Di dekat kawasan pegunungan, terdapat sebuah rumah besar dan indah yang halaman belakangnya dipenuhi bunga mawar merah.
Zatian membuka matanya dan terkejut saat mendapati dirinya berada di tempat yang menurutnya sangat familiar apalagi saat melihat rumah di kaki gunung itu.
"Dimana aku?" Zatian bertanya pada dirinya sendiri dengan angin sepoi-sepoi bertiup di wajahnya.
Dia melihat sekeliling tetapi tidak ada seorang pun kecuali dirinya dan rumah itu.
Zatian mencoba memanggil Tama dibenaknya: 【 Tama, apakah kau di sana? 】
Namun tidak ada respon dari Tama. Saat dia hendak memanggilnya lagi, ada seekor kucing putih gendut bermata biru yang menggosok-gosok kepala kecilnya di kakinya sambil mengeong.
Zatian memandang kucing putih gendut bermata biru itu dengan ekspresi terpesona, "Wow~ lucu sekali." Kemudian, Zatian mengangkat kucing itu dan meletakkannya di pelukannya dengan terampil.
Kucing putih gendut bermata biru itu mengeong lagi dan mengusapkan kepalanya yang berbulu ke lengan Zatian.
"Ibu!" Seorang anak laki-laki berusia sekitar 4 atau 5 tahun berlari ke arah Zatian dengan ekspresi sangat senang.
Jantung Zatian berdebar kencang saat melihat anak laki-laki itu. Tanpa sadar ia menurunkan kucing putih gendut bermata biru itu dan merentangkan tangannya untuk memeluk anak laki-laki itu.
Anak laki-laki itu dengan antusias memeluk leher Zatian, dan secara alami digendong oleh Zatian. Anak laki-laki itu berkata, "Ibu, aku sangat merindukanmu."
Mata Zatian merah dan berkaca-kaca sambil dia menggendong anak laki-laki itu dengan posesif dan penuh kasih sayang, "A-Apakah kamu anakku?"
Anak laki-laki itu bingung dengan pertanyaan aneh ibunya, namun tetap menjawab dengan sabar dan polos. "Tentu saja Edza adalah anak dari ayah dan ibu."
"Edza?" Entah kenapa, Zatian merasa nama ini sangat familiar. Bukan hanya namanya, tapi anak laki-laki di pelukannya pun terlihat sedikit mirip dengan Edward dan dirinya sendiri.
"Ya. Edza Sanders." Edza tiba-tiba cemberut dan bertanya dengan nada sedih, "Apakah ibu benar-benar melupakanku?"
Mendengar pertanyaan itu membuat Zatian sedikit panik. Ia tidak ingat siapa anak laki-laki ini namun ia merasa sangat familiar terutama ketika mendengar namanya.
Edza Sanders? Edward Sanders? Mereka memiliki nama belakang yang sama.
A-Apakah anak laki-laki ini anaknya bersama Edward?! Benak Zatian dan jantungnya berdebar kencang saat menebak isi pemikirannya.
Tunggu! Tahun berapa ini? Bukankah dia dan Edward baru saja bertemu? K-Kenapa mereka sudah punya anak seusia ini?
Edza yang sadar akan emosi ibunya yang tiba-tiba menjadi tidak stabil, segera menutup mata ibunya menggunakan tangan kecilnya dan berkata dengan suara seperti susu, "Ibu, tenanglah."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] EDZA | TRANSMIGRATION FT. SYSTEM
Romance【 ORIGINAL STORY 】 ♡ || FOLLOW SEBELUM BACA || ♡ Zatian bertransmigrasi ke dunia novel BL sebagai umpan meriam yang berakhir tragis; pindah ke tubuh yang memiliki nama dan penampilan yang sama dengannya. Dan, dia terikat pada sistem V587 yang disebu...