Chapter 1

8.6K 359 49
                                    

"Ngh~"

Shoyo membalikkan badan ketika pegal dengan posisi tidur awalnya.

Dari menyamping ke kanan, kini telah telentang sempurna.

Malam ini, seperti malam pada umumnya, semua orang juga pasti menghabiskan malamnya dengan istirahat tidur.

Shoyo melakukan hal yang sama.

Ia hanya ingin istirahat dari kegiatan yang dilakukan pada siang hari.

Tapi entah mengapa rasanya tidak nyaman.

Apa, ya?

Rasanya ada yang menggelitik, hingga hal tersebut mengganggu tidurnya.

Shoyo memutar kepalanya dari sebelah kiri, ke sebelah kanan.

Kakinya juga bergerak gelisah.

"Mhh ...."

Panas.

Kenapa dadanya terasa panas?

Dan tepat di titik sensitifnya.

Tidak, tidak.

Ini bukan rasa menggelitik biasa.

Mana ada rasa gatal selalu menekan di titik yang tepat.

Lalu, tubuhnya tidak bergerak dengan normal.

Dingin.

Bagian bawahnya dingin, padahal ia memakai selimut.

"Enghh~"

Shoyo berkerut, bibirnya mengatup meskipun suara itu terdengar.

Perlahan ia terbangun, dan membuka mata untuk terbangun dari mimpi buruknya.

Mimpi yang bahkan terasa nyata.

Harusnya itu memang mimpi.

Tapi ketika bangun, posisinya jauh dari kata normal.

Siapa yang tidak akan terkejut dengan situasi yang ia dapat ketika kesadaran bahkan belum sepenuhnya bersama tubuh, tapi melihat kenyataan di mana dirinya hampir di makan oleh seseorang.

Shoyo menumpu satu tangan di kasur berniat untuk bangun, lalu satu tangan lain hendak menyingkirkan tubuh seseorang.

"Tch, apa yang kau--

Sebelum sempat menyelesaikan kalimat, ia kembali di tekan ke kasur, kedua tangannya ditahan di sisi kepala.

Shoyo tidak habis pikir.

Tentang, bagaimana orang ini bisa melakukan hal ini ketika dirinya tertidur.

Tentang, bagaimana orang ini masuk? Sejak kapan dia ada di sini?

Sejak kapan Tobio selicik ini bahkan mengendap ke kamarnya, lalu menggerayangi tubuh Shoyo dalam keadaan tidak sadar.

Shoyo menatap Tobio dari bawah, posisi mereka membuat jarak yang begitu sempit.

"Apa yang kau inginkan malam-malam ke rumahku?"

Dilihat dari mana pun, jawabannya sudah di depan mata.

"Dirimu."

Sungguh, Shoyo tidak ingin memerah dalam keadaan seperti ini.

Tapi siapa yang tahan?

Untuk menahannya Shoyo memutar wajah ke arah lain.

Agar Tobio tidak melihat dengan jelas.

"Aku ada di rumah, kau bisa datang sebelum aku tidur seperti biasanya. Kenapa hampir tengah malam seperti ini?"

Be Mine, ShoyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang