"Kenapa Lo terima perjodohan ini? Gue gak mau makan temen sendiri"tanya Rendy, sedari tadi dia terus bertanya itu pada Vanna tapi selalu tak pernah mendapatkan jawaban.
Kini kedua anak Adam itu berada di sebuah taman kota yang tak jauh dari restoran tempat mereka makan tadi, Chandra menyuruh Rendy mengajak Vanna pulang bersama yang artinya Rendy mau tak mau harus menggendong Vanna untuk turun dan duduk di kursi roda nya.
Kini keduanya duduk di kursi panjang taman tepatnya di bawah lampu taman yang di kelilingi banyak bunga. Vanna sedari tadi belum membuka mulutnya bahkan yang sedari tadi berbicara hanya Rendy saja.
Vanna sibuk memperhatikan bulan yang di kelilingi banyak bintang di langit malam. "Gue ngerasa sakit banget Nerima Rendy, entah kenapa pikiran gue selalu tertuju sama si cowok Tan itu"batin Vanna.
Vanna memang jarang menyebut nama Haikal tapi di saat butuh Vanna akan memanggil nama Haikal.
Rendy memperhatikan wajah cantik Vanna, jujur dia terpesona dan tertarik dengan kecantikan Vanna tapi anehnya dia tidak menganggap Vanna sebagai seorang perempuan dia benar-benar hanya menganggap Vanna sebagai sahabat dan adik baginya.
Tapi entah kenapa jika dengan Vanya Rendy merasa kesal tapi merasa nyaman juga jika berada di dekat gadis itu, dan entah kenapa juga Rendy selalu merasa kesal dan tidak mood setiap melihat Vanya menatap Jevan dengan tatapan yang seperti seorang gadis yang tertarik pada lawan jenisnya.
Apakah dirinya menaruh hati pada gadis arogan itu? Rendy menggelengkan kepalanya menepis pikiran konyol yang sempat hinggap di kepalanya.
"Na"panggil Rendy yang di jawab deheman oleh gadis itu. "Jujur, sebenarnya gue ngomong kaya tadi tuh cuman becanda doang biar kembaran Lo gak banyak ngomong lagi, tapi kenapa Lo malah terima perjodohan kita?"
Vanna belum menjawab, gadis itu menghela nafasnya lalu menoleh menatap Rendy. "Gue tau"
"Kalo tau kenapa Lo mau terima perjodohan kita? Padahal Lo bisa memilih buat batalin aja, Lo bisa biarin kembaran Lo yang di jodohin sama gue"tanya Rendy tak paham.
Vanna tersenyum miring. "Cuman mau memastikan"jawabnya yang semakin membuat Rendy bingung.
"Memastikan apa? Gue gak ngerti, kalo mau ngomong tuh jangan setengah-setengah anjir, gue bukan si Zeyyen sama si Haikal yang bisa ngerti bahasa Lo"ucapnya frustasi.
Vanna terkekeh kecil, ini pertama kali nya setelah sekian lama Rendy kembali melihat Vanna tertawa walaupun hanya kecil.
Vanna menatap langit-langit malam, dia sadar jika kembarannya memiliki perasaan lebih pada Rendy setiap dia bertanya apa Vanya tertarik dengan Rendy atau tidak, pasti jawaban gadis itu akan tetap sama yaitu 'tidak'.
Jika untuk tatapan Vanya pada Jevan? Vanya hanya merasa kagum dengan rahang tegas yang di miliki pria itu, juga mata sipitnya yang sama persis seperti Ethan, sebenarnya Vanya sudah merasa jatuh cinta pada Rendy pada pandangan pertama hanya saja egonya terlalu tinggi.
Vanya mungkin sudah ke tahap obsesi pada Rendy, sekali lagi ego mengalahkan segalanya. Vanna yang mengetahui itu jelas saja ingin menguji Vanya dengan cara membiarkan dirinya yang di jodohkan dengan Rendy.
"Bukannya Lo juga udah jadi calon kandidat pasangan putra mahkota Savior ya?"tanya Rendy lagi.
"Itu masih rumor, orang tua Lo juga udah tau soal ini"jawab Vanna tanpa menatap Rendy.
Ya, Chandra dan Widya sudah mengetahui jika Vanna yang di kabarkan menjadi kandidat pasangan sang putra mahkota Savior itu ternyata baru rumor, Ethan juga menjelaskan kebenarannya pada mereka yang tentu saja masih ada kesempatan bagi Vanna menjadi calon menantu keluarga Hermawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Diamond & Zivanna
Teen FictionAziva Nanda Wirata, seorang Queen of Black Diamond yang terkenal dengan kekejamannya, kepintaran dan ketangkasan nya dalam bertarung harus mati mengenaskan di tangan kakak tirinya sendiri. Yang dia anggap seperti kakak kandungnya sendiri, tidak pern...