nya sangat takut pada tuan Rey. Setelah kejadian itu Wina selalu menghindari tuan Rey. Dan kalau bisa Wina tidak mau bertemu Tuan Rey seumur hidupnya....
****
Tit tit tit... Terdengar bunyi klakson mobil, nyonya Ambar pun berdiri. Dia berjalan ke arah ruang tamu, kemudian membuka pintu besar itu. Nampak lah Rey keluar dari mobilnya, nyonya Ambar tidak luput memperhatikan gerak gerik anak nya itu.
Anaknya sangat tinggi, cara berjalannya ,tatapannya dan gaya rambutnya pasti membuat wanita akan tergila gila melihatnya. Nyonya Ambar sangat yakin kalau banyak perempuan yang ingin menjadi kekasihnya.
" Putraku sangat gagah". Gumam nyonya Ambar dalam hatinya sambil menyunggingkan senyum manisnya.
"Rey, akhirnya putra kesayanganku pulang". Nyonya Ambar langsung memeluk putra kesayangannya itu. Mengusap ngusap punggung Rey dengan penuh kasih sayang.
" Pasti mama menelpon ku ke kemaren mengancam bunuh diri, biar aku pulang ke Indonesia ya. Aku sudah tau kalau itu akal akalan mama saja". Ada nada kekesalan di kata kata Rey.
Nyonya Ambar melepaskan pelukannya dan menatap mata Rey dengan sangat dalam "Iya, biar kamu pulang. Makanya mama mengancam mau bunuh diri segala".
" Ke dalam yuk, bi Asih sudah memasak banyak untukmu. Isi dulu perutmu Rey , jangan makanan luar negeri aja yang kamu makan. Makanan Indonesia jangan di lupakan". Nyonya Ambar berceloteh sambil berjalan ke ruang makan.
Rey mengikuti mamanya dari belakang, kopernya tadi sudah di masukkan pak Jono kerumahnya. Rey melihat sekeliling rumahnya, masih seperti dulu. Dan yang jelas kamarnya pasti sudah di bersihkan bi Asih dari kemaren.
Oh ya, bi Asih Rey mengingat pembantu yang sudah mengabdi di rumah ini lebih dari 10 tahun lalu. Seorang wanita yang cekatan, rapi, bersih dan tutur katanya beretika sopan dan santun.
Mamanya sangat menyukai pembantu itu. Pekerjaannya selalu bersih dan rapi. Hasil kerjanya sangat memuaskan. Walaupun ada beberapa pembantu lain yang juga bekerja di rumah ini. Dia membawa anaknya yang masih kecil saat itu,wajahnya pun Rey tidak terlalu ingat.
Yang Rey ingat dia pernah memecahkan lemari yang berisi koleksi mobil mobilan mahal Rey semasa kecil. Kejadian itu sudah lama berlalu, Rey rasa gadis kecil itu sekarang pasti sudah remaja....
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIDKU YANG CANTIK
RandomWina tinggal bersama keluarga Wicaksono semenjak umur 8 tahun bersama ibunya. Ayahnya meninggal di waktu ia masih kecil. Setelah ayahnya meninggal ibunya pun bekerja dengan keluarga ini, sebagai pembantu rumah tangga . Selama ini hidupnya sangat ny...