Sadar

2.5K 117 5
                                    

Satu Minggu sudah Vanna berada di mansion milik Ethan yang berada di London, satu Minggu juga belum ada titik terang keberadaan Vanna sampai membuat Haikal yang terkenal dengan keceriaannya itu harus murung, tubuhnya terlihat kurus dengan kantung mata yang jelas terlihat.

Sudah satu Minggu juga Vanna belum sadarkan diri membuat Alisa khawatir dengan kondisi putrinya, tubuh Vanna juga tampak kurus karna tidak ada makanan yang masuk ke dalam tubuhnya hanya cairan infus saja yang membuat gadis itu bertahan.

"Mas Vanya udah kamu hubungi belum? Dia juga harus tau kalo adiknya udah kita temukan"tanya Alisa pada Ethan yang kini sibuk dengan laptop dan berkas-berkas nya.

Saat ini pasutri itu sedang berada di dalam kamar Vanna menemani gadis itu yang belum sadarkan diri juga, Ethan rela tidak ke kantor selama seminggu ini hanya untuk menunggu putrinya bangun.

Walaupun Ethan keliatan tidak peduli dan cuek tapi sebenarnya dia begitu khawatir dan takut putrinya kenapa-napa. Zeyyen juga setelah pulang sekolah langsung datang ke kamar Vanna hanya untuk melihat kondisi kakak nya itu.

"Belum, mending kamu aja yang kasih tau sekalian suruh pulang ke London dulu. Dia masih di Indonesia kan?"Alisa mengangguk. "Yaudah kamu suruh aja dia pulang"

"Yaudah bentar aku telpon dia dulu"Ethan berdehem sedangkan Alisa sibuk mengutak-atik ponselnya mencari kontak putri sulungnya itu.

"Hallo mom ada apa?"terdengar suara perempuan di sebrang sana, Alisa sengaja me-loadspiker ponselnya agar Ethan juga bisa mendengar nya.

"Sayang apa kamu bisa pulang ke London sekarang? Daddy mu sudah berhasil menemukan adik kamu, sekarang dia ada di mansion kita yang ada di London"

"Hah? Seriously mom?"di sebrang sana Vanya memekik terkejut dengan ucapan ibunya.

"Yes honey, sudah satu Minggu adik kembar mu ada di mansion kita"senyum Alisa mengembang seraya menatap tubuh Vanna dengan haru.

"Vanya segera pulang mom, tunggu Vanya"

Alisa dan Ethan terkekeh mendengar ke antusiasan putri sulungnya itu.

"Iya sayang hati-hati ya nak, mommy tunggu kamu di sini"

"Okey, kalo gitu Vanya tutup ya mau siap-siap buat berangkat"

"Oke sayang, bye honey"

"Bye mom"

Tut~

Panggilan terputus Alisa menatap Ethan dengan senyuman manisnya begitu juga Ethan yang membalas senyuman sang istri, pria itu menyimpan laptop dan berkas yang dia pegang di atas meja lalu menepuk-nepuk paha nya meminta Alisa untuk duduk di pangkuan nya.

Wanita itu menurut, dia mendudukan dirinya di pangkuan sang suami dan memeluk leher suaminya. "Terimakasih Ethan"ucap Alisa tulus.

"For what?"tanya Ethan bingung.

"Semuanya, jika bukan kamu yang menolong aku waktu itu mungkin aku sudah mati dan aku tidak bisa membawa putri bungsu ku pergi dari neraka itu, terimakasih juga kamu sudah merawat Vanya selama 4 tahun dia tidak bersama dengan aku, terimakasih"ucap Alisa tulus.

"Kenapa harus berterimakasih? Vanya dan Vanna adalah putri kandung ku juga, darah ku mengalir di tubuh mereka seharusnya kamu marah karna aku sudah menculik Vanya dan mengambil harta paling berharga mu"balas Ethan.

"Tidak ada alasan untuk aku marah sama kamu, berkat kamu Vanya bisa hidup lebih baik dan berkat kamu aku bisa membalas kan dendam ku pada wanita ular itu yang sudah hampir membunuh ku dan membuat putri bungsu ku menderita selama ini, kamu tenang saja Ethan setelah ini Damian akan bercerai dengan ku"

Black Diamond & ZivannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang