Burung burung berkicauan menandakan hari yang begitu cerah. Pandangan Rey silau,ternyata sinar mentari masuk melalui celah jendela untuk membangunkan Rey. Di lihatnya jam, ternyata sudah menunjukkan jam 9 pagi. Di sibakkannya selimut tebalnya, dia pun berjalan ke arah kamar mandi.
Belum sampai ke kamar mandi, telepon selulernya bergetar. Rey pun membalikkan badannya lagi untuk melihat siapa yang menelpon nya. Dan ternyata Luna kekasih hatinya yang menelepon. Rey pun tersenyum melihat nama Luna terpampang di layar HP nya. Sosok cantik yang mengisi hari harinya selama 2 tahun ini.
Rey pun mengangkat telepon, bibirnya pun menyunggingkan senyum manisnya. Pasti gadisnya akan marah padanya, gumam rey dalam hatinya.
"Halo..".
" Rey, kamu kenapa nggak telepon aku. Kamu janji mengabari aku kalau sudah sampai di Indonesia. Aku khawatir Rey, aku takut terjadi apa2 sama kamu".
"Dari kemaren aku sudah telepon kamu, kenapa nggak di angkat Rey? ". Luna tidak berhenti bicara, sungguh dia sangat mengkhawatirkan Rey.
" Maaf sayang, nada dering HP ku matikan. Semalam aku terlalu capek".
Rey berbicara sambil mengingat semalam mamanya melepas rindu dengannya sampai larut malam. Mereka banyak membicarakan berbagai hal, termasuk tentang pernikahan Rey. Hal yang sangat tidak ingin bagi Rey untuk di bicarakan.
"Aku takut Rey, setelah kamu di Indonesia kamu akan melupakan aku. Baru 1 hari kamu meninggalkan ku, aku sangat merindukanmu Rey". Ada nada kecemasan di kata kata Luna.
Rey pun tertawa, gemas mendengar kata kata kecemasan dari gadis itu.
" Jangan cemas sayang, aku hanya 1 minggu di sini. Aku tidak akan mengkhianatimu,tidak akan ada gadis Indonesia yang akan menyaingi mu. Hanya satu gadis Indonesia yang hanya aku cintai, dan itu kau Luna.... " Rey seperti seorang penggombal saat menyebutkan kata katanya, tapi itulah kenyataan nya. Kata katanya itu memang dari dari lubuk hatinya yang terdalam.
"Rey...." Luna merasa terharu di balik telpon selulernya dengan kata kata yang baru di ucapkan Rey.
"Nanti ku telepon lagi ya, aku mau mandi dulu. "
"Iya Rey, aku sayang kamu ". Luna pun menutup telepon nya.
Rey pun beranjak ke arah kamar mandi, dia ingin berendam air panas dulu. Setelah itu dia akan ke lantai bawah untuk makan .
*****
Wina baru selesai mandi, gadis itu memakai rok panjangnya yang berwarna biru dan memakai baju kaus warna putih. Kemudian memakai bedak bayi ke wajahnya yang mulus, memakai lip gloss dan terakhir menyisir rambutnya yang panjang.
"Nanti saja ku ikat, sekarang masih basah". Gumam Wina dalam hatinya.
Wina pun keluar kamar untuk membantu ibunya, apapun yang bisa Wina kerjakan akan di kerjakannya. Begitulah pengabdiannya untuk keluarga yang sangat baik ini. Wina pun menuju dapur, tercium bau harum dari arah dapur. Ternyata ibunya lagi memasak. Pembantu yang lain mungkin saja sedang membersihkan bagian lain dari rumah ini.
Ibunya sangat pintar memasak, sejak tinggal dirumah ini. Ibunya lah yang memasak, apapun yang di masak ibu Wina. Nyonya Ambar pasti menyukainya.
" Ibu lagi membuat apa. " Wina menghampiri dan bertanya pada ibunya.
"Ini lagi masak ayam kecap sama sambelnya, tuan muda Rey dulunya sangat menyukai masakan yang ibu buat ini. Mudah mudahan sekarang masih suka ya".
Ibu Wina berbicara sambil mengaduk ngaduk sambel di kuali. Wina pun mengangguk mendengar pernyataan ibunya.
"Wina kamu buatin teh 2 gelas ya, 1 untuk tuan Rey dan yang satu lagi untuk nyonya Ambar. Oh ya, untuk nyonya Ambar gulanya 1 sendok aja. Kalau sudah siap langsung bawa ke depan. Bersihkan meja makan kalau kotor ya".
Deg, membuatkan teh untuk tuan Rey?. Wina ingin menghindari tuan Rey, ibunya malah menyuruhnya membuat teh dan mengantarkan nya pada tuan Rey?? .
"Kalau ibu aja gimana. "
"Wina..." Ibunya menoleh dan menajamkan matanya pada Wina.
" Iya bu....".
Wina pun melakukan tugasnya dengan rasa terpaksa, setelah itu dia menuju ke ruang makan. Me lap meja seandainya ada debu yang menempel di meja mewah itu. Mudah mudahan saja tuan Rey tidak mengingat kejadian itu lagi yang membuat Wina takut setengah mati pada tuan muda Rey Wicaksono.....
*****
Rey bersiap pergi ke ruang makan, perutnya sangat lapar. Dia akan makan, lelaki tampan itu pun menuruni tangga.
Dari kejauhan terlihat seorang perempuan berambut panjang yang membelakangi nya sedang menata meja makan."Mungkin pembantu di sini" Pikir Rey.
Rey pun duduk, Wina terkejut dengan kedatangan Rey. Rey datang dengan tidak terduga. Bersamaan dengan itu nyonya Ambar datang. Dia juga melihat keterkejutan Wina.
"Ada apa Wina? Kok kamu kaget? ". Nyonya Ambar bertanya sambil duduk di kursinya yang berhadapan dengan anaknya Rey.
" Eh, nggak ma, tadi tuan Rey datang, mungkin Wina lagi melamun jadinya kaget ". Wina menjelaskan sambil tersenyum dan melihat ke arah Rey yang juga memperhatikan nya dari tadi.
"Kamu makan disini juga ya. "
"Wina baru aja selesai makan ma, masih kenyang banget. Wina bantu ibu di belakang dulu ya ma. " Gadis itu tersenyum dengan canggung, dan berlalu pergi menuju dapur.
Rey memperhatikan gadis itu,matanya tidak lepas melihat sosoknya yang begitu cantik, kulit putih nan mulus dan tinggi badannya yang setinggi model. Tidak mungkin gadis itu seorang pembantu, pikir Rey. Oh ya, Kenapa gadis itu memanggil mamanya dengan sebutan mama? Siapa dia? Rey sangat penasaran dan harus menanyakan nya pada mamanya.
Nyonya Ambar memperhatikan Rey sedari tadi, tatapannya tidak lepas dari Wina. Setelah Wina beranjak pergi, Nyonya Ambar pun bertanya kepada anak laki laki nya itu.
"Kamu memperhatikan Wina dari tadi ya, dia itu anak bi Asih. Apa kamu lupa dengan Wina". Nyonya Ambar memperhatikan wajah putranya itu.
Rey seperti mengingat ngingat Wina, dia pun mengingat sosok kecil itu yang selalu takut jika melihat Rey setelah kejadian yang membuat Rey sangat marah padanya. Dia selalu bersembunyi di balik punggung ibunya jika melihat rey. Ya Rey ingat gadis kecil itu.
"Apa kamu menyukai Wina Rey?? ". Ibunya bertanya dengan tatapan menyelidiknya. Dia yakin saat mata Rey tidak lepas menatap Wina yang memang sangat cantik.
" Tidak mungkin aku akan menyukai anak pembantu ma". Rahangnya pun mengeras. Dia merasa tersinggung dengan pertanyaan menyelidik mamanya.
Yang benar saja mamanya, level mereka berbeda. Tidak mungkin kan kalau putra tunggal Wicaksono menyukai seorang anak pembantu. Yang sudah lama hidup di luar negeri ini.
"Kenapa dia memanggil mama dengan sebutan mama?"
"Mama yang nyuruh Wina panggil mama, anak kandung mama jauh di luar negeri. Kalau nggak mama ancam dia tidak akan pulang ke Indonesia. Makanya mama angkat anak satu lagi. "
Mamanya berbicara seperti tidak ada rasa bersalah, dia sengaja menyindir Rey. Rey tau itu, dia paham apa maksud mamanya. Dan Rey berusaha tidak memperdulikan kata kata mamanya.....
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
MAIDKU YANG CANTIK
RandomWina tinggal bersama keluarga Wicaksono semenjak umur 8 tahun bersama ibunya. Ayahnya meninggal di waktu ia masih kecil. Setelah ayahnya meninggal ibunya pun bekerja dengan keluarga ini, sebagai pembantu rumah tangga . Selama ini hidupnya sangat ny...