22.

32.5K 2.9K 99
                                    

Di sisi lain, Mansion Belle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sisi lain, Mansion Belle.

"Win, temanmu datang mengajakmu jalan-jalan. Ayo bangun, Nak."

Pemuda cantik yang dipanggil 'Win' itu hanya mendengus dan menahan selimut agar tidak ditarik paksa oleh ibunya, Bu Dalia.

"Dalwin Belle!" Bu Dalia berseru kesal sambil menarik-narik selimut Dalwin, tapi selimut itu tak kunjung terbuka.

Dengan marah, Bu Dalia melepaskan selimut Dalwin dan melangkah keluar lalu memanggil pria jangkung yang kebetulan menunggu di luar pintu kamar Dalwin untuk membangunkan Dalwin.

"Dia tidak mau bangun. Sebaiknya kamu saja yang membangunkannya. Bibi akan menyiapkan sarapan untuk kalian."

Pria jangkung itu mengangguk, lalu masuk ke kamar Dalwin dengan senyum nakal terukir di bibirnya saat melihat Dalwin terkubur di bawah selimut sambil memegang erat sisi selimut.

Entah kenapa, ia merasa hal itu sangat lucu dan menggemaskan hingga membuat hatinya gatal untuk memeluk orang tersebut.

"Win, bangun~" Panggil pria jangkung itu sambil menarik perlahan selimut yang menutupi wajah cantik Dalwin.

Sebenarnya Dalwin sudah terbangun saat ibunya membangunkannya namun tidak berniat untuk bangun karena ingin rebahan terlebih dahulu. Namun, siapa sangka ibunya malah menggunakan trik lain untuk membangunkannya.

Wajahnya memerah ketika mendengar suara orang yang membangunkannya, tanpa sadar ia melunakkan cengkeramannya pada selimut hingga dengan sekali tarikan langsung terbuka lalu mengekspos wajahnya yang merona dan cantik.

"Kenapa kau di sini?" Dalwin memandang pria itu dengan cemberut.

"Apa kau marah padaku? Jika aku melakukan kesalahan padamu, mohon maafkan aku ya? Jangan abaikan aku." Pria jangkung yang dikenalnya dengan dingin ini ternyata pandai membujuknya.

Yah, itu berhasil melunakkan hatinya. "Dariel, apa kau tahu salahmu?" Dalwin bertanya dengan sabar meskipun dia tahu Dariel tidak akan tahu salahnya.

Dariel menggelengkan kepalanya, "Aku tidak akan tahu kalau kau tidak memberitahuku, Win."

Dia, Dalwin, dan Edward telah berteman sejak kecil. Tapi, Dalwin sangat dekat dengannya dibandingkan dengan Edward. Jadi ketika mereka tumbuh dewasa, dia dan Dalwin selalu pergi bermain bersama.

Namun berpisah ketika Dalwin secara sepihak memutuskan untuk melanjutkan studi ke luar negeri. Padahal mereka sudah berjanji untuk belajar bersama di luar negeri.

Dariel sangat kecewa dan sedih tetapi dia tidak tahu kalau Dalwin pergi belajar ke luar negeri karena dia!

Dalwin menghela nafas ringan dan tersenyum tipis, "Lupakan saja. Aku tidak mengabaikanmu. Hanya saja aku terlalu sibuk sehingga aku tidak sempat meneleponmu apalagi mengirimimu pesan WA."

Dariel tahu Dalwin berbohong. Dengan kesal ia menekan tubuh Dalwin, wajah mereka begitu dekat hingga nafas mereka saling bertemu dan mengenai wajah pihak lawan.

[END] EDZA | TRANSMIGRATION FT. SYSTEM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang