31. keputusan

2.8K 307 49
                                    

_____________________
___________________
__________
Gus Farzan benar-benar bingung. Di satu sisi ia tidak ingin membuat nama baik ayahnya tercoreng walaupun sebenarnya bukan ia yang melakukan hal itu, dan di sisi lain, Gus Farzan tidak mau membuat istrinya kecewa dan merasakan sakit hati. Ia ingin membuat Nazira bahagia tetapi ia juga tidak ingin melawan perintah orang tuanya.

"Apa yang kamu lakukan, itulah yang kamu pertanggung jawabkan. Sekarang kamu mau pilih yang mana Farzan?" Tanya Gus Syaqil lagi membuat Gus Farzan semakin bingung.

Gus Farzan menatap Nazira kemudian membuang napas kasar lalu beralih menatap sang ayah.

"Tidak Abi, Farzan tidak ingin berpoligami." Walau berat tapi ia terpaksa mengatakan hal ini kepada Gus Syaqil.

"Jadi kamu ingin membuat Abi malu?" Tanya Gus Syaqil. Tampak jelas dari matanya ia benar-benar kecewa dengan keputusan Gus Farzan.

"Maaf Abi, Farzan tidak bermaksud untuk membuat Abi malu, tapi Farzan hanya tidak mau menyakiti hati seorang wanita yang sangat Farzan cintai."

"Jika kamu tidak mau menyakiti hati Nazira, kenapa kamu melakukan hal seperti itu dengan Liana?"

Gus Farzan menghela napas kemudian mengembuskannya kasar, "Abi, harus berapa kali Farzan bilang. Farzan tidak pernah melakukan hal itu dengan Liana,walahi, Farzan tidak pernah dan tidak akan pernah mengambil kesucian seorang wanita dengan cara seperti itu."

"Tapi kenyataannya tidak begitu Farzan, kenyataannya adalah kamu sudah berzina dengan Liana. Apa kamu tau hukuman bagi orang yang berzina? dirajam hingga mati, sekali lagi, dirajam hingga mati!" Gus Syaqil sengaja menebalkan kalimat terakhirnya.

Gus Farzan terkekeh, "iya aku tau, tapi apa Abi juga tau, hukuman apa yang pantas didapatkan oleh seseorang yang menuduh orang lain berzina tanpa adanya bukti dan empat orang saksi mata? dicambuk sebanyak delapan puluh kali. Ingat itu!"

"PEMBANGKANG! BERANI SEKALI KAMU BERUCAP SEPERTI ITU! SEKARANG, ABI BERI DUA PILIHAN, NIKAHIN LIANA ATAU PERGI DARI SINI."

Deg!

Gus Farzan sangat terkejut saat mendengar ucapan sang ayah. Bagaimana bisa ia memilih salah satu dari pilihan tersebut? Gus Farzan dalam posisi yang benar-benar sulit.

"Mas, sudahlah, nikahi Liana. Bukankah poligami itu Sunnah? kenapa kamu tidak mau melakukannya?" Nazira mengelus lembut bahu suaminya itu.

Gus Farzan membuang napas gusar, lelaki itu menatap sendu bola mata istrinya, "membahagiakan hati seorang wanita saja aku masih belum mampu. Bagaimana bisa aku menyakiti hatinya dengan cara seperti ini? aku tau kalau poligami itu Sunnah tapi, membahagiakan dan menjaga hati seorang wanita itu harus. Bagaimana bisa aku mengutamakan yang Sunnah sedangkan yang wajib saja aku belum mampu?"

"Lalu sekarang apa mau kamu? pergi dari sini?" Tanya Gus Syaqil.

Gus Farzan terdiam beberapa saat sampai akhirnya ia memberikan jawaban.

"Abi yang memaksa Farzan untuk memilih salah satu dari pilihan itu. Maka Farzan lebih memilih pergi dari sini daripada harus berpoligami." Walaupun bibirnya terasa kaku untuk berucap demikian, namun keadaanlah yang memaksanya.

Plakk!

Tanpa disangka, satu tamparan keras mendarat mulus di pipi kanan Gus Farzan.

"DASAR ANAK DURHAKA!" Bentak Gus Syaqil. Ia benar-benar emosi mendengar keputusan putranya itu.

"LO YANG DURHAKA!" Ucapan seseorang itu berhasil membuat semua mata memusatkan perhatiannya pada satu titik.

Seseorang yang merupakan ibu kandung Gus Farzan itu berjalan mendekati suaminya.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang