Dengan seragam sekolahnya yang sudah rapi, Leon berlari keluar kamar, memamerkan rambutnya yang pagi ini sudah ganteng disisir Bunda. Namun, entah kenapa bocah itu malah terbahak-bahak sambil mencari keberadaan bundanya.
“Bunda, Noel ngompol!”
Dari belakang, Noel berlari, mengekori abangnya dengan cepat. Bocah kecil itu mengepalkan tangan, bersiap menghajar abangnya “Enggak! Noel gak ngompol!”
Satu pukulan kecil dari Noel membuat Leon menoleh. Dia tatap wajah adiknya yang baru saja bangun tidur. Piyama basah dan bau bekas ompol, rambut berantakan mirip anak singa, dan jangan lupakan kepalan tangan yang masih siap sedia untuk menghajar. “Gak ngompol gimana? Itu celana basah! Bau juga! Noel ngompol ih, jorok! Syukurin, nanti dimarahin bunda.”
Noel menunduk, menatap celananya yang basah. “Noel gak ngompol. Noel gak sengaja pipis di mimpi,” gumamnya.
“Itu namanya ngompol, Bodoh!”
“Abang bahasanya, tolong!” Naza langsung menyela dari lantai bawah.
“Maaf, Bunda.”
“Cepet sini, beresin tas sama buku dulu. Bentar lagi Gilby datang!”
“Iya, Bunda!” Sebelum turun ke bawah, Leon menatap adiknya sekali lagi. “Hayoloh ... dimarahin Bunda,” bisiknya.
“Nggak!” Noel langsung menangis, takut bundanya benar-benar marah. “Bunda ... Noel gak ngompol,” rengeknya sambil terisak-isak.
“Noel ngompol!” Leon sangat suka mendengar Noel menangis. Dia tak henti menakuti adiknya itu. Saat di pertengahan tangga, Leon berpapasan dengan bundanya.
“Kenapa?” tanya Naza.
Leon tersenyum jahat. “Bunda, Noel ngompol. Kasurnya basah semua.”
Naza menatap ke atas, mendengarkan tangisan Noel yang rasanya semakin nyaring di atas sana.
“Marahin, Bun.”
Naza mencebik. “Marahin ... minggu lalu Abang yang ngompol.”
Leon hanya tersenyum malu. Dia segera turun, takut ikut dimarahi. Bocah itu terbirit meski dengan langkah yang berjingkat-jingkat. “I love you, Bunda!” teriaknya.
“Abang, hati-hati jalannya.” Naza bergegas menemui si adik yang masih menangis. Putranya itu masih terisak-isak sambil memegangi celananya yang basah.
“Bunda, jangan malah ....”
“Siapa yang marah?” tanya Naza.
“Kata Abang, bunda malah.”
Naza berjongkok, mwnyamakan tingginya dengan tinggi Noel. “Bunda gak marah. Tapi, Noel tau gak kenapa bisa ngompol?” tanyanya.
Noel kecil hanya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon gak mau jadi Abang!
RomanceSEQUEL TURUN RANJANG Hanya keseruan Alby dan keluarga kecilnya ditambah dengan kegemoyan Leon yang gak mau jadi Abang. ps. Ada ilustrasi komik di setiap babnya.