12.

37.1K 3.8K 49
                                    

Sesampainya di rumah, Zatian segera mandi dan ingin istirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di rumah, Zatian segera mandi dan ingin istirahat. Namun niatnya untuk beristirahat terhenti saat Tama memberitahunya bahwa ada terjadi sesuatu di kafe tadi.

Zatian sangat penasaran, "Apa yang terjadi? Apakah itu ada hubungannya denganku?"

Tama: 【 Tentu saja. 】

Layar Hologram langsung muncul di depan Zatian dan memperlihatkan cuplikan video yang diputar ulang oleh Tama.

Isi rekaman video tersebut, mulai dari Aryan ngobrol dengan pria berjas hingga terisak-isak di pelukan Christ.

Zatian mengabaikan tangisan jijik Aryan dan bertanya, "Wanita itu adalah supervisor di kafe itu, kan? Lalu, apa perannya?"

Tama menutup layar hologram dan menjawab Zatian: 【 Namanya Cecil Armada. Dia satu-satunya tokoh figuran yang sering muncul namanya dalam novel karena dia adalah pendukung kuat CP Aryan dan Edward. 】

Zatian yang mendengar CP Aryan dan Edward langsung mengernyitkan dahi tak senang.

Tama buru-buru berkata sebelum tuan rumahnya mulai mengamuk: 【 Namun, Cecil saat ini tidak menyukai Aryan. Dia lebih berpihak pada tuan rumah. Artinya, pendukung kuat CP yang aku maksud tidak akan terjadi di masa depan. 】

Zatian menyandarkan punggungnya di sandaran tempat tidur sambil meremas kepalanya karena merasa sedikit pusing.

Zatian berkata dengan rasa jijik dan mual, "Aryan menjijikkan sekali! Aku bisa merasakan kebencian yang datang dari pemilik aslinya terhadap Aryan. Arghh!!! Aku ingin sekali menampar wajahnya sekarang juga!"

Tangannya tiba-tiba gatal ingin menampar dan meninju wajah sang protagonis uke. Mengingat akting teratai putihnya membuat Zatian ingin muntah!

"Aktingnya sangat buruk. Hanya orang bodoh yang terpesona padanya."

Tama: 【 Ya, tapi tuan rumah harus berhati-hati. Halo sang protagonis masih ada dan itu masih dapat mempengaruhi orang-orang di sekitarnya. 】

Zatian mengepalkan tinjunya, merasa gelisah; dan tiba-tiba dia menyesal menyuruh Edward datang ke kafe untuk mendengar jawabannya.

"Apakah itu termasuk Edward?!" Suara Zatian terdengar dingin dan datar.

Tama langsung panik saat merasakan emosi tuan rumahnya tidak stabil dan buru-buru menjawab: 【 Tuan rumah, tenanglah. Hanya Edward yang tidak terikat dengan takdir dunia novel karena kehadiran jiwa tuan rumah. 】

Tama yakin dengan analisis sistemnya bahwa Edward di novel sangat berbeda dengan Edward saat ini. Sejak awal Edward tidak terikat dengan takdir dunia novel sehingga menyebabkan plot aslinya runtuh begitu drastis saat bertemu Zatian.

Zatian menghela nafas lega dan kembali tenang. "Itu bagus. Mulai sekarang aku memberimu tugas untuk memantau Aryan. Beritahu aku jika ada hal mencurigakan yang dia lakukan." Perintah Zatian dengan tegas.

Tama: 【 Baik, tuan rumah. 】

"Yaudah, aku ngantuk, nanti kita bicara lagi. Dan tolong matikan kipas angin di ruang tamu, tadi aku lupa mematikannya." Zatian menguap lalu membenamkan dirinya di bawah selimut.

Di saat yang sama, kipas angin di ruang tamu langsung mati dengan bantuan kekuatan Tama yang tidak bisa dijelaskan.

Beberapa menit kemudian terdengar dengkuran halus Zatian yang menandakan ia telah tertidur.

[🌸]

Saat Edward terbangun dari efek obatnya, hari sudah malam.

Hal pertama yang dilakukannya adalah mencari sosok Zatian di dalam kamar. Namun, yang dilihatnya hanyalah asistennya yang duduk di sofa di samping tempat tidurnya. Tidak ada sosok lain.

Dia bertanya dengan frustrasi, "Apakah Tian sudah pulang?"

Asisten itu mengangguk dan menjelaskan, "Ya, Tuan. Setelah Anda tertidur dia langsung pulang."

Ekspresi Edward langsung cemberut, ia mengeluarkan ponselnya dari bawah bantal dan berusaha mencari nomor ponsel Zatian.

Namun dia lupa bahwa dia tidak pernah meminta nomor ponsel Zatian, begitu pula Zatian. Dengan sedih dan tertekan dia meletakkan kembali ponselnya di bawah bantal.

Kemudian dia menatap tajam ke arah asistennya yang juga sedang menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Besok pergi ke kafe Sweet Dream dan minta nomor ponsel Tian untukku." Perintah Edward.

"Hah?" Asisten itu linglung sejenak.

Edward yang mengetahui Asistennya sedang kebingungan langsung menjelaskan dengan sabar, "Tian adalah karyawan di kafe Sweet Dream. Yah, aku juga baru mengetahuinya..."

"Oh," Asisten itu mengangguk paham, "Baik, Tuan. Besok aku akan ke kafe untuk meminta nomor ponselnya dan langsung membelikan Anda sarapan di sana."

"Mn. Sebelum itu mampir dulu ke toko bunga, belikan bunga matahari untuk Tian. Katakan itu dariku." Titah Edward.

Bunga matahari bisa menjadi pilihan bunga cinta untuk diberikan kepada orang tersayang. Selain melambangkan cinta, bunga matahari juga melambangkan kehangatan dan kebahagiaan. Bunga ini juga melambangkan kesetiaan seseorang terhadap pasangannya.

Asisten itu, "Baik, Tuan."

Hari ini terlalu banyak kejutan dari Tuannya yang membuatnya hampir jantungan.

Dia tidak tahu kalau orang sedingin Edward yang tidak tahu apa itu cinta tiba-tiba menjadi begitu romantis dan terlihat begitu bucin pada pasangannya.

'Ah,' Asisten itu hanya bisa menghela nafas ringan dan mendukung tuannya.

.

.

.

TBC!

[END] EDZA | TRANSMIGRATION FT. SYSTEM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang