Pagi ini Ziva sarapan sendirian karna Oma dan opa nya kemarin sore baru saja pergi ke Jerman untuk menjenguk Devan yang baru saja mengalami kecelakaan saat pemuda itu ikut balapan resmi di sirkuit Jerman.
Tadinya Ziva ingin ikut tapi nyonya Dewi melarangnya karna Ziva harus sekolah, padahal Ziva sedang malas belajar tapi karna itu perintah nenek nya mau tidak mau ziva harus patuh jika tidak mau motor sport nya di sita.
"Bi saya udah selesai, saya berangkat sekolah dulu tolong jaga mansion ya bi"ucap Ziva pada bi Nana, kepala pelayan di mansion Wijaya.
"Baik nona muda, hati-hati di jalan nona"Ziva hanya mengangguk saja.
Dia keluar rumah mencari supir pribadi keluarga Wijaya. "Pak Surya, bisa tolong anterin saya ke sekolah? Saya males bawa motor"pinta Ziva sopan.
"Baik nona, tunggu sebentar biar saya siapkan mobilnya dulu"ucap pak Surya, Ziva mengangguk.
3 menit berlalu, Ziva pun segera masuk ke dalam mobil saat pak Surya sudah selesai mengambil mobil yang akan mengantarkan nya.
Selama perjalanan, Ziva hanya memejamkan matanya, tangan di lipat depan dada, kaki kanan dia tumpangan di atas kaki kiri dan punggungnya dia sandarkan di sandaran kursi sambil mendengarkan lagu.
Entah kenapa hari ini perasaan nya begitu khawatir entah dia khawatir pada siapa, tadi sebelum sarapan Ziva sempat menghubungi tuan Deril takut firasat nya mengarah pada mereka, tapi ternyata mereka sudah sampai di Jerman bahkan sudah ada di rumah sakit.
Lalu perasaan khawatir nya untuk siapa? Dia tidak tau, kepalanya pusing tadi dia hanya sarapan dengan satu helai roti yang dia beri selai coklat dan susu coklat hangat untuk mengganjal perutnya.
Badannya juga terasa tidak enak. "Badan Lo lemah banget sih na"gumamnya pelan.
Semalam Ziva pergi ke luar mansion untuk menjalankan salah satu misinya setelah mendengar info dari salah satu anggota The Lion, dia langsung pergi ke club malam setelah dirinya mengendalikan kamera cctv di mansion utama Wijaya.
Ziva pergi menggunakan hotpants jins dengan atasan kaos oversize berwarna putih yang dia masukan ke dalam hotpants nya hanya di bagian depan sana dan snikers putih polos yang dia kenakan saat itu.
Untuk menyamarkan penampilan nya agar penjaga club' tidak merasa aneh. Di sana dia melihat Nindy yang sedang bercumbu dengan seorang pria berbadan tambun dan satu pria lagi yang tampak terlihat masih muda, secara bergilir mereka mencium Nindy dan meraba badan wanita itu tanpa malu oleh orang-orang.
Tentu saja Ziva tidak akan pernah melewatkan kesempatan itu, dia merekam semua kegiatan wanita itu sampai Nindy di bawa ke salah satu kamar yang berada di club' itu oleh lima orang pria sekaligus, padahal tadi Nindy hanya bercumbu dengan dua orang pria tapi saat ini malah bertambah tiga.
Tentu saja Ziva akan merekam kegiatan mereka sampai selesai bahkan Ziva sungguh jijik mendengar suara desahan mereka, saat dia tengah merekam kegiatan Nindy dan kelima pria yang manggagahinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Diamond & Zivanna
Teen FictionAziva Nanda Wirata, seorang Queen of Black Diamond yang terkenal dengan kekejamannya, kepintaran dan ketangkasan nya dalam bertarung harus mati mengenaskan di tangan kakak tirinya sendiri. Yang dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri, tidak pern...