Tidak butuh waktu lama untuk sampai ke supermarket dengan bantuan peta dari Tama di hologram.
Selesai saja membeli barang kebutuhan, Zatian langsung pulang. Jika tidak ada Tama, tangan kiri dan kanannya akan penuh dengan kantong plastik.
Untungnya Tama memiliki ruang sistem yang luas dan besar untuk menaruh barang-barang yang dibelinya.
Dalam perjalanan pulang, dia mendengar suara samar seperti sedang kesakitan. Suara itu datang dari gang kecil di sebelah apartemennya.
Zatian menghentikan langkahnya sejenak lalu perlahan mendekati gang kecil itu dengan hati-hati.
Tama yang melihat Zatian pergi ke arah lain langsung bingung dan bertanya: 【 Tuan rumah, anda mau pergi kemana? Anda salah jalan. 】
"Aku mendengar sesuatu dan aku mengikuti kata hatiku."
Gang kecil itu sangat gelap, hanya ada sedikit cahaya dari sinar bulan. Sejujurnya, dia takut. Bagaimana kalau suara yang didengarnya itu adalah suara hantu dan bukan manusia?
Namun jantungnya berdebar kencang karena terlalu penasaran sehingga ia menguatkan tekadnya untuk melangkah lebih jauh ke dalam gang kecil itu.
Tama mengingatkannya: 【 Tuan rumah, hati-hati. 】
Sebenarnya Tama bisa mendeteksi sesuatu yang berbahaya di sekitar Zatian. Namun prompt-nya tetap diam, artinya tempat itu aman dan bersih.
"Tama, aku melihat seseorang di sana." Zatian mempercepat langkahnya mendekati sosok yang duduk lemah itu.
Saat dia mendekat, sosok itu sepertinya menyadari kehadirannya dan bertanya dengan suara yang sangat dingin, "Siapa kau?!! Apakah kau orang suruhan Luke?!!"
Sebelum Zatian bisa menjawab, prompt dari Tama tiba-tiba berbunyi: 【 Bip! Protagonis seme, Edward Sanders. Tolong dicatat. 】
Tama dengan antusias berkata: 【 Tuan rumah, Anda bertemu dengan protagonis seme lebih awal dari plot aslinya!!! 】
Protagonis seme, Edward Sanders?!
Zatian segera menghentikan langkahnya untuk mendekati sosok tersebut. Kalau itu protagonis seme, berarti dia harus menjauh, kan?
"Oh, lupakan saja. Sepertinya itu bukan suara manusia." Zatian berkata dengan konyol dan berbalik untuk melarikan diri.
Namun sebelum dia sempat melarikan diri, Edward menghentikannya, "Tunggu," suaranya agak lemah dan serak, "Maaf, kupikir tadi kau orang jahat. Jangan pergi."
Mendengar suara lemah itu membuat Zatian sedikit melunak. Dia menoleh untuk melihat sosok itu, dan bertanya, "Apakah kau terluka?"
Edward tidak menyangkalnya dan berkata sambil menahan rasa sakitnya, "Ya. Seseorang menusukku."
Zatian sangat terkejut hingga tanpa sadar dia mendekati Edward, berjongkok dan dengan panik bertanya, "Di mana kau ditusuk?"
Zatian tidak bisa melihat penampilan Edward karena gelap, apalagi lukanya.
"Di perut. Aku tidak sempat menghindarinya." Jelas Edward. Dia diam-diam mengendurkan waspadanya terhadap Zatian.
"Kalau begitu, ayo kita ke rumah sakit. Kalau terlambat kau akan mati karena kehilangan banyak darah." Nada suara Zatian sangat tegas.
Tapi ketika sampai ke telinga Edward, suara itu berhasil menghangatkan hatinya. Awalnya dia ragu namun saat mendengar suara pemuda itu, jantungnya tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya. Aneh, bukan?
"Tidak perlu. Aku sudah menelepon asistenku untuk menjemputku dan membawaku ke rumah sakit."
Zatian tiba-tiba marah, kalimatnya sangat kasar, "Kalau kau menunggu asistenmu datang, kau mungkin sudah menjadi mayat. Lihatlah dirimu sekarang, sudah sekarat dan asistenmu belum juga datang!!"
Tama menghela nafas tak berdaya: 【 Tuan rumah, tenanglah. Asistennya sekarang sedang dalam perjalanan dan akan segera tiba. 】
Sejujurnya, ini pertama kalinya orang berani memarahinya dan meninggikan suara padanya, dia tidak marah. Tapi dia malah merasa senang dan terhibur. Apakah dia masokis?!
Zatian yang tak mendapat respon dari Edward kembali mengamuk, "Kenapa diam saja?! Apa kau sudah mati?! Yasudahlah, aku pergi. Bye!"
Zatian ingin berdiri namun pergelangan tangannya ditahan oleh Edward membuatnya kembali berjongkok.
Zatian berkata dengan tidak sabar, "Apa?!! Bukankah kau tidak menginginkan bantuanku?!"
"Jangan pergi," Suara Edward serak dan terdengar sedikit memohon.
Zatian tidak bisa melihat ekspresi Edward. Namun entah kenapa dia sedikit melunak dan berkata, "Baiklah. Dan jangan terlalu banyak bergerak. Aku akan menemanimu sampai asistenmu datang."
"Terima kasih. Kalau boleh tahu, siapa namamu?"
Pada saat yang sama, Tama memberi tahu Zatian bahwa asisten Edward telah tiba dan sedang menuju ke arah mereka.
Zatian segera berdiri, mengabaikan pertanyaan Edward saat mendengar langkah kaki mendekati mereka dari arah berlawanan.
"Sepertinya asistenmu sudah datang. Aku pergi dulu. Dan, aku harap kau baik-baik saja. Selamat tinggal!"
Tanpa menunggu jawaban Edward, Zatian langsung berlari cepat sebelum asisten Edward menghampiri mereka.
"Tunggu!... Aduh!" Edward ingin berdiri untuk mengejar Zatian tapi dia lupa kalau dia sedang terluka.
"Tuan!" Asisten itu berteriak panik dan membantu Edward berdiri.
"Kenapa kau datang begitu cepat??!!" Kalau tidak, dia pasti sudah mengetahui nama pemuda itu tadi.
Asisten yang tiba-tiba dimarahi karena datang begitu cepat, "......"
"Cepatlah, bawa aku ke rumah sakit dan telepon Dariel untuk menemuiku besok!" Titah Edward dengan dingin.
Sebelum keluar dari gang kecil itu, dia menoleh lagi ke arah perginya pemuda itu.
'Aku akan menangkapmu dan tidak akan membiarkanmu lari lagi setelah itu.'
.
.
.
TBC!
Edward Sanders
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] EDZA | TRANSMIGRATION FT. SYSTEM
Romance【 ORIGINAL STORY 】 ♡ || FOLLOW SEBELUM BACA || ♡ Zatian bertransmigrasi ke dunia novel BL sebagai umpan meriam yang berakhir tragis; pindah ke tubuh yang memiliki nama dan penampilan yang sama dengannya. Dan, dia terikat pada sistem V587 yang disebu...