Guys panggilan Ziva gue ganti jadi Vanna ya? Soalnya nanti kan bakalan ada dialog sama kembaran nya juga. Buat Zivanya gue panggil Vanya kalo buat Zivanna gue panggilnya Vanna.
Happy reading guys....
Dua hari sudah pencarian Vanna tapi hasilnya tetap sama, Haikal merasa frustasi dia menyesal karna sudah menyuruh Vanna menunggunya di halte bus.
Dua hari ini pula Haikal dalam mood yang buruk membuat keempat temannya merasa heran dan bingung, tidak biasanya Haikal seperti ini walaupun dia dalam mood yang buruk Haikal hanya akan diam dan tetap bercanda hanya saja akan jarang tersenyum dan tertawa.
Berbeda kali ini Haikal tampak seperti monster, dia akan memukul orang-orang yang berani mengganggu nya tidak terkecuali dengan keempat temannya juga, mereka sudah mengetahui kabar Vanna hilang bahkan Karina juga kembali mogok makan.
Sandy juga yang mengetahui itu pun ikut mengerahkan bawahan keluarga Jayanegara untuk mencari Vanna demi putrinya. Jevan, Naren, Rendy bahkan Yaksa juga ikut mengerahkan kekuatan nya untuk membantu mencari keberadaan Vanna.
Polisi pun ikut di kerahkan tapi seperti di telan bumi Vanna tidak kunjung ketemu walau hanya robekan baju nya pun tetap tidak ketemu membuat Haikal semakin frustasi.
Damian dan ketiga putranya tau hal itu mereka juga ikut mengerahkan anak buahnya mencari keberadaan Vanna, Damian di buat pusing dengan kehilangan Vanna. Marko saja belum bangun dari koma nya, kini masalahnya bertambah lagi putrinya yang sangat ingin dia rengkuh kembali malah menghilang seperti di telan bumi.
Nyonya Dewi dan tuan Deril yang berada di Jerman juga harus segera pulang setelah mendengar kabar seperti itu bahkan kini nyonya Dewi jatuh sakit, wanita paruh baya itu memikirkan bagaimana kondisi cucu nya di luar sana, apa dia sudah makan atau belum? Dia tidur dengan nyaman atau tidak? Apa cucunya baik-baik saja di luar sana? Pertanyaan itu terus muncul di kepala wanita setengah abad itu.
Barra juga ikut membantu putranya, dia tidak bisa melihat putranya dengan keadaan berantakan seperti itu, kantung mata terlihat di bawah mata Haikal membuat keluarga Savior, Leone dan Darmawangsa merasa sesak melihat nya.
"Bagaimana hasil nya mas? Apa gadis itu sudah ketemu?"tanya seorang wanita cantik pada Barra.
Dia Sunny ibu tiri dari Haikal...
Barra menghela nafasnya, kepalanya terasa berdenyut dengan kehilangan Vanna. "Belum sayang, tidak ada jejak dari penculikan itu bahkan Haikal saja sudah mengecek cctv dekat halte bus tapi tampaknya rekaman cctv di sana sudah di hapus bersih tanpa sisa oleh mereka bahkan Haikal juga sudah mencoba melacak ponsel gadis itu tapi tetap saja tidak bisa, GPS gadis itu sama sekali tidak membantu"jawab barra frustasi.
"Lalu bagaimana dengan anak kita Haikal? Dia terlihat sangat kacau mas, aku tidak tega melihat nya seperti itu"ucap sunny lirih.
"Keluarga Revander, Wijaya, Jayanegara dan semua teman-teman Haikal juga ikut membantu mencari gadis itu tapi hasil nya tetap sama padahal bandara, dan akses ke luar kota dan menuju pelabuhan sudah di blokade tapi tetap saja tidak ada tanda-tanda orang yang mencurigakan"balas barra.
"Apa ini ada sangkut pautnya dengan musuh-musuh Tiger dan keluarga Savior mas? Aku takut gadis itu di jadikan umpan"ucap sunny khawatir.
"Seperti nya tidak ada, karna tampaknya mereka masih membuat rencana dan belum mengetahui Haikal adalah putra ku di tambah lagi tidak ada yang tau jika Haikal mengincar gadis keturunan Revander itu"jawab barra membuat sunny menghela nafasnya lega.
"Lalu apa rencana kamu selanjutnya? Aku tidak tega melihat Haikal sekacau itu"tanya sunny.
"Kamu tenang saja sayang, aku, Haikal, keluarga Revander, Jayanegara, Wijaya, Johnny dan keempat temannya sudah mengerahkan anak buah kita untuk mencari keberadaan gadis itu, cepat atau lambat dia akan ketemu, tenang lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Diamond & Zivanna
Teen FictionAziva Nanda Wirata, seorang Queen of Black Diamond yang terkenal dengan kekejamannya, kepintaran dan ketangkasan nya dalam bertarung harus mati mengenaskan di tangan kakak tirinya sendiri. Yang dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri, tidak pern...