Hari ini, Alby sengaja mengantarkan Naza ke tempat kebugaran ibu hamil. Dia sempat mendapat saran dari Ibu untuk selalu mengajak Naza berolahraga. Katanya, senam ibu hamil bisa melancarkan proses persalinan nantinya.
Sebetulnya, sejak kandungannya masih kecil, Naza sudah sering ikut kelas-kelas yoga dan senam. Namun, beberapa bulan terakhir sempat vakum karena Naza mengalami ngidam untuk pertama kalinya.
Ah, ya ... tentang ngidam, selama trimester pertama, Alby yang ngidam parah. Setelah Alby membaik dan kembali normal, Naza yang malah mengalami morning sickness. Meski tidak separah saat Alby ngidam, tapi Naza juga mengalami insomnia, kecemasan berlebih, ditambah dengan maag dan nyeri kaki serta punggung. Makanya, Alby melarang Naza untuk melakukan kegiatan berlebihan dulu.
Setelah melihat perkembangan Naza dan calon bayi mereka yang cukup baik, makanya Alby kembali mendaftarkan Naza di kelas senam ibu hamil. Naza sih setuju saja. Lagipula, dia bosan jika hanya menunggu Alby di rumah sepanjang hari bersama Leon.
Sementara Naza sibuk mengikuti kelas kebugarannya, Alby kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaannya yang belum selesai. Sedangkan, Leon dititipkan ke tempat penitipan anak. Kebetulan, tak hanya tempat kebugaran untuk ibu hamil, di gedung yang sama ada Baby Daycare yang cukup terkenal dan terpercaya. Setidaknya, Naza dan Alby akan tenang jika Leon dititipkan di sana selama mereka fokus pada kegiatan masing-masing.
Dalam kelasnya, Naza tengah rehat. Dia duduk sambil menyeka keringatnya. Selain baik untuk kesehatan dia dan bayinya, berkumpul dan bertukar pikiran bersama ibu hamil lainnya menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk Naza. Naza bisa banyak belajar dari mereka.
Setelah menyimpan gym ball di sudut ruangan, Naza ikut berkumpul bersama ibu hamil lainnya. Hari ini, ada lima ibu hamil yang datang. Usia kandungan mereka hampir sama dengan Naza, ada yang lebih tua ada juga yang baru menginjak trisemester ketiga. Beberapa diantaranya sudah Naza kenal. Waktu itu pernah beberapa kali mengikuti kelas kebugaran yang sama.
“Naza, baru gabung lagi, ya? Gimana sekarang?” tanya salah satu dari mereka.
Belum sempat Naza menimpali, yang lainnya lebih dulu menjawab. “Kalau kandungan udah besar, gak terlalu rewel soal morning sickness. Paling nyeri punggung sama pinggul karena bayi makin berat. Iya, ‘kan?” katanya.
Naza mengangguk setuju. “Iya.”
“Bener, loh. Tapi, ngomong-ngomong ya, hamil yang ini aku sampe naik 25 kilo. Gak tau deh, suami udah sering ledekin kebo. Dari 56 sekarang jadi 81 kilo.”
“Untungnya, suami tetap sayang, ‘kan?”
“Suami aku sih bawel. Terlalu kurus dikomen, terlalu gendut juga dikomen.”
Naza hanya tersenyum mendengarkan obrolan itu. Dia malah mengingat Alby. Sampai sekarang, Alby memang tak pernah mengeluhkan berat badan Naza. Pria itu sepertinya tak keberatan dengan perubahan fisik Naza saat hamil. Ya, meski Naza juga sekarang hampir mencapai 75 kilo dari berat badan normalnya 45 kilo. Yang artinya, selama hamil, berat badan Naza naik hingga 30 kilo.
“Hati-hati loh, suami malah lirik yang lain.”
Candaan itu membuat Naza makin tertegun. Alby juga pria normal yang mungkin saja tertarik pada perempuan lain. Diam-diam, Naza menatap pantulan tubuhnya sendiri dari pintu kaca di sampingnya. Jika dilihat lagi, tubuh Naza benar-benar bulat dan jauh dari kata seksi. Bahkan, lengannya hampir seukuran paha gembul Leon.
Apa karena terlalu gendut, jadi Mas Alby nyuruh aku rajin senam, ya? batin Naza bertanya.
“Iya loh, Jeng. Sekarang, zaman perselingkuhan. Agak ngeri. Gak di TikTok, gak di Instagram, isinya gosip perselingkuhan artis-artis. Dikasih yang cantik, selingkuh. Dikasih yang sabar, juga selingkuh. Dikasih yang sholehah juga tetep gak bersyukur. Pengennya apa, sih? Mereka nyari yang gimana sebenernya?”
![](https://img.wattpad.com/cover/349400486-288-k154897.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon gak mau jadi Abang!
RomanceSEQUEL TURUN RANJANG Hanya keseruan Alby dan keluarga kecilnya ditambah dengan kegemoyan Leon yang gak mau jadi Abang. ps. Ada ilustrasi komik di setiap babnya.