𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 44

2K 58 0
                                    

HELLO SEMUAA, SELAMAT MALAM. BAGAIMANA KABAR KALIAN SEMUA? BAIK? ALHAMDULILLAH.

AKHIRNYA BUBU UPDATE LAGIII, SETELAH DISIBUKKAN TUGAS YANG AMAT MENUMPUK AKHIR BUBU ADA WAKTU BUAT NULIS LAGI.

JANGAN LUPA JEJAKNYA SEMUA.

LANJUT TIDAA? APAKAH SUDAH TAK SABAR MELIHAT KELANJUTAN CERITA INI?

TYPO BERTEBARAN, DAN KATA KASAR, BAKU DAN NON BAKU DISATUKAN MOHON MAKLUM DAN MENGERTI.

HAPPY READING

•••

Yerana Sudah berada dimansion milik Satrio sejak kejadian dua hari yang lalu, ponsel miliknya yang disita oleh Satrio membuat ia tak dapat menghubungi Alan maupun Lousi.

Terakhir yang ia lihat Alan yang dipukul oleh anak buah sang Papa, awalnya ia ingin menolong Alan tapi ditahan Satrio.

Sekarang Yerana tak tahu bagaimana keadaan Alan dan Louis, ia ingin menelpon Alan juga Lousi tapi karena hpnya yang disita ia tak dapat menghubungi mereka.

Ingin meminta ponselnya, tapi Satrio yang melarang anggap saja Satrio ingin balas dendam pada kedua putranya. Bagi Satrio sejak awal memang ia tak berniat membawa Louis serta Satrio kembali.

Karna memang hanya Yerana ingin sekali ia bawa kembali kedalam pelukannya, agak saja ia memang jahat pada kedua putranya tapi ini lah dirinya, yang egois,emosian,keras kepala dan penuh tipu muslihat.

Saat Yerana yang sedang duduk di sofa ruang tamu dengan sang Papa yang asik membaca dokumen pekerjaan, sejak Yerana berada dimansion miliknya Satrio jadi tak ingin pergi bekerja dan sudah dua hari ini ia mengerjakan pekerjaan miliknya dari rumah.

"Pa, bagaimana keadaan bang El dan Lui?" tanya Yerana.

"Mereka baik-baik saja" jawab singkat Satrio.

"Pa! Aku ingin menemui mereka, izinkan aku menemui mereka atau menghubungi mereka" seru Yerana kesal karna jawaban Satrio yang seperti tak menyakinkan.

Satrio pun menghelakan nafasnya, lalu memandang Yerana dan membawanya ke pelukan hangatnya.

"Rara dengarkan Papa, Alan sekarang dirawat dirumah sakit. Maafkan anak buah papa yang membuat abangmu seperti itu, tapi ia baik-baik saja kau tenang saja. Papa hanya ingin memberikan sedikit hukuman untuk Alan karna tindakkan kasarnya padamu kemarin."

"Untuk Lui ia sedang menemani Alan dirumah sakit, kondisi Alan pun tidak ada yang parah hanya lengangnya saja yang patah" jelas Satrio sambil mengecup singkat kening Yerana.

"Papa! Lengan bang El patah bagaimana bisa disebut hanya? Aku ingin menemui bang El" kekeh Yerana dan melepaskan pelukannya dengan sang Papa.

Yerana pun berdiri dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap menemui Alan, tapi berkata sang papa membuat Yerana menegang dan menghentikan langkahnya.

"Jika kamu menemui El, maka jangan harap kamu menemuinya dengan keadaan hidup" ujar datar Satrio.

"PAPA!" marah Yerana.

"Apa? Rara, Papa bukannya melarang kamu menemui Alan. Tapi untuk saat ini memang kamu belum bisa menemui mereka, tolong dengarkan Papa kali ini saja."

"Alan dan Lui baik-baik saja, mereka ada yang menjaga yaitu Riel dan juga anak buah Papa juga berada disana. Mereka aman, dan kamu untuk sementara disini dulu, setelah keadaan aman kita akan menemui mereka. Maafkan Papa oke, ini semua demi kita" ujar Satrio, berjalan menuju Yerana yang saat ini terdiam menatapnya. Membawa tubuh Yerana kedalam rengkuhannya, memeluk Yerana erat.

"Sebenarnya ada apa Papa?" tanya Yerana.

Satrio hanya tersenyum, mengecup kening Yerana singkat.

"Setelah semua selesai, kamu akan tahu."

•••

Disisi lain, tepatnya dirumah sakit tempat dirawatnya Alan setelah ia dipukul habis oleh anak buah Satrio kemarin.

Ruang rawat Alan yang ramai diisi oleh Algarve dkk, setelah Louis menghubungi Algarve untuk datang membantu membawa Alan yang pada saat itu sekarat.

"Lan, jadi lo bisa cerita kan apa yang sebenarnya terjadi? Gw emang udah lama kenal sama lo, tapi untuk keluarga lo maaf, lo terlalu menutup semuanya" ujar Algarve, meminta penjelasan dengan apa yang sebenarnya terjadi diantara Alan dan Yerana. Bagaimana bisa Alan tergeletak tak berdaya, dan apa yang sebenarnya terjadi disini.

Alan pun mulai menceritakan semuanya tentang keluarga dan tentang Damara yang beberapa waktu lalu juga menjadi murid baru di sekolahnya juga tentang dulu ia yang dipisahkan dari adik-adiknya terutama Yerana dipisahkan darinya sejak kecil.

Dan semua itu karna Damara, yang membuat ia kehilangan sosok orang tua didalam hidupnya disaat ia yang masih sangat membutuhkan sosok orang tua yang menjadi pendidiknya, bahkan ia juga dipisahkan dari Yerana dan Lousi sejak lama, terutama ia yang diberi obat hilang ingatan agar melupakan Yerana dan Louis sang adik.

Dimana kedatang Satrio juga, yang membawa Yerana. Ia tak tahu sekarang dimana Yerana berada, ponsel Yerana yang mati, bahkan Riel yang notabenya adalah asisten sekaligus pengawal Yerana tak dapat melacak keberadaan Yerana.

"Intinya gw minta bantuan kalian buat cari Rara, gw gatau lagi harus nyari dimana adek gw. Tolong, gw sangat minta tolong sama kalian buat cari dimana Yerana berada." ujar Alan memohon kepada temannya, dengan keadaannya yang saat ini ia tak mungkin dapat mencari Yerana, terlebih lengannya yang patah dan itu cukup fatal.

"Kita teman Lan, lo tenang aja kita pasti bantu kok cari dimana Yerana. Lo fokus dulu sama kesembuhan lo, pencarian Yerana biar jadi urusan kita"  ujar Pandu sambil menepuk pundak Alan pelan dan diangguki yang lainnya.

"Yang jadi masalah itu yang kita lawan adalah Tuan Delanga, penguasa bisnis yang licik. Pasti sulit buat rusak keamanan pertahanan mereka." ujar Aditya yang sejak tadi berkutat dengan laptopnya untuk merentas sistem keamanan Delanga mencari dimana keberadaan Yerana.

"Bener juga, kita harus datang ke perusahaannya langsung. Diakses dari pasti bakal susah, perusahaan gede gak mungkin keamanan sepele" jawab Panji.

"Yakin dia bakal izinin kita masuk? Gak bakal diusir setelah tahu tujuan kita disana?" tanya Haidar tenang.

"Alah bikin mikir aja lo Dar" jawab kesal Pandu.

"Yaa dipikir dari tadi kita gak mikir apa, goblok!" jawab kesal Haidar dan memukul pelan kepala Pandu.

"Kita keperusahaan Delanga, gak akan bisa kita nembus keamanan perusahaan sebesar itu apalagi pemiliknya licik" ujar Algarve mengepalkan tangannya marah karna hilangnya Yerana.

Mereka semua mengangguk setujuh, setelah itu mereka kembali menyusun rencana apa yang akan mereka lakukan nanti disana saat mereka berhadapan dengan Satrio Delanga.

Sedangkan Louis, ia hanya diam saja. Tak banyak bicara setelah hilang Yerana. Ia marah akan Satrio yang membawa sang kakak, tapi jika pun ia melawan tentu saja ia akan kalah dengan Satrio.

Yang sudah jelas dari segi kekuatan dan koneksi sudah menang Satrio, jika ia tetap melawan bisa jadi ia kalah telak. Tak ingin berlama-lama berpisah dari Yerana, Louis pun ikut serta diskusi dengan Algarve dkk untuk menjemput sang kakak dengan menemui Satrio secara langsung di perusahaannya.

TBC

JANGAN LUPA JEJAK VOTMEN DAN FOLLOWNYA YA.

TERIMAKASIH UNTUK KALIAN YANG SUDAH MAMPIR, DAN SELALU MENUNGGU BUBU UPDATE.

BUBU MINTA MAAF KALO CERITA BUBU MAKIN LAMA MAKIN GA NYAMBUNG YA? HUHU. TAPI SEMOGA KALIAN SELALU SUKAAA YAA.

BAIKLAH JAGA KESEHATAN KALIAN, DAN SEMANGATTT SELALU YAA.

PAIIPAII SEMUA, GOOD NIGHT AND SWEET DREAMS YAA.

SEE YOU NEXT PART ❤️🙏.

ALGARVE 【𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠】 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang