Naza terbangun karena Alby mendekapnya dengan erat. Pria itu menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan Naza.
"Yang ...." Dengan suara sengau bercampur serak selepas bangun tidur, Alby merengek seperti anak kecil. Suhu badannya sangat tinggi, bahkan Naza bisa merasakan hawa panas yang menjalar dalam pelukan mereka.
"Mas," panggil Naza, pelan.
"Nggak enak banget, mampet, pusing. Panas, tapi dingin juga. Pake selimut, gerah. Gak pake selimut, dingin. Pengen dipeluk sampe pagi." Entah mengigau atau bukan, Alby meracau tak jelas dengan mata yang masih tertutup rapat.
Di balik satu selimut yang sama, Alby terus bersembunyi dalam pelukan istrinya yang kurus. Tubuh kekar dan bongsor pria itu berbanding terbalik dengan kelakuannya yang manja melebihi Leon dan Noel.
Naza yang cukup kewalahan, mengubah posisinya agar Alby bisa lebih nyaman. Dia usap kening Alby, lalu menempelkan punggung tangannya. Ternyata, Alby memang demam tinggi.
Sebenarnya, Alby terbilang jarang sakit. Kebiasaan olahraganya membuat pria itu memiliki imun yang kuat dan selalu bugar. Kemarin, entah karena lelehan atau memang karena terlalu lama berenang di bawah terik matahari, pria itu jadi demam seperti ini. Padahal, kemarin Naza sudah mengomel-ngomel, meminta Alby untuk segera menyelesaikan acara berenangnya. Namun, sama seperti kedua putranya yang keras kepala, Alby juga tak jauh berbeda. Jika bukan karena Jimmy datang bertamu, sepertinya Alby akan menghabiskan seluruh hidupnya dengan berenang.
"Mau minum, haus." Masih dengan suara sengaunya, Alby kembali merengek.
Naza mengangguk sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan Alby. "Iya, aku ambilin. Tapi, lepas dulu ini."
Bukannya nurut, Alby malah menenggelamkan wajahnya di dada Naza. "Nggak mau," katanya.
"Ya, terus gimana ngambil air minumnya?"
"Airnya aja yang ke sini."
"Airnya suruh jalan sendiri dari dapur ke sini, gitu?"
"Iya."
"Jangan aneh-aneh!" Naza melepaskan pelukan Alby dengan paksa. "Itu suara udah gitu juga. Sekalian, kita obatin, biar gak mampet!"
Dengan paksaan dari Naza, akhirnya Alby mau ditinggal. Pria itu terbaring dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, hanya kepala bagian atasnya saja yang terlihat. "Jangan lama," katanya.
Sambil memakai cardigan untuk menutupi gaun tidurnya yang seksi, Naza segera turun ke dapur. Sekarang, masih jam tiga pagi, tentu saja rumah masih sangat sunyi. Leon dan Noel masih lelap di kamar mereka. Hanya langkah Naza sendiri yang begitu menggema di dalam rumah.
Di dapur, Naza menyiapkan segelas air hangat untuk Alby minum. Kemudian, dia juga mengambil mangkuk besar berisi air panas dan dicampur dengan bawang putih yang sudah digeprek.
Karena Alby sangat tak suka dengan minyak eucalyptus, menghirup uap air panas yang dicampur bawang putih akan sangat membantu mengobati hidung tersumbat. Selain mencairkan lendir di hidung, uap air panas yang bercampur dengan zat bawang putih dikenal efektif untuk membunuh bakteri atau jamur yang memperparah kondisi hidung.
Sekarang, duduk di bawah selimut dengan semangkuk besar air panas di depan wajahnya, Alby tengah menghirup udara sambil menghangatkan diri. Hidungnya memerah, matanya juga berair, belum lagi dengan bersin yang tak henti-henti.
Di sampingnya, Naza duduk dengan sekotak tisu. "Udah gak mampet sekarang?" tanyanya.
"Enggak, tapi gatel banget." Alby ambil selembar tisu untuk menyeka hidungnya yang semakin memerah. "Pengen bersin terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon gak mau jadi Abang!
RomanceSEQUEL TURUN RANJANG Hanya keseruan Alby dan keluarga kecilnya ditambah dengan kegemoyan Leon yang gak mau jadi Abang. ps. Ada ilustrasi komik di setiap babnya.