Nyonya & Tuan besar Wijaya

3.4K 165 1
                                    

Di rumah sakit lebih tepatnya di salah satu ruang rawat, Ziva hanya diam dengan tatapan kosong yang lambat laun menjadi dingin dan suhu di sekelilingnya ikut turun, beruntungnya bi Rini baru saja pergi sehingga wanita paruh baya itu tidak merasakan aura mematikan Ziva.

Ziva hanya bisa terdiam, bahkan keluarga dari si pemilik tubuh saja tak satu pun datang kemari atau bahkan sekedar setor muka saja mereka tidak ada.

Hati Zivanna asli terasa sakit dan itu membuat Ziva tidak nyaman dan sangat marah, ingin rasanya Ziva membunuh keluarga si pemilik tubuh jika saja dia tidak memiliki janji pada Zivanna asli.

Flashback on.

Terlihat hamparan bunga yang sangat luas, rumput hijau yang membuat siapa saja betah berlama-lama di sana. Kini seorang gadis berdiri di sana dengan tatapan takjub sekaligus bingung.

Dia Aziva, setelah obat bius yang di suntikan dokter Dimas untuknya Ziva langsung tak sadarkan diri, setelah membuka mata Ziva malah mendapati dirinya di sebuah hamparan bunga yang sangat indah.

"Hallo Ziva" sapa seorang gadis cantik dari belakang Ziva membuat gadis itu berbalik, di sana beberapa meter dari Ziva seorang gadis cantik dengan gaun putih panjang yang sangat pas dan indah di tubuhnya itu sedang tersenyum manis ke arahnya membuat Ziva mengernyit.

"Siapa Lo? Dan di mana ini?"tanya Ziva dengan di selingi Geraman amarah yang tertahan.

Gadis itu tersenyum manis. "Aku Zivanna Alika Revander pemilik tubuh yang saat ini kamu tempati, sekarang kita lagi ada di alam bawah sadar mu"jawab gadis itu yang ternyata adalah Zivanna atau Anna.

(Di sini kalo Ziva sama Zivanna ketemu, gue sebutnya Anna aja ya, kalo Ziva sendiri baru gue sebut Ziva, biar gak pusing bacanya)

Ziva mengerut bingung. "Apa maksud Lo?"bentak Ziva tidak sabaran.

Gadis itu masih mempertahankan senyuman nya. "Tenang Ziva, aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin menyemaikan sesuatu hal yang penting setelah aku memberitahu mu aku akan memberikan tubuhku untuk mu. Begini maksud ku aku mati di bully dan di bakar hidup-hidup oleh teman kelas ku"

"Ayah dan ketiga kakak laki-laki ku menuduh ku sebagai pelaku pembunuhan ibu ku sendiri, itu karna hasutan dari ibu tiri dan saudara tiri ku"

"Cerita Lo hampir sama kaya cerita gue"Anna terkekeh kecil lalu mengangguk menyetujui.

"Aku akan memberikan semua ingatan ku pada mu"setelah mengatakan itu Anna menjentikkan jarinya membuat sebuah layar yang tampak seperti proyektor yang menampilkan sebuah kilas balik dari kehidupan Anna sedari kecil sampai dia mati.

Entah kenapa Ziva merasa marah melihat hal itu, dia seperti melihat dirinya sendiri ini bedanya saudara tiri Anna seorang perempuan dan umur mereka juga tidak jauh berbeda.

Setelah vidio itu selesai seketika layar tersebut menghilang membuat Ziva memusatkan perhatian nya pada Anna yang masih mempertahankan senyuman manisnya.

"Kenapa Lo milih pergi dan nyuruh gue buat nempatin tubuh Lo? Lo kaya bahkan mungkin kekayaan Lo sama rata kaya gue, Lo bisa bales dua ular itu sendiri, cari bukti kejahatan mereka, Lo juga bisa manfaatin kedudukan keluarga Wijaya sebagai mafia dan cari bukti tentang kematian nyokap Lo"ucap Ziva panjang.

Ini adalah kata terpanjang yang Ziva ucapkan selama dia hidup ah ralat sekarang dia sudah mati dan hanya jiwanya saja yang masih hidup.

"Aku tidak sekuat kamu Ziva, aku hanya gadis lemah yang tidak bisa apa-apa"jawabnya.

Ziva menghela nafasnya. "Terus mau Lo apa sampe harus gue yang ngambil alih tubuh Lo?"tanya Ziva.

Gadis itu semakin mengembangkan senyumannya. "Balaskan dendam ku pada orang-orang yang telah menyakiti aku, cari bukti tentang kematian ibu ku dan cari semua bukti kejahatan dari ibu dan saudara tiri ku"pintanya dengan berapi-api.

Black Diamond & ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang