45. ikatan batin

3K 303 86
                                    

____________
__________________
_________
Nazira sedang menyetir mobil sepulang dari mall setelah membeli sesuatu. Tiba-tiba saja terdengar suara deringan telpon yang berasal dari ponselnya.

"Assalamualaikum Han. Ada apa?" Tanya Nazira ketika sudah tersambung dengan Gus Farhan yang menelponnya.

"Waalaikumsalam. Ini Ra, saya udah ada di rumah, Hani udah pulang duluan tadi. Kamu bisa sekalian jemput Nayna gak? Soalnya sebentar lagi saya ada urusan," ucap Gus Farhan.

"Oh bisa kok. Ngomong-ngomong kenapa Hani pulang duluan? Dia sakit?" Tanya Nazira penasaran.

"Dia gak sakit. Nanti saya jelaskan di rumah."

"Oh oke."

****

Setelah bel pulang berbunyi. Nayna keluar dari kelasnya. Saat hendak berjalan menuju ke gerbang sekolah, dua orang remaja perempuan menghadang jalannya.

"Heh yatim! Lo mau ke mana? Bawain tas kita dulu dong sampe gerbang," ucap salah satu gadis itu yang tak lain adalah Bianca.

"Maaf, aku buru-buru." Nayna hendak melangkah pergi namun Silvi menahan tangannya.

"Mau ke mana lo? Sekarang udah gak ada Hani yang jagain lo. Jadi sekarang lo harus tunduk sama kita, atau lo mau kita sakitin hah?!" Ucap Silvi.

Nayna berusaha tetap tenang walaupun ia sangat takut, "Maaf ya. Aku gak pernah tunduk sama orang yang masih sepantaran sama aku."

"KURANG AJAR! BERANI NGELAWAN YA LO!" Bianca memukul Nayna hingga gadis cantik itu terjatuh.

"DASAR YATIM!" Silvi menginjak tangan Nayna dengan kakinya yang sudah memakai sepatu. Nayna meringis kesakitan karena Silvi menginjak tangannya begitu keras.

"Cabut Bi," ucap Silvi kemudian mereka berdua pergi meninggalkan Nayna. Dengan susah payah Nayna berdiri dan berjalan menuju gerbang sekolah. Gadis itu duduk di sebuah bangku yang berada tak jauh dari gerbang sekolah.

"Kenapa sih orang-orang jahat sama aku? Emang kenapa kalo aku yatim? Seandainya ayah masih ada nasibku pasti gak kayak gini. Ayah, orang-orang selalu merendahkan aku, aku mau ketemu ayah, aku mau ceritain semuanya sama ayah," lirih Nayna. Gadis itu kini sudah meneteskan air matanya. Kepalanya pun tertunduk.

Nayna mendongakkan kepalanya tatkala merasakan seseorang yang mengusap bahunya dengan sangat lembut.

"Anak cantik kenapa menangis?" Tanya seseorang itu. Nayna mengusap air matanya.

"Ayah?" Gumam Nayna sangat kecil namun masih bisa didengar oleh laki-laki itu yang duduk di sebelahnya.

"Apa?" Tanya laki-laki itu memastikan.

"Muka Om mirip sekali sama ayahku," ucap Nayna memperjelas. Ia tahu jika laki-laki itu bukan Gus Farhan karena Gus Farhan sudah menelponnya dan bilang jika ia tidak bisa menjemput Nayna.

"Oh ya?" Laki-laki itu tersenyum menatap Nayna.

"Kenapa aku merasa ada yang aneh saat melihat anak ini? Aku seolah-olah  memiliki ikatan dengannya," batin laki-laki itu.

"Darah?" Kaget laki-laki itu saat melihat darah di tangan Nayna. Ia segera mengambil tangan Nayna dan mengusap darah itu menggunakan sapu tangannya dengan sangat lembut.

"Ada apa nak? Kok bisa berdarah?" Tanya laki-laki itu. Nayna kembali meneteskan air mata saat mendengar pertanyaan itu, "Apa yatim itu adalah sebuah dosa Om? Kenapa orang-orang selalu menghinaku yatim? Selain itu mereka juga sering bilang kalau ayahku adalah orang yang jahat. Aku juga gak mau jadi yatim Om. Aku juga pengen punya ayah seperti teman-temanku," isak Nayna.

Diantara Gus Kembar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang