Bab 11

7.9K 182 2
                                    

Rada -rada kesel juga ya kalau lihat tuan Rey ini . Seperti nggak suka banget sama Wina, padahal hatinya mau banget sama Wina 😂

 Seperti nggak suka banget sama Wina, padahal hatinya mau banget sama Wina 😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini ya si tuan Rey nya, yang sok jual mahal gitu orangnya. Tatapannya itu wuiihh.. Bikin aku jatuh hati saja 😂

____________

"Wina, bawa sapu sama kain pel ke atas ya. Jangan lupa kemoceng nya di bawa ke atas juga ". Ibu Wina berbicara dari lantai atas , mengingatkan Wina lagi agar tidak lupa. Dan tidak bolak balik naik turun tangga yang besar ini.

" Iya bu, bentar lagi aku ke atas". Wina menyahut dari lantai dasar rumah itu. Dia bergegas mengambil apa yang di suruh ibunya.

Untung saja ibunya tidak curiga dan memperhatikan gelagat Wina dari tadi. Kalau ibunya atau ke dua orang tua Rey tau entah apa yang akan terjadi. Mungkin saja nyonya Ambar akan mengusir Wina dan ibunya dari rumah ini.

Wina menggelengkan kepalanya, mudah-mudahan saja tidak. Mungkin saja tuan Rey juga telah melupakan kejadian sore kemaren.

Ketiga alat bersih -bersih yang di suruh ibunya sudah ada di tangan Wina. Wina pun menuju ke tangga, berjalan menunduk tanpa berani mendongak ke atas.

Mana tau saja tuan Rey juga berada di lantai atas kan. Wina pun sampai di lantai atas, ibu nya, mbak nining ,mbak narsih dan nyonya Ambar juga ikut serta membereskan beberapa bagian rumah itu.

"Asih, nanti siang aku mau bawa Wina ke  tempat suamiku ya, aku mau jemput mas Arya .Wina ku bawa sambil temenin aku, sepi aja kalau nggak ada lawan bicara." Nyony Ambar berbicara sambil me lap koleksi guci nya.

Dari dulu nyonya Ambar sering membawa Wina kemana -mana. Sebenarnya waktu Rey kecil nyonya Ambar ingin mempunyai anak perempuan. Tapi apa daya, sudah berobat sana sini, tapi tidak membuahkan hasil. Alhasil hanya Rey seorang saja anak nyonya Ambar.

Wina terpaku di tempatnya berdiri, dia serasa mau tumbang saja. Ia lalu menoleh ke  Nyonya Ambar, kemudian menoleh lagi ke ibunya.

"Iya nyonya, bawa aja Wina. Lagian selama libur sebelum kuliah nanti, Wina pasti stres di rumah terus. Karena nggak pergi kemana -mana, dia pasti bosan". Ibunya berbicara sambil menyapu lantai, dia melirik ke Wina. Wina cemberut, ibunya pun tersenyum melihat tingkah anaknya itu.

Nyonya Ambar dan bu Asih sudah terbiasa bicara seperti itu, karena mereka sudah seperti keluarga. Nyonya Ambar tidak menganggap semua pembantunya sebagai pembantu. Dia tidak ingin merendahkan seorang pembantu. Contohnya saat ini dia juga ikut serta membersihkan lantai atas.

Saat itu juga pintu kamar Rey terbuka, mereka yang ada di situ serta merta menoleh ke arah Rey. Rey berlalu ke tangga, menapaki tangga satu persatu tanpa menoleh atau pun menyapa ke arah mereka yang melihat ke arah Rey.

Wina bersembunyi dari balik punggung lebar ibunya, walaupun tinggi nya jauh menjulang dari wanita itu.

"Rey juga akan ikut, dia yang akan membawa mobil. Sekalian jalan jalan,mungkin kami akan menginap di situ. Kapan lagi Rey melihat perusahaan papanya kan. Mana tau juga hatinya tergerak meneruskan perusahaan papanya. " Nyonya Wina tersenyum melihat ke arah putranya. Terlihat bangga dengan putranya yang sangat gagah.

Akan tetapi seperti ada tersirat nada kekecewaan dari kata kata nyonya Ambar terhadap Rey. Selama ini Rey tidak ingin meneruskan perusahaan papanya. Padahal perusahaan papanya cukup besar, sebenarnya Rey tidak perlu bekerja di luar negeri lagi. Tapi apa daya, walaupun dipaksa untuk tinggal di Indonesia pun Rey tidak mau. Mudahan mudahan saja, perjalanan kali ini Rey akan berubah pikiran.

"Wina, sebentar lagi siap siap ya. Bawa aja beberapa baju ganti. Kita akan menginap satu atau dua malam di situ".

"Iya nyonya". Wina cemas, dia akan bersama rey untuk beberapa hari ke depan. Dia akan bersikap seperti biasa nantinya. Mudah mudahan Rey juga seperti itu.....

________

Rey sudah berada di dalam mobil sedan mewahnya, terlihat dari samping kiri mobilnya nyonya Ambar masuk. Dan tunggu sebentar seseorang juga masuk di samping kanan mobilnya. Rey pun menoleh kan kepalanya ke belakang.

Apa ?? Wina juga ikut???.

Rey menggelengkan kepalanya, dan memukul stir mobil. Entah apa yang di pikirkan ibunya, Rey tak habis pikir.

Rey akan menghindari gadis itu, tapi ibunya malah membawa gadis itu bersamanya untuk beberapa hari ke depan. Benar benar hari yang buruk baginya......

MAIDKU YANG CANTIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang