Banyak bicara

883 39 0
                                    

Selesai makan malam bersama pak Tian kembali mengumpulkan para murid untuk membahas acara apa yang akan di lakukan untuk malam ini.

"Udah makan malamnya? Gimana rasa masakannya? Enak?"tanya pak Tian di sertai kekehannya.

Para murid menjawab ucapan pak Tian, wajah mereka tampak kentara sekali jika makan malam mereka benar-benar tidak ada enak-enak nya sama sekali.

"Baiklah, untuk malam ini kalian bebas melakukan apapun asal masih dalam aturan, jangan keluar dari area sini ya. Inget walaupun ini bukit tetap saja di sini termasuk area hutan. Jika ada yang ingin langsung istirahat juga boleh silahkan, mau main-main, nyanyi-nyanyi juga silahkan tapi ingat kalo udah jam 10 malam kalian sudah harus tidur semuanya"

"Karna besok pagi kita akan melakukan senam pagi, dan ada kegiatan lain yang tentunya masih kami rahasiakan. Kalo begitu selamat istirahat anak-anak"lanjut nya.

Mereka berpencar ada yang masuk ke tenda untuk langsung tidur, ada yang Selfi, ada yang berkumpul untuk bernyanyi dan bermain gitar.

Sedangkan Vanna dan teman-temannya memilih memisahkan diri, mereka berkumpul di depan tiga tenda dengan mengelilingi api unggun buatan yang di bawa Yaksa untuk tetap hangat.

Jevan memainkan gitarnya bersama Yaksa sedangkan yang lain menyanyi sambil bertepuk tangan untuk mengiringi alunan musik yang keluar dari gitar dan suara Karina juga yang lain.

Berbeda dengan yang lain, Vanna memilih langsung tidur saja karna malas untuk berkumpul, walaupun di luar tenda berisik Vanna sama sekali tidak terganggu.

Haikal yang mengetahui itu tentu saja bernafas lega, dia hanya takut suara mereka akan menggangu gadisnya di dalam.

Berbeda tempat dengan waktu yang sama, seorang pria tampan tampak masih sibuk dengan layar laptop dan berkas-berkasnya. Waktu sudah menunjukan pukul 20.32 tapi mata biru si pria sama sekali tidak terlihat lelah.

Ruangan cukup besar itu hening, hanya terdengar suara keyboard laptop yang di tekan oleh jari-jari kekar si pria, sampai sebuah ketukan dari luar membuyarkan fokus si pria.

"Masuk"

Ceklek~

Pintu terbuka, seorang pria dewasa masuk, membungkuk hormat sebelum akhirnya menatap sang atasan yang masih fokus menatap layar laptop nya.

"Tuan, beberapa perkebunan anggur milik kita yang berada di Chili habis terbakar, pabrik pengelola anggur dan wine juga yang berada china terbakar tadi siang, Roger tadinya ingin langsung melaporkannya tapi malah ada penyerangan di markas yang ada di Chicago"ucap pria itu melapor.

Mendengar laporan dari tangan kanannya, pria yang di panggil tuan itu pun mendongak menatap tangan kanannya dengan mata tajamnya, si bawahan hanya bisa menunduk.

Aura di ruangan itu berubah panas bahkan si bawahan sudah bercucuran keringat padahal udara di luar sedang dingin, AC yang berada di ruangan itu juga seolah tidak berguna.

"Berapa kebun dan pabrik yang berhasil di hangus kan?"tanya si tuan dingin dengan wajah datar dan tatapan yang sulit untuk di artikan.

"5 kebun dan 3 pabrik berhasil di hanguskan tuan Noah"jawab si tangan kanan yang ternyata adalah Felix, tangan kanan dari Noah.

"Berapa kerugiannya?"

"Sekitar 5 triliun tuan"jawab Felix berusaha menormalkan nada suaranya.

BRAK....

Noah memukul mejanya sampai meja tersebut retak dan hampir terbelah menjadi dua. "Siapa bajingan yang berani mengusik ku?"monolog nya dalam hati.

Black Diamond & ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang