𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 41

1.9K 63 2
                                    

UPDATE LAGIII YEYEYEYEYE.

Menuju end bubu rajin update yaaa, hehe seneng ga? Kalo seneng terimakasih.

Bubu ucapin banyak terimakasih untuk kalian yang masih setia sama bubu eakk.

Udah dukung bubu selama ini, bahkan ngeramaikan cerita bubu hehe.

Menuju end mungkin ada saran dan pesan untuk bubu dari kalian silahkan taruh dikomen semua.

Lanjut? GASSS CEKIDOTTT.

HAPPY READING

•••

Tak terasa waktu begitu cepat berjalan, pagi yang indah tadi sudah digantikan oleh malam yang tak kalah indahnya. Malam ini Yerana pergi untuk mencari angin, ia sendiri tanpa Alan atau Louis yang ikut, saat ini ia ingin sendiri menenangkan pikirannya yang kacau akhir-akhir ini.

Yerana menaiki motornya, setelah melewati perdebatan singkat tadi akhirnya Yerana dapat keluar. Tempat yang akan ia tuju adalah pantai, tempat favoritnya bersama sang Mama dulu.

Perjalanan yang memakan waktu tak lama itu akhirnya Yerana sampai dipantai, memarkir motornya ditempat yang tersedia disana dan menuju pinggir pantai.

Suasana disana sepi, hanya ada beberapa orang saja mungkin karna memang ini sudah malam. Siapa juga yang akan datang malam-malam kepantai mungkin hanya Yerana dan beberapa orang saja yang memang suka suasan sejuknya pantai dimalam hari yang sepi tapi menenangkan itu.

Yerana duduk dipinggir pantai, menikmati indahnya malam dengan bintang dan bulan dilantai yang semakin membuat ketenangan dalam dirinya.

Terakhir ia pergi kepantai saat ia berumur 13 tahun bersama sang Kakek, ia jadi merindukan Kakek bram.

Dingin yang mendera tak membuat Yerana pergi dari tempat itu, malam yang semakin malam tak menyurutkan niat Yerana untuk tetap disana menikmati dinginnya malam yang begitu menggores kulit putih bak susu miliknya.

Yerana menatap bintang yang berada dilangit, satu kata yang berada dibenak Yerana, cantik. Mentapa bintang tersebut sambil tersenyum, malam ini hanya satu bintang yang terlihat tanpa ada bintang lain dilangit sana untuk malam ini.

"Apakah itu Mama? cantik sekali" ujar Yerana tiba-tiba.

Yerana sangat suka pantai, seperti sang Mama yang juga suka pantai apalagi suasana pantai dimalam hari. Sayangnya sang Mama yang sudah tiada tak lagi dapat Yerana rasakan pergi bersamanya kepantai.

Saat asik melihat langit sambil membatin betapa indahnya langit, sampai ia berdiri dan berjalan menyusuri pinggir pantai sambil menikmati angin malam yang begitu menyejukkan baginya.

Saat asik berjalan tak sengaja ia malah menabrak seorang pria dengan keadaan yang basah kuyup dan cukup kacau ditambah mata pria yang sepertinya sudah berumur itu tampak baru saja menangis.

bruk

"Maaf" ujar Yerana, pria tersebut hanya mengangguk saja sambil menunduk tak mau melihat Yerana.

Yerana pun heran, ia memegang pundak pria asing tersebut membuat pria asing tersebut mengangkat wajahnya untuk melihatnya. Yerana terkejut saat melihat siapa pria asing tersebut.

"Papa?" ujar lirih Yerana.

Pria tersebut yang mendengar ucapan lirih Yerana, pun terkejut menatap mata Yerana yang saat ini juga menatapnya terkejut.

"Rara? Itu kau?" ujar pria asing tersebut dan langsung memeluk erat Yerana, menghiraukan tubuhnya yang basah kuyup.

Pria asing tersebut adalah, Satrio Delanga. Ayah kandung Yerana begitupun Alan juga Louis. Iyaa Satrio Delanga adalah ayah mereka, yang dulu begitu bejatnya menelantarkan anak kandungnya sendiri demi anak tirinya yang bahkan begitu munafik seperti iblis membuat ia begitu menyesal telah menelantarkan anaknya.

ALGARVE 【𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠】 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang