11.

38.9K 4K 56
                                    

"Kalau begitu, kau harus menemaniku sampai aku pulih di sini, oke?" Edward memohon lagi dan lagi tanpa kenal lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau begitu, kau harus menemaniku sampai aku pulih di sini, oke?" Edward memohon lagi dan lagi tanpa kenal lelah.

Zatian menggelengkan kepalanya, "Besok aku harus masuk kerja seperti biasa. Aku hanya bisa menemanimu sampai sore ini."

Edward tidak terima dan berkata dengan sedih, "Tidak. Aku tidak akan melepaskanmu. Apakah kau membenciku?"

Zatian berpikir sejenak dan bertanya pada Tama: 【 Kenapa Edward begitu lengket dan posesif? Apakah dia seperti ini di plot aslinya saat dia bersama Aryan? 】

Entah kenapa, hal itu membuat Zatian merasa tidak tenang dan sakit hati.

Tama menjawab tanpa ragu-ragu: 【 Tidak. Karakter Edward sangat berbeda dengan plot aslinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh pengaruh tuan rumah. 】

Tama tidak berbohong. Analisis data juga mengatakan bahwa protagonis seme di hadapan Zatian sangat berbeda dengan yang ada di novel seolah-olah mereka adalah orang yang berbeda. Tapi, Tama tidak memberi tahu Zatian tentang hal ini.

Ini belum waktunya, pikir Tama.

Zatian menghela nafas lega: 【 Itu bagus. Sepertinya aku juga mulai posesif terhadap Edward. 】

Tama: 【 Lalu, kenapa tuan rumah tidak menerima saja pengakuan Edward? 】

Zatian tetap pada keputusannya: 【 Untuk mengujinya, apakah dia akan terpesona oleh Aryan atau tidak. Jika dia lulus ujian ini maka aku akan menerimanya tanpa khawatir dia akan berubah pikiran setelah kami bersama nanti. 】

Tama tidak lagi mempertanyakan keputusan tuan rumahnya. Karena itu adalah pemikiran yang bagus.

"Tian, apa kau mendengarkanku? Kenapa kau diam saja? Apa kau benar-benar membenciku?" Edward sangat gugup ketika tidak mendapat respon dari Zatian.

"Aku tidak membencimu. Bukannya aku tidak mau menemanimu di sini sampai keadaanmu membaik, tapi aku ada tanggung jawab di kafe. Kalau aku tidak masuk kerja, orang yang besok harus libur harus datang bekerja untuk menggantikanku." Zatian menjelaskan kepada Edward dengan sabar agar Edward tidak salah paham.

"Baiklah," Edward akhirnya menyerah dan berkata, "Jangan terlalu lelah. Kalau lelah, pulang saja. Kau tidak perlu khawatir gajimu dipotong. Kalau mereka berani menindasmu, beritahu aku. Aku akan mengurus sampah yang mengganggumu."

Zatian mengangguk dan tersenyum, hatinya menghangat dan dia sangat menyukai perasaan dimanjakan dan diperhatikan.

Melihat Edward benar-benar serius padanya, Zatian kembali memainkan peran teratai putih di hadapan Edward.

Ternyata memerankan sosok teratai putih dihadapan orang yang menyukai kita itu sangat seru, pantesan saja Aryan selalu memainkan peran itu demi meraih simpati orang yang naksir padanya.

"Terima kasih, Edward." Zatian berkata, "Tapi aku bukan orang yang mementingkan diri sendiri. Jika aku melakukan itu, orang yang sangat membenciku akan semakin membenciku."

Ekspresi Edward tiba-tiba menggelap, yang ia tangkap dari kalimat Zatian adalah ada orang yang membenci Zatian-Nya di kafe dan membuat kekasihnya sedih.

"Siapa yang berani membencimu?! Sebutkan nama mereka, aku akan memecat mereka hari ini juga!"

Tama: 【 Wow~ Paha emas! (⁠♡⁠ω⁠♡⁠ ⁠)⁠ ⁠~⁠♪ 】

Zatian hanya tertawa kecil menanggapi Tama lalu berusaha menenangkan Edward yang seolah akan meledak kapan saja.

"Tidak perlu memecat mereka sekarang. Biarkan mereka bersenang-senang dulu, oke?" Bujuk Zatian dengan sedikit nada genit.

Ekspresi Edward langsung melembut, "Oke, aku akan mendengarkanmu." Patuh Edward. Tapi, diam-diam dia merencanakan sesuatu di dalam hatinya.

Zatian berkata lagi dengan nada genit, "Jadi, cepatlah sembuh jika kau ingin mendengar jawabanku."

"Tidak bisakah kau memberiku jawabannya sekarang? Aku tidak bisa tenang sampai aku mendapatkan jawabannya."

"Tidak."

"Kenapa? Beri aku alasannya." Kata Edward sambil mengusap lembut pipi bulat Zatian.

Zatian memikirkan alasannya tetapi tidak dapat menemukan kata-kata yang tepat untuk diucapkan kepada Edward. Jadi dia hanya menggelengkan kepalanya.

Edward menghela nafas berat, lalu menyandarkan dahinya di bahu Zatian. "Apa pendapatmu tentangku?" Edward bertanya tiba-tiba.

Zatian menatap lembut ke arah Edward yang masih membenamkan wajah di bahunya, ujung bibirnya terangkat dan berkata, "Lengket."

Edward memeluk pinggang ramping Zatian saat mendengar jawaban Zatian dengan daun telinganya memerah. "Apakah itu menjengkelkan?"

"Tidak."

Edward terdiam beberapa saat, lalu mengangkat kepalanya menatap Zatian dengan penuh cinta, "Tian, kau sangat imut, manis dan cantik."

"Aku tidak cantik. Aku tampan." Protes Zatian. Sebenarnya dia senang tapi sedikit tsundere.

Edward terkekeh gemas dan berkata, "Yah, Tian sangat tampan sehingga membuatku terpesona lagi dan lagi."

"Tapi ada orang yang lebih tampan di kafe itu, eh tidak, dia sangat cantik, manis, dan lembut. Jika kau melihatnya pasti kau akan terpesona olehnya." Zatian sengaja mengatakan ini untuk melihat ekspresi Edward.

Edward terus mengerutkan kening, tidak senang saat Zatian melihat orang lain selain dia. "Apakah kau menyukainya?" Edward benar-benar tidak senang, ekspresinya sangat jelek.

Dan, hal itu membuat Zatian tertegun sejenak lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak."

Mendengar itu, Edward langsung menghela nafas lega dan tersenyum. "Jangan melihat orang lain. Aku bersumpah, aku hanya mencintaimu."

"Pegang kata-katamu." Zatian menegaskan.

"Ya." Edward bertanya, "Bolehkah aku memelukmu?"

Zatian langsung terkekeh, mengangguk dan membenamkan tubuh mungilnya dalam pelukan hangat Edward.

Edward memeluknya dengan posesif seperti dia memeluk harta miliknya yang paling berharga.

....

Zatian pulang setelah Edward meminum obat dan tertidur karena efek obatnya.

Awalnya Edward tidak mau meminum obat tersebut namun setelah Zatian mengingatkannya agar cepat sembuh untuk mendapatkan jawaban atas pengakuannya, ia pun patuh meminum obat tersebut.

Bahkan, meminta dokter dan perawat untuk memberinya obat secara rutin. Sebelumnya Edward menolak minum obat karena yakin tubuhnya akan cepat pulih dalam seminggu, namun kini berbeda.

Baginya, seminggu bagaikan setahun. Dia tidak sabar mendengar jawaban Zatian. Jika tidak patuh, Zatian akan memberikan jawaban negatif.

Sebelum pulang, diam-diam Zatian mendaratkan bibirnya di kening Edward. "Aku akan menunggumu, Edward." Bisiknya di telinga Edward.

.

.

.

TBC!

[END] EDZA | TRANSMIGRATION FT. SYSTEM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang