⚠️Warning chapter ini mengandung kekerasan mohon untuk lebih bijak lagi dalam membaca.
Happy reading....
"Mau ke mana kamu malam-malam begini hah? Jangan membuat ulah lagi Clara, papa tidak akan pernah memaafkan kesalahan mu lagi kali ini"bentak tuan Bram pada putri tunggalnya itu.
Clara yang baru turun dari tangga pun menoleh menatap sang ayah dengan malas, semenjak terbongkarnya kelakuan dirinya selama ini, sang ayah memberikan nya hukuman, mencabut semua fasilitas nya, mengurungnya dan memukulnya sampai Clara meminta ampun.
Lihat saja sekarang, wajah perempuan itu sudah banyak sekali dengan memar bahkan tubuhnya pun di penuhi oleh memar, Rosa ibunda dari Clara tidak bisa berbuat apa-apa percuma dia melindungi putrinya jika akhirnya dia juga ikut kena.
"Aku ingin pergi ke supermarket pa, mau beli cemilan, stok semilan ku udah abis"jawabnya menunduk takut.
"Kembali ke kamar, tidak ada keluar-keluar kamu masih dalam masa hukuman mu, gara-gara kamu publik sudah tau kelakuan tak senonoh seorang putri tunggal dari Bramasta"bentaknya seraya menyorot Clara tajam.
Clara yang tak terima pun mendongak. "Pa aku cuman mau beli cemilan doang, bukan mau jual diri kenapa papa berlebihan banget sih"bentaknya tanpa sadar membuat tuan Bram terpancing emosi nya.
Plak~
"MAS"teriak Rosa yang sedari tadi hanya diam melihat perdebatan ayah dan anak itu, dia ikut bangkit dan menahan lengan suaminya itu.
"Beraninya wanita rendahan seperti kamu membentak ku, dasar anak tidak tau diri"bentaknya. "Kamu memang menjual diri mu, aku tidak percaya darah daging ku sendiri memiliki kelakuan yang lebih rendahan dari seorang jalang, sudah berapa pria yang kamu tiduri?"
Matanya berkaca-kaca mendengar umpatan yang di berikan ayahnya. "Aku kaya gini juga gara-gara papa, papa tidak pernah punya waktu untuk aku papa selalu membandingkan aku dengan Jane, aku melakukan ini semua agar papa melirik ku bukan anak orang lain"teriak Clara dengan air mata yang sudah meluruh.
Sakit sekali rasanya jika selalu di salah kan padahal awal masalahnya hingga membuat nya menjadi jalang seperti ini karna ayahnya, ayahnya yang selalu membandingkan nya dengan Jane, temannya sendiri.
Ayahnya selalu membanding Tentang prestasi, fisik dan kemampuan bahkan pernah ayahnya mengatakan hal yang membuatnya sakit hati dan tidak akan pernah bisa dia lupakan sampai mati.
"Kamu itu seharusnya melihat penampilan Jane, dia cantik, memiliki body yang bagus papa hanya ingin kamu menjadi model seperti ibu mu, tapi lihat fisik mu sekarang? Bahkan dada mu tidak sebesar milik Jane, uang yang papa kasih untuk kamu itu setiap Minggu itu untuk merawat fisik mu agar lebih enak di pandang mata"
Itu memang terdengar sederhana di telinga sebagian orang dan terdengar seperti pelecehan menurut beberapa orang tapi ayahnya memang sering sekali menyebut nama Jane untuk di bandingkan dengannya.
Plak~
Tamparan kembali Bram layangkan membuat Clara menoleh dan Rosa yang berteriak histeris.
"Jelas saja aku membandingkan kamu dengan Jane, anak itu memang lebih baik dari mu dari segi prestasi dan fisik pun dia lebih unggul dari kamu"lagi-lagi Clara mendengar hal itu.
"Sekarang masuk ke kamar, tidak ada bantahan lagi"serunya dengan nada tinggi.
"AKU GAK MAU, PAPA JAHAT AKU CUMAN MAU PAPA SADAR DAN MELIRIK AKU SEBAGAI ANAK PAPA BUKAN JANE. AKU BENCI PAPA..."Clara berlari keluar mansion nya dengan air mata yang terus mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Diamond & Zivanna
Teen FictionAziva Nanda Wirata, seorang Queen of Black Diamond yang terkenal dengan kekejamannya, kepintaran dan ketangkasan nya dalam bertarung harus mati mengenaskan di tangan kakak tirinya sendiri. Yang dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri, tidak pern...