Vanya & Rendy

590 25 1
                                    

Rendy tersenyum setelah dia berhasil menemukan gadis pujaannya yang saat ini sedang duduk memeluk lututnya di pinggir danau, pemuda itu mendudukan dirinya di sebelah Vanya. Gadis itu tampaknya tidak terganggu sama sekali dengan kehadiran nya.

"Kenapa harus lari?"tanya Rendy. "Lo marah sama kita karna lebih membela mereka di banding kan Lo?"

Vanya menoleh sebentar lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak, bukan seperti itu"jawabnya.

"Terus kenapa?"

"Aku hanya kecewa pada kalian, aku marah pada diri ku sendiri memang apa salahnya aku? Aku hanya ingin melindungi adik ku, aku hanya tidak mau orang lain menghina dan melukai adik ku dan aku marah karna tidak bisa melindungi adik ku 24 jam"balas Vanya, menatap air yang tenang itu dengan tatapan kosongnya.

"Aku tidak peduli jika pun Daddy akan menghukum ku yang penting aku berhasil melindungi adik ku dan menyingkirkan orang-orang yang sudah berani menghinanya"lanjutnya.

Diam, suasana berubah hening. Di siang hari yang lumayan terik ini hanya terdengar suara kicau burung dan suara angin yang berhembus di sekitar mereka.

"Bukan salah Lo, gue ngerti kok perasaan Lo tapi kalo pun Lo gak peduli sama hukuman yang nanti bokap Lo kasih, seenggaknya Lo jangan bikin nama baik Vanna dan nama baik Salvator tercoreng cuman karna perbuatan Lo yang bunuh tuh cewek"

"Kalo nama Anna sama bokap Lo jelek yang menyesal nantinya Lo juga, gue gak mau cewek yang gue sayang kena masalah"lanjutnya.

Mendengar kalimat terakhir Rendy membuat gadis itu menoleh pada pemuda itu yang kini telah menutup mulutnya sendiri seperti nya Rendy tidak sengaja berkata jujur.

"A-apa maksud mu?"tanya Vanya, semoga dia tidak salah dengar. "Rendy cepat katakan apa yang kamu maksud tadi, aku tidak salah mendengar kan? Ayo jawab jujur Rendy jangan membuat aku marah kembali"paksa Vanya.

Rendy menghembuskan nafasnya, seperti nya ini kali terakhir dirinya dan Vanna berdrama karna tampaknya Vanya bukan lah tipe gadis yang mau menyerah setelah dia mendengar kan atau menemukan hal menurutnya menarik perhatian nya.

Pemuda itu menghadap Vanya, menggenggam kedua tangan gadis itu dan menatap wajah cantik dari Vanya.

"Nya, sebenarnya gue suka sama Lo entah sejak kapan tapi gue yakin perasaan gue tulus buat Lo, gue pura-pura tunangan sama Anna buat bikin Lo cemburu dan biar Lo jujur sama perasaan Lo sendiri, sebenarnya yang tunangan gue tuh Lo nya bukannya Anna, dia cuman sebagai perantara orang pengganti aja"

"Gue gak berani suka sama Anna karna Naren sahabat gue udah lebih dulu suka sama dia, kalo gue suka sama Anna kemungkinan persahabatan kita bakalan ancur saat itu juga"lanjutnya.

Ya, Rendy hanya tau jika Naren sahabatnya menyukai Vanna karna pemuda itu sendiri yang mengatakannya, Rendy adalah tempat curhat bagi Naren dan Yaksa sedangkan Haikal adalah tempat curhat untuk Jevan dan Rendy.

Haikal juga sudah tau jika Jevan dan Karina di jodohkan karna Haikal sendiri yang bertanya pada Jevan karna kedekatan mereka berdua merasa janggal menurut Haikal.

"Nya, sekarang... tolong jujur sama gue, gimana perasaan Lo sama gue sebenernya?"tanya Rendy.

Vanya menundukkan kepalanya, pipinya bersemu merah mendengar pengakuan dari Rendy. Apa harus dia menurunkan ego nya? Dia malu jika harus mengatakannya tapi jika tidak jujur Rendy tidak akan menjadi miliknya.

"A-aku juga menyukai kamu"

Senyuman Rendy terbit mendengar jawaban dari gadisnya, dia menarik tubuh gadis itu ke dalam pelukannya. "Thank you, makasih karna Lo udah jujur sama gue. Gue seneng banget"

Black Diamond & ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang