SEQUEL TURUN RANJANG
Hanya keseruan Alby dan keluarga kecilnya ditambah dengan kegemoyan Leon yang gak mau jadi Abang.
ps. Ada ilustrasi komik di setiap babnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kadang, Alby penasaran apa arti dari sebuah potret, sekadar pajangan atau memang sebuah kenangan? Selalu ada cerita di setiap potret, selalu ada rasa di setiap goresan tintanya, bahkan ada luka di balik figura yang sama.
Alby termenung, memandangi potret di depannya. Di sana ada foto dirinya bersama Leon dan Naza. Pria itu tersenyum kecil. Foto itu diambil saat acara pernikahan Mako waktu itu. Memang belum terlalu lama, tapi saat itu perut Naza belum membulat dan Leon juga belum pandai bicara seperti sekarang. Setelah diperhatikan lagi, hanya Leon yang menatap kamera dalam potret itu. Entah apa yang terjadi kala itu. Alby hanya ingat mereka semua tertawa karena wajah gugup Naza di depan kamera.
Saat pertama kali Alby membawa Naza pulang ke rumah sebagai seorang istri, Alby selalu bertanya pada dirinya sendiri, bisakah dia mengganti potret Zia dengan potret Naza, bisakah dia mencintai Naza sama seperti dia mencintai Zia atau bisakah dia melihat Naza sebagai seorang istri bukan adik ipar.
Nyatanya, dia dan Naza masih bertahan hingga saat ini. Potret Naza yang kini ada dalam layar ponsel Alby. Nama Naza yang selalu Alby gumamkan. Bahkan, wajah cantik Masa yang selalu Alby rindukan. Sumpah demi Tuhan, bukan niat Alby untuk mengkhianati Zia, tapi Naza yang kini ingin Alby bahagiakan. Naza yang kini menjadi tempat untuk Alby menumpahkan seluruh cinta, harapan dan cita-citanya.
Zia ... maaf dan terima kasih, batin Alby bergumam.
Alby memang belum sempat membahagiakan Zia dengan cara yang benar, tapi kali ini dia akan memberikan segalanya untuk Naza, mengukir setiap kenangan indah bersama keluarga kecil mereka.
“Mas, udah selesai belum?”
Suara Naza langsung merebut paksa lamunan Alby. Pria itu mengerjap, lalu menatap beberapa figura foto yang belum selesai digantung.
“Lanjut nanti aja. Ini airnya udah panas. Katanya tadi mau mandi air hangat!” Naza kembali berteriak.
“Tanggung, dikit lagi kok!” balas Alby.
Tadi, saat pulang kerja, Alby mendapati istrinya tengah bersusah payah menggantung figura foto di ruang tamu. Padahal, Alby selalu berpesan untuk tidak kerja yang berat-berat, tapi sama seperti Leon, Naza juga keras kepala. Katanya, “Ini bukan pekerjaan berat kok, Mas.”
Tak tega melihat ibu hamil besar itu bekerja sendirian, Alby langsung mengambil alih dan memaksa Naza untuk duduk manis di depan televisi. Namun, lihatlah sekarang, Naza malah sibuk menyiapkan air panas untuk Alby mandi. Ah, ya. Tolong ingatkan Alby untuk segera memanggil teknisi agar segera memasang instalasi air panas di kamar mandi mereka.
“Keburu dingin lagi, Mas!”
“Iya, Sayang. Bentar!”
Takut Naza kembali mengomel, Alby segera mengambil figura di bawah kakinya. Dia celingak-celinguk, mencari kotak paku yang seingatnya disimpan di sudut dinding.