𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 43

2K 51 2
                                    

HALOO SEMUAA SELAMAT MALAM, BAGAIMANA KABAR KALIAN? BAIK KAN? SEMOGA SELALU BAIK YAA.

JADWAL UPDATE YANG SEHARUSNYA KEMAREN MALMING TAPI KARNA BUBU YANG TIBA-TIBA ADA URUSAN JADI TIDA BISA UPDATE.

TAPI SEKARANG BUBU UPDATE YEYEYE, JANGAN LUPA JEJAK VOTMEN DAN FOLLOWNYA OKE.

LANJUT GAK NIH? BAIKLAH CEKIDOT....

HAPPY READING

•••

Saat ini suasana ruang tamu sangat dingin, penghangat ruangan yang menyala juga tak mampu menyurutkan suasana yang entah kenapa begitu dingin begitu suram.

Yerana yang hanya mentapa sang Abang yang sendaring tadi diam mentapa dingin Satrio yang duduk diseberang sana bersamanya, sedangkan Satrio hanya membalas tatapan dingin Louis dengan  senyum teduh yang membuat dada Alan sedikit bergetar.

Alan mengalihkan tatapannya pada Satrio, lalu ia menatap Yerana. Meminta penjelasan bagaimana bisa Satrio yang menjabat menjadi ayah mereka bisa berada disini.

Dimana Yerana tau, seberapa mereka benci pada orang yang entah takdir tuhan yang salah bisa mentakdirkan bahwa lelaki didepannya ini ternyata ayah mereka, tak sudi sekali bahwa ia harus mengakui bahwa Satrio adalah ayahnya.

Yerana mengerti akan sorot tatapan sang Abang yang ingin meminta penjelasan darinya, Yerana hanya berharap Alan juga Louis mengerti dengan tujuannya membawa Satrio kesini. Ia berharap mereka dapat menerima Satrio dan mau memulai segalanya kembali.

Kehidupan yang Yerana yakini adalah kehidupan yang sangat diinginkan Louis dan Alan, sosok ayah sebagai pahlawan bagi mereka kembali disisi mereka seperti dulu.

"Bang, Rara tau Abang marah tapi tolong dengerin penjelasan Rara. Abang tau kan tujuan Rara kembali yang sebenarnya buat menyatukan keluarga kita lagi? Tolong Abang bisa menerima Papa kembali, kita mulai semua dari awal lagi. Rara minta tolong hapus segala dendam dihati Abang, Rara yakin pasti Abang juga rindu sama Papa kan?"

"Menerima dia?" tujuk Alan pada Satrio. "Kamu juga tau kan bahwa Abang dengan Louis tak akan menerima manusia brengsek seperti dia lagi? Manusia yang sudah menelantarkan anaknya sendiri hanya demi anak yang bahkan bukan darah dagingnya ." tekan Alan, mentapa tajam Yerana.

"Abang dengan Louis juga sudah tak butuh sosok ayah juga ibu dihidup kita. Bagi Abang cukup kamu dengan Louis sudah sangat cukup bagi Abang, tak perlu sosok orang tua lagi dihidup Abang. Untuk Abang sosok orang tua bagi Abang sudah tiada sejak lama, sejak mereka sudah tak pernah memperdulikan Abang."

"ABANG"

PLAKK.....

Kejadian yang begitu cepat, Yerana yang menampar Alan setelah mendengar perkataan yang cukup menyakitkan bagi orang yang mendengarnya. Satrio yang mendengar perkataan Alan tak mampu mengelak, karna kenyataan memang benar segala masalah yang ada bahkan keluarga mereka yang terpecah belah akibat dari kesalahannya sendiri.

Mungkin ia dapat dengan mudah mendapatkan kembali maaf dari Yerana, tapi tidak untuk Alan juga Lousi yang memang hatinya sudah tertutup oleh rasa dendam, marah juga benci yang tidak dapat dengan mudah menerima kembali dirinya. Satrio akui kesalahannya sudah terlalu fatal, bahkan untuk mendapat maafkan Yerana saja baginya seperti tak layak ia dapatkan.

Alan yang mendapatkan tamparan dari Yerana tak mampu menahan emosinya lagi, ia mentapa tajam Yerana. Ia tak marah pada Yerana, tapi ia marah pada Satrio. Ini semua akibat kedatangnya yang membuat ia dengan Yerana ribut seperti.

"Kamu tampar Abang?" tanya Alan mentapa Yerana dengan senyum miris, tatapan tajam itu mulai meredup sesaat. Alan menunduk lalu setelahnya ia kembali menatap Yerana dan menatapnya tajam, bukan pada Yerana tatapan itu ia layangan, tapi pada Satrio.

Alan berjalan menuju Satrio, menarik kerah baju Satrio.

"PUAS? ANDA PUAS MEMBUAT SAYA DAN ADIK SAYA BERTENGKAR KARNA ANDA? APAKAH ANDA LUPA DENGAN SEGALA KESALAHAN ANDA DULU?" teriak Alan pada Satrio, lalu memberikan pukulan dirahang Satrio.

BRAK...
BRUK...

"BANG EL" teriak Yerana karna melihat Alan yang memukul Satrio.

"DIAM!!"

"RARA KAMU LUPA?" tanya marah Alan dan mentapa Yerana tajam yang saat ini menatap Alan dengan mata berkaca-kaca, bukan ini yang Yerana mau.

Alan yang tak mendapat jawaban dari Yerana pun mencengkram erat pergelangan tangan Yerana dan kembali menatapnya tajam.

"ABANG TANYA LAGI APA KAMU LUPA? APA KAMU LUPA DENGAN APA YANG UDAH LELAKI BRENGSEK YANG KAMU BELA INI LAKUKAN DULU SAMA KAMU?" teriak marah Alan lagi, cengkraman Alan semakin erat pada tangan Yerana membuat Yerana meringis. Tapi ringisan itu tak membuat Alan melonggarkan sedikitpun cengkraman tersebut pada Yerana.

"JANGAN KASAR PADA ADIKMU" ujar Satrio lalu menghempaskan tangan Alan yang mencengkram Yerana.

Satrio memandang balik Alan dengan tajam, menyembunyikan Yerana dibelakang tubunya agar Alan tak bisa kembali menyakiti Yerana.

"Jangan pernah kamu sakiti Rara, dia adik kamu Alan" ujar Satrio menatap tajam Alan.

"ANDA JANGAN IKUT CAMPUR! ini urusan saya dengan adik saya, anda hanya orang asing disini. Lebih baik anda pergi" tekan Alan disetiap katanya.

"Baiklah jika memang kamu tidak mau menerima saya kembali tak apa, tapi Yerana akan ikut bersama saya. Ingat Yerana mau menerima saya, jika kamu tak bisa maka jangan salah saya akan membawa Yerana pergi" ujar Satrio tajam, kini tatapan sang penguasa Delanga telah kembali.

Jika Alan juga Lousi tak mau menerimanya untuk saat ini, Satrio tak apa tapi baginya. Maaf dari Yerana adalah maaf yang selalu ia tunggu, baginya jika Alan juga Louis tak bisa menerima dan membenci maka ia tak masalah, karna bagi Satrio Yerana adalah segalanya setelah mendiang istrinya.

"APA MAKSUD ANDA?" tanya marah Alan.

Satrio tak menjawab, ia menarik tangan Yerana lembut dan membawa Yerana pergi dari sana. Yerana pun menurut dan meninggalkan Alan yang mengepalkan tangannya erat karna Yerana yang tak memberontak saat diajak oleh Satrio.

Alan ingin menahan Yerana juga Satrio agar tak meninggalkan mansion terutama Yerana, tapi Alan sudah lebih dulu ditahan oleh anak buah Satrio.

Ingatlah bahwa Satrio juga bukan orang biasa, jika Alan licik maka Satrio lebih licik. Bak belut yang amat licin dan susah untuk ditangkap, Satrio Delanga penguasa dunia bisnis dan si licik berwajah tampan.

Satrio juga sudah tau bahwa semua ini akan terjadi, jika Louis serta Alan tak dapat menerimanya maka jangan harap mereka dapat bertemu Yerana, karna jika mereka tanpa mau menerimanya maka ia akan membawa Yerana ikut bersamanya sekali Yerana mau atau tidak ia akan tetap memaksa.

Saat tadi Alan mencengkram Yerana, Satrio sudah menghubungi para pengawal miliknya agar nanti menahan Alan saat ia akan membawa Yerana, beruntung Yerana tak memberontak saat ia bawa.

Alan yang ditahan pun tentu saja memberontak, dan berteriak emosi.

BRAK
KRAK
BRAK
BRUKK
DUAR
BRAK

Alan yang emosi pun memukul mereka semua, tapi tentu saja 1 vs 10 sudah pasti Alan kalah, setelah menumbangkan Alan mereka pergi begitu saja ikut menyusul sang Tuan.

Alan yang tak berdaya hanya mampu mengepalkan tangannya erat, setetes air mata mulai mengalir dari sudut matanya, ia tak ingin kehilangan Yerana.

Tak beberapa lama Alan yang tak dapat menahan sakitnya pun pingsan, terakhir yang Alan dengar adalah teriakan seseorang.

"BANG EL"


TBC

JANGAN LUPA JEJAKNYA SEMUA.

TERIMAKASIH UNTUK KALIAN YANG SUDAH MAMPIR, DAN SELALU MENUNGGU BUBU UPDATE.

JAGA KESEHATAN KALIAN OKE, SEMANGAT SELALU UNTUK KALIAN SEMUA.

GOOD NIGHT AND SWEET DREAMS YAA

SEE YOU NEXT PART ❤️🙏

ALGARVE 【𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠】 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang