28. Noel & Netizen

10.6K 1K 10
                                    

Hari ini, untuk pertama kalinya, Naza menyetir mobil sendiri. Biasanya, dia akan diantar sopir atau memilih merepotkan Alby. Berhubung punya mobil baru, mobil matic berwarna kuning hadiah pernikahan dari Alby, jadi Naza ingin mengendarai sendiri.

Setelah sebulan kursus mobil hingga membuat mobil Alby menginap di bengkel beberapa malam, sepertinya hari ini waktunya untuk Naza menunjukkan kelihaiannya membawa mobil. Ceritanya, dia ingin jalan-jalan sebentar sambil menunggu jam pulang Noel.

Namun, tak ada yang bisa menjamin jalanan Jakarta. Musim hujan sudah tiba. Jalanan penuh dengan orang-orang yang memilih mengendarai mobil di bawah derasnya hujan. Apalagi, Naza berkendara saat jam istirahat makan siang, makin padat lah jalanan basah itu. Jangankan untuk jalan-jalan, bahkan Naza tak yakin bisa sampai ke sekolah Noel sebelum bel pulang sekolah terdengar.

Sebetulnya, Naza sudah menelepon pihak sekolah untuk menjaga Noel sebelum dijemput, tapi tetap saja khawatir pada si kecil. Meski sudah sangat pintar, tapi usia Noel baru 4 tahun, bocah itu sangat penakut dan tak percaya pada orang lain. Naza tak yakin Noel akan mau menunggu di sekolah.

Entah sudah berapa kali Naza memeriksa jam tangannya, tapi rentetan roda empat di depannya tak kunjung bergerak. Bunyi klakson pun seakan menjadi nyanyian di tengah guyuran hujan.

"Aduh, ini kapan jalannya!"

Memang percuma Naza menggerutu sendirian di dalam mobil. Dia dan mobil kuningnya terjebak di tengah jalan yang masih setia diguyur hujan deras. Naza ambil lagi ponselnya, menghubungi kembali pihak sekolah. Dia kembali menitipkan Noel.

Naza bisa jauh lebih tenang sekarang. Katanya, Noel masih menunggu sambil bermain dengan teman sekelasnya yang juga belum pulang. Setidaknya, Noel tetap aman di sekolah, terlebih sekolah juga tidak mengizinkan siswanya pulang tanpa wali murid atau asisten yang menjemput ke sekolah.

Berbicara tentang sekolah, Noel sangat berbeda dengan abangnya. Perkembangan kognitif Noel di sekolah jauh lebih pesat dibandingkan dengan teman seusianya. Selain membaca, Noel juga sudah mengerti konsep perkalian dan begitu penasaran pada antariksa. Beberapa guru menyarankan agar Noel diarahkan lebih intensif untuk menunjang kemampuannya yang luar biasa, setidaknya mendapat pendidikan yang bagus dan memadai. Itulah sebabnya, Naza tak mau salah pilih sekolah untuk putranya, terutama si kecil Noel.

Awalnya, di usia tiga tahun, Noel hanya ikut-ikutan sekolah di TK dekat kompleks rumah. Setelah mengetahui kemampuan Noel di atas rata-rata, Naza dan Alby memutuskan untuk mulai menyekolahkan Noel secara serius di sekolah yang sama dengan abangnya, Webster Academy, sekolah dengan kurikulum internasional dari jenjang TK hingga perguruan tinggi. Sekolah yang menerapkan sistem STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Math) itu merupakan salah satu sekolah internasional terbaik di Indonesia. Biasanya untuk jenjang TK dan SD kelas 1 sampai kelas 3, kelas akan diisi oleh dua guru sekaligus, guru lokal dan guru ekspatriat dan setiap kelasnya diisi oleh 20 orang siswa.

Ya, meski biayanya sangat tinggi, apalagi untuk dua anak sekaligus, setidaknya program dan fasilitas di sana sangat lengkap dan memadai. Sebanding dengan biaya tahunan yang mencapai tiga digit. Alby berprinsip, tak ada ruginya jika memberikan pendidikan yang terbaik untuk kedua putranya. Toh, untuk bekal masa depan juga.

Sebetulnya, belum lama Noel pindah ke sana, bahkan belum genap dua pekan. Jika bukan karena Naza dan Alby punya nama dan kenalan di sana, mungkin Noel harus menunggu tahun depan untuk bisa sekolah di sana.

Noel selalu bercerita kalau dia sangat suka sekolah di sana. Katanya, "Bunda, sekolah balu Noel selu. Luangannya besal, bagus."

Lain cerita dengan Leon, si sulung selalu mengeluh saat pulang sekolah. Dan, karena jenjang yang berbeda, lokasi sekolah dan jam pulang kakak-beradik itu juga berbeda. Sekolah Noel ada di daerah Jakarta Pusat dan pulang jam 12, sedangkan abangnya di daerah Jakarta Selatan yang akan pulang nanti jam 4 sore. Biasanya, Alby yang akan jemput Leon, sekalian pulang kerja.

Leon gak mau jadi Abang!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang