36. terbongkar

3K 287 25
                                    

______________________
___________
________________
Sudah berbulan-bulan semenjak Gus Syaqil memutuskan hubungan keluarga dengan putranya sendiri. Gus Farzan menjalani kehidupannya seperti biasa dan sepertinya ia sudah ikhlas dengan keadaannya sekarang. Sementara itu Gus Farhan masih terus mencari-cari alamat rumah Rio,ia benar-benar sangat ingin memberikan pelajaran kepada Rio yang sudah membuat keluarganya hancur berantakan.

Malam ini Gus Farhan tengah sibuk bermain ponsel bersama Zayra di kamarnya.

Ting!

Tiba-tiba saja terdengar suara notifikasi dari ponsel Gus Farhan. Lelaki itu pun langsung membuka pesan dari seseorang itu. Di dalam pesan itu terdapat lokasi rumah seseorang.

Gue udah nemu rumahnya Han.

Oke gue otw

Gus Farhan yang sedang berbaring di atas ranjang pun bangun dan segera berjalan keluar dari kamar.

"Ke mana Mas?" Tanya Zayra. Gus Farhan menghentikan langkahnya karena mendengar suara istrinya.

"Aku mau keluar sebentar. Jaga diri baik-baik, kalo butuh apa-apa ngomong aja sama bibi," ucap Gus Farhan. ia berpesan seperti itu kepada Zayra karena saat ini gadis itu tengah hamil besar dan hanya tinggal hitungan hari ia akan melahirkan. Lelaki itu segera melenggang pergi dari sana.

Gus Farhan pergi ke rumah Rio memakai motor sport miliknya. Sesampainya di sana, Gus Farhan langsung mengetuk pintu rumah tersebut.
Tak lama setelahnya seorang laki-laki membuka pintu rumah tersebut, dan benar saja, itu adalah Rio.

"Hai Rio. Udah lama gak ketemu," ucap Gus Farhan tersenyum kepada Rio. Senyumnya terlihat menyeramkan.

"L-lo mau--"

"Sttt, jangan banyak tanya dulu dong. Lo gak mau nyuruh gue masuk gitu?" Gus Farhan memotong ucapan Rio begitu saja.

Rio ingin menjawab tapi niatnya urung saat Gus Farhan kembali membuka suara.

"Gak papa deh, karena lo gak nyuruh gue masuk jadi kita masuk berdua yuk." Gus Farhan menggenggam tangan Rio dan membawanya masuk. Lelaki itu kemudian menutup serta mengunci pintu rumah Rio.

"K-kenapa dikunci?" Tanya Rio. Ia sudah benar-benar ketakutan saat melihat Gus Farhan. Perlahan-lahan Rio melangkah mundur agar sedikit menjauh dari Gus Farhan.

"Kenapa Rio?lo takut? tenang aja gue gak bakal ngapa-ngapain kok." Gus Farhan terus berjalan mendekat dan semakin mendekat ke arah Rio. Rio sudah tak bisa mundur lagi karena dibelakangnya ada sofa. Kini ia sudah benar-benar terpojok.

"Gue ke sini cuma buat ngasih lo hadiah atas semua kebohongan lo waktu itu," ucap Gus Farhan tersenyum sinis. Lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan menodongkannya ke hadapan Rio.

"Lo tau ini apa?" Tanya Gus Farhan. Saat Rio ingin menjawab Gus Farhan kembali bersuara.

"Ya, ini pisau. Dan lo tau gue mau apa dengan pisau ini?" Gus Farhan tertawa kecil setelahnya. Lelaki itu menggoreskan pisau itu ke udara seolah memberikan peringatan kepada Rio.

"Lo mau bunuh gue? bukannya lo itu anak kyai. Bunuh orang itu dosa." Rio tak berani menatap wajah Gus Farhan yang terlihat menyeramkan.

Gus Farhan terkekeh mendengar ucapan Rio, "Rio Rio. Dengerin kata-kata ini, fitnah lebih kejam daripada pembunuhan. Jadi sekarang, siapa yang lebih jahat? gue, atau lo?"

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang