Naza terkejut melihat riwayat pencarian dalam ponsel Alby. Perempuan cantik yang hanya bisa menggeleng-geleng, membaca setiap kalimat dalam kolom pencarian itu. Hampir di seluruh aplikasi, media sosial, dan browser, Alby mencari hal yang sama. Bolehkah suami meminum ASI istri? Apa hukumnya jika suami tak sengaja meminum air susu istri?
"Ngapain Mas Alby cari beginian?" gumam Naza pelan.
Tadinya, Naza ingin meminjam ponsel Alby untuk memesan popok Leon dan Noel, tapi dia malah gagal fokus karena riwayat pencarian itu. Sambil membolak-balikkan ponsel Alby di tangannya, Naza menatap pintu kamar mandi yang tertutup. Di sana, Alby masih mandi. Keran air dan gemercik air masih terdengar dari dalam sana. Setelah pulang kerja, Alby memang izin mandi dulu. Katanya, dia seharian survei lapangan. Makanya, badannya terasa kotor.
Namun, sekarang Naza masih terheran-heran perkara rasa penasaran Alby yang sepertinya belum mendapatkan jawaban. Naza dekati pintu kamar mandi di depannya.
"Ma-"
"Sayang! Handuk mas ketinggalan!"
Baru saja Naza ingin memanggil Alby, pria itu lebih dulu berteriak. Pintu kamar mandi juga terbuka. Alby mengeluarkan sedikit kepalanya, mencari keberadaan Naza. Saat mata mereka bertemu, Alby langsung tertawa kecil. "Handuk," cicitnya.
Meski sambil mengomel, Naza mencari handuk Alby dari dalam lemari. "Kebiasaan."
"Kalau lupa, 'kan gak inget, Sayang."
"Iya, tapi Mas gak ingetnya setiap hari, setiap kali mandi. Kalau mandi itu, siapin dulu semuanya. Handuknya, baju yang mau dipakai, sama persediaan sabunnya kalau bisa. Biar gak teriak-teriak. Ini mah, kalau mandi main terobos aja. Udah di dalem, baru teriak-teriak. Naza, handuk Mas ketinggalan. Naza, shampo habis. Naza! Naza! "
Alby hanya menghela napasnya. Dia sudah terbiasa dengan kata-kata Naza yang seakan tak terhingga. "Iya, Sayang." Dia mengulurkan tangannya. "Mana handuknya? Mau mas keluar bugil?"
"Sabar ... dicari dulu. Ini juga lemarinya acak-acakan banget. Perasaan baru beberapa hari yang lalu aku sama Bu Ratna beresin lemari kamu, Mas. Sekarang udah berantakan lagi. Gimana sih kamu ambil bajunya?"
Meski handuk hitam milik Alby sudah ketemu, tapi Naza tak henti mengomel. Sekarang, dia tengah membereskan baju kotor Alby dan sedikit merapikan lemari Alby. Padahal, bagi Alby Omelan Naza hanya sekedar lewat. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
"Noel mana?" tanya Alby. Dia pakai baju yang sudah Naza siapkan, kaos oblong dan celana training yang nyaman untuk tidur.
"Sama Bu Ratna."
"Kalau Leon?"
"Jajan sama Miki."
"Ada Miki?"
Naza mengangguk, lantas duduk di tepi kasur sambil melipat beberapa pakaian Alby. "Iya, katanya mau ketemu Pak Reksa. Eh, malah diajak jajan sama Leon."
"Miki itu sepupu kamu, 'kan?" tanya Alby sambil menyisir rambut legamnya yang basah.
"Adiknya Kak Mako juga. Kenapa?"
"Enggak, nanya aja. Mas sampe lupa Miki itu adiknya Mako." Alby mendekati Naza. Pria itu celingak-celinguk kebingungan.
"Cari apa?" tanya Naza.
"Handphone, mana ya?"
"Ini, sama aku." Soal handphone, Naza kembali teringat dengan riwayat pencarian itu. "Eh, Mas sini, deh. Aku mau tanya."
Alby langsung duduk tepi ranjang. Dia peluk istrinya itu dari belakang. "Kenapa?" tanyanya.
"Mas ngapain nyari beginian?" Naza sodorkan ponsel ber-case hitam itu, menunjukkan riwayat pencarian internet di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Leon gak mau jadi Abang!
RomanceSEQUEL TURUN RANJANG Hanya keseruan Alby dan keluarga kecilnya ditambah dengan kegemoyan Leon yang gak mau jadi Abang. ps. Ada ilustrasi komik di setiap babnya.