Seorang gadis berlari dengan kaki terseret-seret sesekali dia menoleh ke belakang untuk memastikan jika orang yang memburunya tidak mengikutinya lagi.
Tapi harapannya itu harus musnah saat mendengar suara teriakan seseorang yang memanggil namanya. Melihat ada tong sampah di depannya gadis itu segera bersembunyi di belakangnya.
"Sial pertama kalinya gue kalah dan untuk pertama kalinya gue luka separah ini"umpatnya kesal sesekali meringis pelan karena bekas tembakan di bahu kiri dan betis kanannya.
Dia Aziva Nanda Wirata, ketua sekaligus Queen para mafia besar dan kejam di dunia, jelas saja dia begitu kesal dengan kekalahannya. Belum pernah sekali pun ada orang yang bisa mengalahkannya bahkan membuat luka separah ini.
Bahkan ketua dari mafia lain saja mampu dia kalahkan dengan mudah tapi entah kesialan dari mana datangnya, malam ini Ziva berhasil di lukai oleh kakak tirinya sendiri.
Kakak yang sangat dia sayangi tetapi menusuknya dari belakang karna keserakahannya yang ingin menguasai harta warisan sang ayah dan kelompok mafia yang kakek dari ibunya pimpin yang telah di serahkan padanya.
Alexander Wirata, kakak tiri dari Ziva yang selalu memperlakukannya dengan penuh kasih sayang membuat Ziva menganggap nya tulus menyayangi nya tanpa tau maksud di balik kebaikan kakak nya itu padanya.
Bahkan di mata Ziva Alex adalah laki-laki yang selalu melindunginya di saat ibu tirinya memperlakukan nya seperti hewan, bahkan Alex rela mengorbankan tubuhnya untuk di pukuli sang ibu demi melindungi Ziva.
Ternyata di balik kebaikan Alex dan perlakuan buruk ibu tirinya mereka bekerja sama untuk mendapatkan harta warisan Wirata yang tertulis atas namanya dan menguasai kelompok mafia peninggalan kakek dari ibunya untuk mendapatkan perlindungan dan kekuasaan di dunia bawah.
Mereka menjebak Ziva dan meracuni ayahnya, ibu tirinya juga lah yang telah membunuh ibu kandungnya dan mempengaruhi sang ayah untuk membencinya, menuduhnya sebagai pembunuh ibunya sendiri.
Di saat Ziva telah mendapatkan semua bukti kejahatan mereka dan ingin membuktikannya pada sang ayah, mereka telah bergerak lebih dulu membunuh ayahnya sehingga Ziva harus menyembunyikan semua bukti itu lebih dulu sebelum dia menghancurkan ibu dan anak itu.
"Di mana perempuan itu? Gawat kalo kita tidak menemukan nya segera, tuan Alex tidak akan pernah melepaskan kita"ucap seorang pria pada temannya.
"Bisa-bisa kepala kita lepas dari tempatnya jika perempuan itu belum kita dapatkan"balas temannya.
"Lebih baik kita cari dia di sana, kali saja perempuan itu pergi ke arah sana, ayo"mereka berlari menjauh membuat Ziva menghela nafasnya lega.
Bersandar di tembok belakang tempat sampah dengan banyak luka di tubuhnya, sekarang ini hidupnya sedang di ujung tanduk.
"Harusnya gue dengerin apa kata Nio sama Juan tadi sore tapi gue terlalu percaya sama si bajingan itu"gumamnya menyesal. "Harusnya gue sadar sama ke anehan mereka apalagi si bangsat, waktu tiba-tiba si jalang itu baik sama gue dan si bangsat tiba-tiba balik lagi dari misi"
"Padahal belum pernah dia minta bantuan gue kalo ada misi, dia pasti bisa ngalahin musuh dengan mudah"lanjutnya sesekali meringis merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Darah sudah banyak keluar dari tubuhnya bahkan kini wajahnya terlihat pucat, rasa sakit di fisiknya tidak seberapa dari pada rasa sakit di hatinya karna pengkhianatan Alex dan kembali diingatkan perlakuan kasar sang ayah padanya setelah wanita jalang itu mengatakan jika dia adalah pelaku pembunuhan.
Perlahan Ziva bangkit berdiri, dengan langkah tertatih gadis itu berjalan. Ponselnya terjatuh di semak-semak saat tadi dia berlari melewati semak-semak, dia tidak bisa memanggil bantuan jika begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Diamond & Zivanna
Teen FictionAziva Nanda Wirata, seorang Queen of Black Diamond yang terkenal dengan kekejamannya, kepintaran dan ketangkasan nya dalam bertarung harus mati mengenaskan di tangan kakak tirinya sendiri. Yang dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri, tidak pern...