16. Lipstik Naza & Ponsel Alby

12.9K 1.1K 57
                                    

Alby berpesan kalau dia akan berangkat ke kantor agak siangan. Jadi, pagi ini Naza tidak begitu repot, Untuk sarapan pun sudah Naza beli dari rumah makan langganannya. Berbagai macam olahan sudah terhidang di meja makan, termasuk sup ayam sayur kesukaan Leon. Tak hanya itu, rumah juga sudah bersih dan rapi berkat bantuan Bu Ratna. Kini, tinggal menunggu petugas laundry yang akan menjemput pakaian kotor. 

Selama ini, Alby memang tidak pernah membebankan Naza soal pekerjaan rumah, tapi hari ini sedikit berbeda karena Leon dan Noel masih terlelap di tempat tidur mereka masing-masing dan Naza pun belum kerepotan membantu Alby yang selalu rewel saat siap-siap pergi ke kantor.

Saking tak ada pekerjaan yang harus Naza lakukan, dia sampai bilang, “Hari ini, aku serasa jadi tuan putri.”

Perempuan cantik itu asyik bersantai sambil menonton televisi. Tak ada yang dia tonton sebetulnya. Dia malah sibuk dengan ponsel sejak tadi. Jemarinya terus bergerak, menggulirkan layar ponsel dengan gencar.

Setelah menjadi ibu dua anak dan menjadi istri dari Alby yang manjanya luar biasa, kesempatan seperti ini sangat jarang Naza temukan. Makanya, Naza tengah menikmatinya dengan sepenuh hati sebelum kembali bergulat dengan kedua putranya dan Alby yang mungkin sebentar lagi akan berteriak minta dicarikan kaos kaki atau celana dalam lagi.

Sambil menikmati camilan kecil, Naza kembali fokus pada layar ponsel di tangannya. Kali ini, dia tengah berselancar di media sosial.

“Ih, modelnya cakep banget.” Manik cokelat Naza berbinar melihat postingan koleksi baru dari butik temannya.

Sama seperti perempuan lain, Naza juga suka berbelanja, terutama pakaian. Berhubung badannya masih membengkak setelah persalinan, sepertinya membeli beberapa baju baru bukan hal yang tak wajar. Dia langsung menandai beberapa baju yang dia incar.

“Minta Mas Alby beliin ah,” gumamnya.

Naza langsung bergegas ke kamar, menemui Alby yang sepertinya sudah selesai mandi. Sambil bersenandung kecil, Naza bukan pintu kamar dan sesuai dengan perkiraannya, Alby tengah berdiri di depan cermin, memasangkan dasinya sendiri.

“Mau aku bantu?” tanya Naza.

Alby langsung menoleh. Matanya menyipit sambil tersenyum. “Boleh,” sahutnya.

Saat Naza sibuk memasangkan dasi, Alby terus mencuri kecupan dari bibir merah milik istrinya. Bahkan, bibir Alby ikut memerah karena lipstik merah itu ikut menempel. Kini, lengan kekarnya pun ikut melingkar di pinggang Naza. 

“Mas,” panggil Naza.

“Apa, Sayang?”

Naza tersenyum penuh arti. Dia tertawa kecil sambil merapikan kemeja Alby dan beberapa kancing yang sebetulnya sudah rapi. 

“Ada maunya pasti,” sambung Alby.

Naza terkekeh. Dia langsung menyodorkan ponselnya pada Alby. “Cocok gak kalau aku pake?” tanyanya.

Alby tak menjawab apa-apa. Dia malah merogoh saku celananya, mengambil dompet dan beberapa lembar uang kertas di dalamnya. “Cukup gak?” tanyanya.

Naza mengangguk sambil tersenyum lebar. Dia kecup bibir Alby. “Makasih!” pekiknya kegirangan.

Kali ini, Alby yang tersenyum penuh arti. “Tapi, nanti malem anak-anak tidur di kamar sebelah, ya.”

Naza mengerti maksud Alby. Setelah Naza melahirkan, Alby memang belum pernah meminta kewajiban Naza sebagai seorang istri. Pria itu menunggu sampai Noel berusia dua bulan, sesuai dengan saran doker. Sekarang, Noel sudah lebih dari dua bulan dan sepertinya Alby sudah tak bisa menunggu lagi.

Leon gak mau jadi Abang!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang